Protective

1132 Words
"Bagaimana dok dengan kandungan istri saya?" Tanya Rio pada wanita paruh baya dihadapannya dan istrinya ini. "Kandungan istri anda baik baik saja pak Mario. Tetapi karena ini adalah kehamilan pertama dan usia Nyonya Ify  masih cukup muda janinnya bisa dibilang masih rawan dan belum kuat. Banyak banyak istirahat jangan bekerja berlebihan dan mengangkat barang barang berat. Jaga pola makan dan minum s**u ibu hamil." Jelas sang dokter. "Saya ingin bertanya dok, apakah hubungan suami-istri boleh kami lakukan saat istri saya hamil muda seperti ini?" Tanya Rio tanpa ragu dan malu. Sang dokter tersenyum karena pertanyaan dari pemuda dihadapannya ini. "Hubungan suami-istri boleh saja dilakukan tetapi jangan berlebihan dan dilakukan dengan gaya gaya yang tidak membahayakan janin. Apalagi biasanya ibu hamil muda hormonnya tidak terkontrol dan lebih bernafsu atau beringinan untuk berhubungan." Jelas sang dokter yang dibenarkan Rio. Ify hanya bisa menahan wajah malunya ketika disindir oleh Rio lewat tatapan. "Iya dok saya paham. Untuk pertemuan selanjutnya kapan ya dok?" Tanya Ify mengalihkan pembicaraan. "Bulan depan diminggu ketiga dihari yang sama dan waktu yang sama." "Baik dok. Kalau begitu terimakasih." "Ya sama sama pak bu. Silahkan." Rio dan Ify pun keluar dari ruangan dokter kandungan tersebut. "Pokoknya bulan depan kakak yang bakal anterin kamu cek up begitupun sampai seterusnya." Tukas Rio tak ingin diprotes. "Aku sih gak papa kakak ikut malahan aku seneng kalo kakak nyempetin waktu untuk anterin aku periksa. Tapi apa itu gak ganggu pekerjaan kakak di kantor? Lagian periksanya juga waktu pagi menjelang siang pasti ganggu kakak." Jelas Ify. "Semua akan ke handle sayang. Walaupun aku gak kerja sehari itu gak akan buat perusahaan bangkrut. Lagian masih ada pekerja yang lain yang bisa handle semuanya. Apa gunanya sekretaris sama asisten aku kalo gitu? Ketua Devisi dan Manajer juga gak bakal ikut libur juga kayak kakak." "Yaudah deh aku ikut aja apa kata kakak." "Bagus bagus." "Sepulang dari ini kita langsung kerumah dan kamu istirahat." Putus Rio. "Iya iya." "Pokoknya kakak akan selalu awasin kamu apapun yang kamu lakukan. Jadi jangan ngelakuin apapun yang bisa buat kamu capek." "Iya kak." "Gak ada acara hang out sama temen temen kamu nanti bisa kecapekan." "Hmmm iya." "Kamu dikamar aja jangan turun turun kebawah. Kalo mau apa apa bilang sama aku, mama atau mbak." "Iya." "Kalo masalah makan bareng dimeja makan gak usah dipikirin nanti kakak yang akan bawa makanannya kekamar dan nanti kita makan bareng bareng." "Hmm." "Kalo kamu mau kasih kabar sama yang lain gak usah dipikirin biar kakak yang kabarin ke mereka semua." "..." "Kalo papa kamu nanti malem kita video call aja. Gak enak kalo aku kasih tau sendiri dia juga pasti pengen ngeliat anaknya." "..." "Keperluan kamu udah aku sediain dikamar. Tadi udah dianter pesanannya jadi kamu gak usah cari cari alasan untuk jalan jalan." "..." "Loh yang kok kamu diem aja sih? Aku kan lagi ngomong sama kamu.." Protes Rio akan diamnya Ify. "Aku denger dan faham kok semua kata kata kakak. Ya semuanya itu gak harus aku respon semualah kak. Lagian kamu itu ngomongnya panjang panjang kayak emak emak aja. Nah udah sampe ayok turun." Ujar Ify yang kemudian turun dari mobil dan memasuki rumah. “Sayang tunggu aku dong!” Panggil Rio sambil mengejar istrinya yang sudah masuk kedalam rumah. Lain dengan Rio yang sangat mengkhawatirkan Ify, Ify malah misah misuh karena merasa kesal dengan sikap berlebihan suaminya itu. "Bawel banget sih mulutnya kak Rio itu. Mulai deh protektive-nya bikin badmood aja." Baru hari pertama mereka mengetahui bahwa Ify hamil saja ocehannya sudah sepanjang rel kereta api. Bagaimana hari hari berikutnya? Ify sungguh tidak bisa membayangkan itu semua. Ify menjatuhkan dirinya kekasur empuk miliknya sejak menikah dengan Mario Haling. Matanya terasa sangat berat dan tubuhnya terasa lelah sekarang. Entah sejak kapan dirinya sudah terlelap ke alam mimpi. Rio mengangkat tubuh istrinya yang tidur sembarangan itu ke tempat yang lebih nyaman. "Mimpi indah sayang." Bisik Rio yang kemudian mengecup kening Ify dan mengelus perut datar Ify. "Kayaknya harus kasih tau ke yang lain sekarang selagi Ify masih tidur. Tapi lebih baik kasih tau gabriel dulu deh." Ujar Rio pada dirinya sendiri. Dengan segera ia mengganti pakaiannya. *** "Siang pak Gabriel." Iel yang tengah sibuk dengan laptopnya pun menatap kearah seorang pria yang dengan tak berdosanya masuk keruangannya tanpa izin dan duduk dengan gagahnya disofa merah maroonnya itu. "Ngapain lu kesini?" Tanya Gabriel ketus tanpa melihat orang yang ditanyanya karena matanya menatap kelayar laptop. "Ck. Adek ipar dateng bukannya disambut malah jutek bener. Ditanya ada apa lagi. Ya jelaslah mau jenguk kakak ipar." Balas Rio dengan senyum jahil. "Najissss. Kemana lu kemaren kemaren gua sama temen temen yang laen ajak hang out gak bisa alesannya sibuk. Sekarang pake dateng tanpa diundang lagi." Dengus Iel. "Cie elah jangan ngambek bang. Lo kan tau kalo adek ipar kesayangan lo ini emang super sibuk." Ledek Rio. "Iya sibuk ena-ena sama adek gue." Hardik Iel. "Nah itu lu tau. Ify sama gue kan lagi kejer setoran." "Ya tapi gak tiap hari juga kali yo. Lu mah saat adek gua kasih izin sebulan lalu langsung tancap gas aja. Pagi maen malem maen. Gak kenal waktu banget." Sinis Iel. "Ya walaupun begitu kan entar semuanya juga seneng." Bela Rio. "Iya nantinya. Tapi kan lonya merdeka terus." Cetus Iel. Rio terbahak mendengar penuturan kakak iparnya itu. "Ya ya lo emang bener bro tapi sekarang gue bakal tambah sibuk. Lo tau kenapa?" Tanya Rio pada Iel yang tak tahu apa apa. "Kenapa?" Sahut Iel sedikit penasaran. "Karena diantara 200-500 juta s****a yang gua keluarkan setiap main di pagi hari dan malam hari dalam sebulan ini satu sel udah berhasil menjadi seorang pejuang." Jelas Rio. "Maksud lo?" Tanya Iel takut salah menduga. Rio bangkit dari duduknya dan berdiri didepan Iel. Gabriel yang tak mengerti maksud Rio mengulurkan tangannya hanya bisa mengikuti saja dengan balas jabatan tangan Rio. "Selamat lo akan jadi uncle dari Rio Haling junior. Dan lo adalah orang yang masuk dalam 10 besar orang orang yang tau kehamilan Ify." Tukas Rio yang mendapatkan wajah terkejut dan senang Iel. "Rio Haling junior? Ify Hamil? Astaga yo, selamat yo selamat lo akan jadi ayah dari ponakan gue. Gue bakal jenguk Ify sekarang. Lo mau pulangkan? Kalo gitu kita bareng aja." Ujar Iel yang langsung mengambil kunci mobil dan ponselnya di meja kerja. "Eh.. eh.. gak boleh. Gue kesini cuma mau kasih tau lo tentang kabar bahagia ini bukan ngajakin lo buat jenguk Ify. Ify harus istirahat penuh seminggu ini. Lo bisa jenguk minggu depan sama yang lain." Cegah Rio. "Ya Allah yo itu adek gue. Masa gue gak boleh jenguk sih. Ck sok protektive banget sih lo jadi laki. Yaudah gue video call Ify aja." Gerakan Iel terhenti ketika melihat handphone adiknya yang sangat ia kenali ditangan Rio. "Orang hamil jangan keseringan pegang hape radiasinya gak baik untuk bumil." Jelas Rio. "Najis sumpah senajis najisnya laki itu lo yang beruntunganya laki dari adek gue." Umpat Iel. Rio tertawa bahagia melihat penderitaan kakak iparnya. Vote and Comment guys!! Babies Haling
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD