pertemuan tak sengaja

1077 Words
***** Echa yang begitu asyik mengobrol bersama Luna dan Tara. Tidak ada lagi yang mereka bahas selain rumpi para cewek-cewek dan juga tidak pernah ketinggalan Exsel yang menjadi topik hangat di obrolan mereka. Berwajah tampan dan memiliki multitalenta yang tidak diragukan lagi serta kemampuannya memetik senar gitar membuat tiga cewek ini tidak pernah absen membahas soal Exsel. Diantara mereka bertiga hanya Echa yang begitu fanatik nya kepada Exsel Sebastian. Bermimpi untuk bisa bersama dengan sang idola dan berharap untuk bisa menghabiskan sisa hidupnya bersama Exsel. Semua kalangan tua,muda semua menyukai sosok Exsel tapi itu hanya sebatas mengagumi tanpa harus berharap lebih kepada sang idola. Tidak terkecuali Echa yang dari dulu sejak ia pertama melihat Exsel ia sudah mulai tertarik dan saat itu juga Exsel memulai bukan sebagai pemeran utama melainkan peran pendamping di salah satu sinetron pertama yang Exsel bintangi. "Beib..!! Besok kan hari libur tuh gimana kalo kita ke lokasi syutingnya Exsel aja kayaknya seru deh. Gue mau lihat Eksel dari jarak dekat." Ucap Luna menikmati minumannya. "Boleh Juga tuh beb gue setuju banget sama sarannya luna." Balas Tara yang begitu bersemangat dengan ajakan luna. "Iya beb gue juga setuju kok. Lagian kan kita sejak Exsel memilih out dari sinetron sebelumnya belum pernah lagi melihat dia. Memang kita bisa lihat di akun instagramnya tapi tetap aja gak asyik ah kalo cuma liat fotonya." Echa melihat di sekelilingnya sepertinya ia mengenal sosok cowok dari sekumpulan cowok-cowok dari sudut tempat duduk yang tidak jauh darinya. Gilang mengadakan party kecil-kecilan bersama teman-temannya. Saat itu mereka sedang bersulang minuman saat pandangan Echa kearah Gilang. Lalu Echa pun tidak ragu untuk menghampiri sekumpulan cowok- cowok itu. Membuat Obrolan cowok-cowok tersebut terhenti saat kehadiran Echa. "Hai Mba ada yang bisa kita bantu..?? " Tanya salah satu teman gilang. "Sorry gue ganggu. Gue disini ada perlu sama dia." Menunjukan jarinya ke arah Gilang. Gilang saat itu lagi tertawa sembari membenarkan rambutnya. Gilang mengarahkan kepalanya ke arah belakang." Hei Echa..!! Lo disini juga..?." "Gue mau ngomong sama lo bentar." ucap Echa menarik tangan Gilang. Gilang pun bangkit dari tempat duduknya dan langsung berdiri. "Sorry bro gue kesana bentar ya, ntar kita lanjut lagi ngobrol-ngobrolnya. " Gilang dan Echa pun menjauh dari tempat duduknya Gilang sebelumnya. Mereka pun berhadapan. "Gue gak nyangka ternyata lo masih inget sama gue padahal kita baru aja ketemu sekali." Gilang memainkan jaketnya dan menatap Echa dengan penuh arti. "Iyalah gue masih inget. Kemaren kita kan ketemunya gak hanya satu kali tapi dua kali dalam sehari jadi gue gak mungkin lupa lah. Tapi Maaf ya sebelumnya gue ganggu waktu lo sama temen-temen loh." Echa Menggaruk kepalanya muka yang sedikit merasa bersalahnya. "Gak papa kok santai aja. Lagian kebetulan banget kan kita ketemunya disini bukan di KUA." Gilang mengeluarkan gombalannya. "Ihh apaan sih loh..!! Gue serius lang. Gak usah gombal deh." Echa pun sedikit kesal terhadap Gilang tapi dari raut wajahnya pun ia menyukai gombalan Gilang terhadapnya. "Katanya tadi mau ngomong. Ya udah ngomong aja." "Loh ngerasa gak kehilangan sesuatu..??" tanya Echa. "Maksud Loh apa ya..?? serius gue gak ngerti." Gilang sedikit bingung kalimat yang keluar dari mulutnya Echa. "Gini Loh.!! Kemaren gue nemu flashdisk, gue juga gak tau kenapa flashdisknya ada disana. ya mungkin itu nyelip di berkas-berkas gue kemaren. Kemarin berkas gue kan banyak ya mungkin saja flashdisknya nyelip. Seinget gue gak ada siapa-siapa lagi yang gue temuin kemarin selain loh kan kita tabrakan dan berkas gue juga jatuh." Echa yang begitu nyerocos membuat gilang pun hanya menatap Echa. "Gilang..!! Loh denger gak sih gue ngomong dari tadi..? " "Iya Gue denger kok." Gilang pun terus menatap Echa dan membuat Echa sedikit memerah. Tampak di wajahnya bahwa dia sangat grogi saat itu. "Kira-kira kemaren barang loh ada yang hilang gak..?" Beberapa kalimat yang dilontarkan Echa kepada Gilang namun terus saja tatapan mata Gilang tertuju padanya."Gillaaaanggg..!!!!!!" pekik Echa, sehingga orang-orang disekitarnya mengarahkan pandangan mereka mereka. "Iya..!! Kemarin gue sempet nyariin flashdisk itu tapi bingung mau nyari dimana. Ternyata ketemu sama loh, gak nyangka banget. Semua file-file penting ada di dalam situ. Echa membukakan tasnya dan mencari flashdisk kepunyaan Gilang yang nyelip di berkas-berkasnya di waktu pameran kemarin. Luna dan tara pun tampak heran. Echa sebelumnya izin untuk pergi sebentar namun belum kembali setelah 13 menit berlalu. Beberapa menit Obrolan mereka pun selesai dan Gilang,Echa pun kembali ketempat duduk mereka masing-masing. "Lang. Loh habis darimana sih sama cewek itu lama banget sih. Emang kalian ngobrol apa sih..??" Ucap Aldo bingung terhadap Gilang yang begitu lama mengobrol bersama Echa. "Gak ada apa-apa bro. Dia cuma mau balikin flashdisk gue aja yang kemarin kebawa sama dia." Gilang mengaduk-aduk air minum di dalam gelas dan minum. Obrolan kosong dan singkat namun penuh arti bagi Gilang. Echa dan Gilang pun meninggalkan cafe dan memutuskan untuk pulang. Saat didepan pintu keluar mereka pun bertemu dan Echa pun tanpa sengaja terpeleset. Laki-laki yang ia temui tadi siapa lagi kalau bukan Gilang, dengan Reflex menangkap Echa. Kemudian mereka pun bertatap-tatapan dan dengan begitu mesra Gilang memeluk Echa dengan begitu dalam. Suatu kebetulan atau disengaja saat itu mereka berbarengan keluar dari cafe tersebut. Luna dan tara terkejut melihat sahabatnya itu berpelukan sama seorang cowok yang sebelumnya mereka belum kenal. Begitu juga teman-temannya Gilang mereka hanya bengong melihat Gilang yang begitu sigap menangkap Echa dan Echa pun jatuh dipelukannya Gilang. ******* Ketika sampai di kamarnya. Echa membantingkan dirinya di atas tempat tidur. Dengan merentang kedua tangan, mata melayang menatap langit kamar. Malam itu ia selalu dibayangi dengan wajah Gilang yang tidak pernah hilang dari pikirannya. Pikiran Echa pun dibuat melayang oleh wajah Gilang. Malam itu waktunya habis untuk termenung seperti orang bodoh. Echa tidak lepas ingatannya apa yang terjadi tadi saat bersama Gilang. Sesuatu yang bergetar di tempat tidur menghancurkan lamunannya. ia merogoh tas yang berada di atas kepalanya. "Ya Lun..??" sahutnya biasa. "Jadikan beb besok kita ke lokasinya Exsel..??" Tanya Luna dari ujung panggilan. "Jadi kok." Jawab Echa singkat. "Bener ya beb gue tunggu besok di rumah gue. Bye..!!" Luna menutup Teleponnya. ***** "Cewek yang tadi siapa sih lang kok kayaknya kalian akrab banget..?? " Tanya Aldo mengambil kamera di atas mejanya dan mengambil posisi duduk diatas meja kerja Gilang. "Cewek yang mana..??" Jawab gilang sambil mensetting kameranya mengambil duduk disofa. "Itu tuh cewek yang cantik yang nyamperin kita di cafe tadi..??" Aldo melangkahkan kakinya di samping Gilang. "Oh itu..!! Namanya Echa." Menaruh kameranya diatas meja disamping sofa yang ia duduk. "Gue kenal sama dia di pameran dan dia pemenang lukisan tahun ini." Gilang menyenderkan bahunya di sofa sambil meletakan kedua tangannya di bawah kepalanya. "Cantik ya ceweknya." Aldo pun cengengesan. "Kenapa loh.?? Suka sama dia. Ntar Gua salamin." Gilang bangkit dari tempat duduk nya dan menuju pintu keluar. "Ya bukan gue tapi luh tuh. Itu maksud gua Lang."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD