William Ritz

1269 Words
William Ritz anak tertua keluarga Ritz yang merupakan keluarga sangat terpandang dan sukses di negeri ini. Ketika usianya baru menginjak 17 tahun ia harus menanggung tanggung jawab sebagai ketua mafia dan sebagai pewaris keluarga Ritz setelah kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan yang diperbuat oleh pesaing keluarganya. Selain berperan sebagai pewaris bisnis keluarga Ritz ia juga harus berperan sebagai orang tua untuk adik semata wayangnya Aluna Ritz yang saat itu masih berusia 10 tahun. Ketika sang adik Aluna mengetahui jika orang tuanya meninggal membuat adik kecilnya terpuruk bahkan untuk beberapa waktu ia lebih banyak menyendiri karena ia merasa sangat kehilangan kedua orang tuanya. Terutama sang mama yang begitu dekat dengan sang adik. Dan butuh waktu buat William untuk membuat sang adik kembali seperti dulu. Di usianya yang saat itu sangat muda, William dituntut untuk bersikap lebih dewasa daripada umurnya. Karena ia berperan penting untuk mempertahankan bisnis yang sudah di bangun sang papa bangun dari nol jadi ia tak akan membiarkan bisnis ini hancur tetapi ia akan lebih memajukan bisnis sang papa hingga menjadi lebih luas dan maju lagi. Walaupun William terkenal kejam dan dingin, ia tak pernah menunjukkan ekspresi itu di depan adik semata wayangnya Aluna Ritz. Di depan Luna William selalu bersikap lembut dan hangat. Bahkan William tergolong sosok kakak yang royal pada sang adik karena ia akan memberikan apapun pada Luna. Tapi satu hal yang tak pernah William berikan pada sang adik walaupun adiknya sudah menangis kencang bahkan marah padanya. Yaitu tentang kepingan sang adik untuk hidup normal seperti remaja yang lain tanpa ada pengawal karena menurut Luna ketika ia pergi dengan banyak pengawal membuatnya dilihat aneh oleh banyak orang. Dan itu membuatnya tidak memiliki banyak teman. Ia hanya memiliki 1 teman yang bernama Dahlia karena ia merupakan anak kepala pelayan di rumah ini jadi dari kecil mereka sudah bersahabat. Tapi selain itu tak ada yang aku berteman dengan Luna karena background keluarganya. Seperti saat ini dari arah lobby ada seorang gadis perempuan yang cantik sedang berjalan dengan ekspresi marah. "Nona Luna anda harus berjalan pelan. Dan kita tidak boleh sembarangan masuk ke kantor tuan William. Saya dapat info jika tuan William sedang ada meeting penting jadi tuan William tidak bisa di ganggu," kata Rossy pengawal pribadi Luna. "Aku gak peduli pokoknya aku sekarang harus ketemu sama kak Liam dan minta penjelasan pada Kak William." Luna berjalan sambil terus mengomel. Rossy yang diberi tugas untuk melindungi adik dari bosnya hanya bisa mengikuti kemauan nonanya. Karena Rossy tahu benar bagaimana sifat nonanya yang tak suka di usik kesenangannya dan terkesan manja. Dan peristiwa hari ini benar-benar sudah membuat Luna marah besar pada tuannya. Luna pun sudah semakin mendekat menuju ruang kerja sang kakak. Dan sebelum masuk ada Veronica sekretaris sang kakak sedang berdiri dan mencegah Luna untuk masuk. "Maaf nona tidak boleh masuk. Di dalam tuan William sedang mengadakan meeting," kata Veronica mencegah. Emosi Luna bertambah karena ia tidak di perbolehkan untuk masuk ke ruang kerja sang kakak. Luna menyantap wanita yang menjadi sekretaris sang kakak. Dari awal Luna memang tidak menyukai sekretaris baru sang kakak. Karena ia tahu bagaimana type wanita seperti sekretaris sang kakak. Ia terlihat seperti jalang bagi Luna. Lihat saja cara dia berpakaian sangat tidak sopan. Ia memakai kemeja yang sangat ketat sehingga payudaranya yang besar sangat menonjol. Di tambah lagi dengan dandanannya yang menor membuatnya seperti w************n. "Aku gak peduli." Luna pun langsung masuk ke ruangan kantor sang kakak. "Kak Liam. Apa yang kakak lakuin sama Aska?" tanya Luna to the point. Saat itu William sedang mengadakan meeting dengan karyawannya ketika sang adik masuk secara tiba-tiba. "Xander kita tunda meetingnya." perintah William Tanpa banyak bicara lagi Xander pun segera meminta semua peserta rapat untuk meninggalkan ruang kerja William. "Aluna Ritz s**t down," Perintah William tegas. Walaupun William sangat menyayangi sang adik, ia juga selalu bersikap disiplin jika sang adik sudah berbuat salah. "Kenapa kamu gak nunggu kakak pulang ke rumah dan baru kamu tanya semua pertanyaan yang kamu mau tanyakan sama kakak. Apa kakak pernah ajarkan kamu untuk tidak sopan?" tanya William memandang Luna yang mulai reda emosinya. "Ok sorry. Dan aku gak mau nunggu sama kakak pulang untuk tahu apa yang kakak lakuin sama Aska," tanya Luna yang tak mau kalah. "Ok. Yang pertama kakak gak suka kamu berhubungan sama laki-laki b******k kayak dia. Karena kakak  tahu kalau dia cuma manfaatin kamu. Apalagi kakak juga udah nyelidiki jika dia selingkuh di belakang kamu. Dan kamu harus ingat kalau kakak yang akan memilihkan calon suami buat kamu nantinya," kata William tegas. "Tapi kak aku tuh udah dewasa aku bisa menentukkan apa yang baik buat aku apa yang buruk buat kamu. Aku mau menikah sama orang yang aku cintai. Jadi kakak gak bisa mengatur hidup aku," kata Luna emosi. Ketika mereka sedang berbincang tiba-tiba ada laki-laki yang tak kalah tampan seperti William masuk ke ruang kerja William. "Hai bro," sapa laki-laki itu "Ngapain kamu ke sini Sean? Aku gak punya waktu buat meladeni kamu sekarang. Jadi kalau gak ada urusan yang penting mending kamu pulang aja," kata William pada sahabatnya Sean. "Wah kayaknya ada yang lagi perang dingin nih?" kata Sean cuek. "Pokoknya kakak gak bisa atur hidup aku. Aku mau mandiri dan kakak gak boleh ikut campur sama hidup aku. Kak Sean bisa antar aku pulang. Aku lagi malas lihat wajah Kak Liam." Luna pun minta tolong dengan sahabat kakaknya itu. "Ok girl. Kita berangkat sekarang. Oya aku balik sama adik kamu dulu. Kalau sampai malam kita gak pulang berarti Luna sama aku," kata William menggoda sahabatnya. "Sean kalau sampai kamu berbuat yang aneh-aneh sama Luna, aku pastiin kamu gak akan selamat." William menatap sahabatnya Sean dengan sorot mata yang marah. "Tenang Bro. Semuanya akan baik-baik aja. Yuk Luna berangkat sekarang." Sean pun langsung mengajak adik dari sahabatnya itu pergi. Tak menunggu lama lagi Sean dan Luna sudah pergi dari ruang kerja William. Meninggalkan William yang masih memendam emosi karena tingkah adik dan sahabatnya. "s**t," Umpat William Ia tahu benar bagaimana sifat Sean. Dengan sifatnya yang ramah dan baik hati wanita manapun akan dengan sukarela menyerahkan dirinya. Sudah banyak korban wanita yang terpengaruh bujuk rayu Sean. Bagi Sean wanita hanya sebagai kesenangan belakang. Ia pun memiliki prinsip tak ingin menikah karena ia merasa dengan apa yang ia jalani sekarang sudah membuatnya bahagia. Dan William tak ingin terkena bujuk rayu Sean dan jatuh cinta padanya. Karena ia tak ingin melihat adiknya sakit hati. "Xander kamu awasi Luna dan Sean. Kalau Sean sampai berbuat yang aneh-aneh seret Luna untuk pulang ke rumah," perintah William dengan tegas. "Baik tuan," jawab Xander patuh. William berdiri dari kursi kerjanya dan ia memandang pemandangan sore itu. Dan tiba-tiba ia kembali teringat gadis yang sudah membuatnya merasakan bahagia. Pertemuan yang tidak sengaja sangat berbekas di hati William. Karena baru pertama kali ia merasakan perasaan seperti ini. Dan ia merasa bahwa wanita itulah yang akan menemaninya di sisa hidupnya. "Batalkan semua janji saya hari ini dan siapkan mobil saya. Saya mau pergi sekarang," perintah William pada Veronica sekretarisnya. "Baik tuan." Veronica sekretaria William yang seksi itu menjawab perintah bosnya. William pun segera pergi dari ruang kerjanya dan pergi ke suatu tempat dimana wanitanya berada. "Tuan apa mau turun?" tanya Xander. "Kita disini saja. Saya hanya ingin melihatnya dari sini," kata William yang sedang memperhatikan seorang wanita yang sedang tersenyum pada pelanggannya. Wanita itu adalah Eliza Zachri. Wanita yang sudah mengubah William yang dingin jadi menghangat. Entah sihir apa yang dibuat Eliza sehingga ia bisa menjadi seperti ini. "Kamu sudah periksa dan siapkan semuanya Xander?" tanya William pada orang kepercayaannya itu. "Saya sudah laksanakan semua tugas tuan. Tinggal menunggu perintah tuan dan kita bisa bertindak," jawab Xander pada bosnya. "Ok kita lakukan besok. Dan persiapkan semuanya," perintah William dengan ekspresi datarnya. "Baik tuan," jawab Xander patuh. "Wait for me baby. Tomorrow you will be the happiest woman in the world." Janji William pada Eliza. Gimana cerita ini di up lagi atau ga ya? Coment ya.... Happy reading
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD