Bab 2: Disekolah

1016 Words
Seorang gadis tengah berlari memasuki gerbang sekolah tempat gadis itu menimba ilmu. Rambut panjang yang di ikat sembarangan, tas yang menggantung di pundaknya ia pegang dengat erat.  "Aira!" gadis yang bernama Aira beehenti melangkag saat suara melengking memanggilnya dari arah belakang. Aira menoleh melihat ke dua sahabatnya tengah berlari mendekat ke arahnya. "Adit! Jasmine!" seru Aira tersenyum menatap kedua sahabatnya. "Kau lari kayak di kejar setan saja," ucap Jasmine, mengatur napasnya. Sementara Aditya sibuk dengan makanan di tangannya. "Aku hanya takut terlambat," jawab Aira sambil menepuk pundak Aditya. "Uhuk!! Aditya terbatuk. " Gila lu ya, kalau gue keselek gimana?" mata Aditya mendelik menatap Aira. "Hahahaha! Aira dan Jasmine tertawa terbahak melihat Aditya yang cemberut. " Lagian..itu perut apa tong sampah sih." "Sialan lu," gerutu Aditya. "Masuk yuk?!" Aditya dan Jasmine menganggukkan kepala, lalu mereka mengikuti langkah Aira dari belakang. "Bukk!!  Dari arah belakang seseorang sengaja menyenggol bahu Aira. Hingga Aira terhuyung ke depan, ia menoleh kebelakang dengan memegang bahunya. " May?" ucap Aira pelan, Aditya dan Jasmine membelalakan matanya ke atas saat mengetahui siapa yang selalu usil dan jahat terhadap Aira. "Upsss..sory..hahahahaha!" May tertawa sembari melirik ke dua temannya yang ikut tertawa. Aira hanya diam begitu pula Jasmine dam May. Aira sebenarnya tidak ingin berurusan dengan May, tapi terkadang May terlalu berlebihan. Ada keinginan Aira untuk membalasnya namun bela diri yang Aira kuasai tidak serta merta membuat Aira menggunakannya dengan sesuka hatinya. "Kita masuk Ra, jangab di ladenin," ucap Jasmine menarik tangan Aira melangkahkan kakinya memasuki kelas, di ikuti Aditya dari belakang. "Huuuu!" May menjulurkan lidahnya pada mereka yang tak memperdulikannya. "Sok cantik, sok pintar."  "Bagaimana kalau kita kerjain si Aira pas jam istirahat?" usul vina, matanya membulat menatap kedua temannya. "Aku setuju!" seru Jena tertawa kecil, sembari menggosokkan kedua telapak tangannya. "May..kau berulah apa lagi pada Aira?" sapa seseorang dari arah belakang. "Kakak?" ucap May menatap seorang pria berambut pirang bermata besar. "Hai kak Samuel!" Vina berjalan mendekat dan memegang lengan Samuel, kakanya May yang juga sekolah di tempat yang sama bersama Aira dan yang lain. "Ck !" Samuel berdecak, ia begidik menatap Vina. "Lepas! malu maluin," ucap Samuel ketus dan menepis tangan Vina. Lalu ia mengalihkan pandangannya lagi pada May. "Sekali lagi kau berbuat ulah aku laporkan pada Papa! ancam Samuel matanya melotot ke arah May. " Kenapa sih kak? sama adiknya sendiri kok jahat banget," sungut May. "Diam! Samuel mengarahkan telunjuknya pada wajah May. Lalu ia menatap kedua teman May bergantian, lalu ia tempelkan telunjuknya pada kening Vina dan Jena bergantian. Hingga vina dan Jena mundur selangkah ke belakang.  " Awas kalian!  ancam Samuel pada dua temannya May, setelah itu Samuel melangkahkan kakknya memasuki kelas. "Terus saja belain gadis preman itu!' May menggebrak lantai sekolah dengan kaki kanannya, karena tidak suka saat kakaknya selalu membela Aira. " Mungkin dia suka sama Aira, May?"  "Apaan sih! seru May, ia kepalkan tangannya pada Jena. " Maaf.." ucap Jena takut. "Sudah jangan ribut, kita masuk yuk?" May dan Jena mengangguk, lalu mereka berjalan memasuki kelas. *** Saat jam istirahat, kantin yang awalnya sepi tiba tiba saja menjadi berisik, karena kedatangan pria terpopuler di sekolah itu, selain memiliki wajah rupawan bak dewa yunani, dia juga anak dari pemilik sekolah itu. "Bisa diam tidak! seru Aditya menatap semua anak anak yang ada di kantin dengan mulut penuh makanan. " Huuuu!" Aditya di soraki teman sekelasnya. "Makan aja lu gendut!" ucap salah satu temannga, namun Aditya hanya diam dan cuek saja, lalu ia kembali duduk di samping Aira. "Boleh , aku duduk di sini?" Jasmine tengadahkan wajahnya menatap pria di hadapannya, ia langsung tersenyum dan berkata, "tentu saja kak Gery!"  "Centil lu Jas!" sindir Aditya. Sementara Aira terlihat cuek menyantap bakso di hadapannya. Pria terpopuler yang bernama Gery duduk di berhadapan dengan Aira, mentap Aira yang sama sekalu tidak terganggu oleh kedatangannya, "Gery.." Ia mengulurkan tangannya pada Aira. Aira yang hanya diam saja membuat Jasmine menyenggol bahu Aira. Aira menoleh ke arah Jasmine yang menunjukkan tangan Gery dengan dagunya.  "Eum?" Aira menatap tangan Gery lalu beralih menatap wajah Gery. "Aira," jawabnya tertawa kecil sambil mengunyah makanan. Gery tersenyum samar, ia turunkan tangannya kembali. Baru pertama kali ia mengajak kenalan seorang gadis, itu pun dapat respon yang tidak di harapkannya. "Kak Gery! sapa May dari arah belakang, lalu ia duduk di samping Gery di ikuti kedua temannya. Gery dan yang lain menatap May tidak suka, tapi tidak dengan Aira, ia kembali menyantap baksonya. " Apa lu liat liaf!" ucap May kasar pada Jasmine dan Aditya. "Yee..pede lu! balas Aditya, lalu menatap Jasmine menjulurkan lidahnya. Jasmine tertawa kecil menganggukkan kepala. " Awas lu ya," ancam May. "Kau bisa diam tidak?" Gery menggeser duduknya, di ikuti May dan dua temannya yang ikut bergeser duduknya lebih dekat dengan Gery. "Berisik!" Gery berdiri, lalu ia balik badan meninggalkan makanannya dan berlalj begitu saja  "Loh? Kaka mau kemana?!" tanya May, menatap punggung Gery. "Hahahahaha!" Aditya dan Jadmine tertawa terbahak bahak menatap May yang di cuekin Gery. "Brakkk!" May menggebrak meja. "Diam lu!'  Aditya dan Jasmine berhenti tertawa menatap May. Aira yang sedari tadi diam mulai riskan dengan sikap May, " hufffttt..." Aira berdiri lalu melangkahkan kakinya meninggalkan kantin. Aditya dan Jasmine langsung berdiri dan menyusul Aira. "Aira tunggu!" mereka berdua berlari mengusul Aira. Sementara May hanya bisa melongo menatal mereka bertiga.  "Awas kau Aira," gumam May. *** Menit berlalu, jam pun berganti, bel berbunyj tanda jam pelajaran telah sekesai. Aira dan dua sahabatnya berjalan menuju halaman sekolah. "Aira kau pulang dengan siapa?" tanya Jasmine. "Aku pulang sama Aditya, kita kan satu arah, ya gak Dit?" Aira menyenggol lengan Aditya. Aditya menganggukkan kepala. "Kita naik angkutan umum saja, hari ini Papa tidak menjemputku," jawab Aditya sambil mengunyah permen.  "Kalau begitu, aku duluan ya!" Jasmine membuka pintu mobil, dia sudah di jemput sopir pribadinya  "Bye! Jasmine melambaikan tangannya. " Bye!" Aditya dan Aira melambaikan tangannya ke arah Jasmine. "Yuk, kita pulang," Aira berjalan sejajar dengan Aira. "Tiiittt!" suara klakson mobil dari arah belakang, Aira dan Aditya menepi menatap mobil Ferari berwarna merah. Gery keluar dari pintu mobil mendekati Aira dan Aditya. "Aira. .bagaimana kalau ku antarkan kau pulang?" Gery menawarkan tumpangan. Aira menoleh menatap Aditya yang memajukan bibirnya, "tidak terima kasih, aku pulang bareng Aditya," jawab Aira. "Kalau begitu, kalian berdua aku antarkan pulang, bukankah kalian satu arah?" Gery berusaha mendekati Aira. Baginya sosok Aira berbeda dengan wanita lainnya. Aira menoleh lagi menatap Aditya yang tersenyum dan menganggukkan kepala, tanda ia setuju, "baiklah, kau boleh antar kami pulang," jawab Aira  Gery membukakan pintu mobil depan untuk Aira, sementara Aditya duduk di belakang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD