Bab 1

2237 Words
Mata hitam kelam itu memandang waspada ke arah kegelapan di depannya. Dia, Henry, bisa mendengar dengan jelas langkah kaki yang mendekatinya. Langkah kaki yang terdengar pelan dan ringan, tapi entah kenapa dia malah merasa takut dan was-was.   Sudah lama sekali Henry tidak merasa takut dan was-was seperti ini, tapi untuk hari ini, dia merasakan takut karena sosok dalam kegelapan itu. Berimbas dari rasa takut,  kedua tangan Henry perlahan mengeluarkan cakar dan giginya yang tajam. Semua itu muncul dari bentuk pertahanan dirinya.   Langkah kaki itu lama-kelamaan terasa dekat dan dekat hingga akhirnya tampak sosok gadis remaja yang berjalan pelan. Gadis itu menggunakan gaun putih yang ditutupi tudung merah. Setiap langkah gadis itu dia selalu menunduk dan hal itu membuat Henry tidak bisa melihat wajah di balik tudung itu.   Gadis itu menghentikan langkah kakinya, perlahan namun pasti kepala itu sedikit terangkat dan berucap, “Serigala penuh dendam.” Senyum itu terlihat sangat mengerikan dari balik tudung yang dipakainya.   Henry semakin waspada setelah mendengar suara gadis yang terdengar sangat menakutkan itu. “Apa yang kau inginkan?” desis Henry masih dengan sikap waspadanya karena aura jahat itu keluar dari tubuh gadis itu.   Kepala itu terangkat sepenuhnya dan Henry dapat melihat wajah pucat sang gadis. Sesuatu yang ada di balik tubuhnya dia perlihatkan dan sebuah kapak besar terlihat. Kapak yang di kedua sisinya tajam dan bisa menebas apa saja dengan cepat.   “Apa yang kau inginkan?!” tanya Henry sekali lagi.   Gadis itu malah tertawa terbahak-bahak. “Yang ku inginkan?” gadis itu tampak menimang-nimang kapaknya sebelum kembali berucap, “Memberimu sebuah takdir!”   Entah bagaimana gadis itu bergerak sangat cepat dan sudah menyayat bagian kiri d**a Henry, di mana jantungnya berada. Darahnya keluar dengan deras dan perlahan namun pasti, Henry merasa sesak napas. Tubuhnya lemas seketika dan saat itu juga dia tidak bisa berbuat apa-apa selain memandangi gadis tadi yang perlahan menghilang di telan kabut.   Gelap menghantuinya namun Henry mencoba membuat dirinya terjaga dan saat matanya kembali terbuka, dia mendapati dirinya berada di dalam kamarnya. Kamar dengan nuansa gelap yang pekat dan hanya ada penerangan dari lampu tidurnya.   Sadar akan posisinya ada di dalam kamar membuat Henry memegangi d**a sebelah kirinya di mana jantungnya berada. Di sana terasa sakit dan Henry tidak tahu kenapa. Apa ini karena mimpi tadi? Ya mimpi, Henry sangat sadar jika dia baru saja bermimpi dan efek mimpi itu membuat keringat membanjiri sekujur tubuhnya.   Henry mengambil napas panjang. Mimpi itu terlalu nyata, terlalu nyata mala karena  rasa sakit di dadanya masih terasa. Rasa kapak saat menggores dadanya dan darah keluar membanjiri tanah benar-benar terasa nyata bagi Henry.   Entah bagaimana Henry merasa mimpinya ini bukan sekedar mimpi karena merasakan rasa sakit dan sakitnya masih terasa sampai dia bangun seperti ini. Henry bingung dengan mimpi yang baru saja dia alami. Seharusnya dia tidak begitu takut dengan sosok gadis di mimpinya, dia hanyalah gadis dengan kapak dan kenapa bisa tubuhnya bereaksi lain.   Keringat yang membanjiri tubuhnya membuat Henry memaksakan dirinya bangun dari tempat tidur. Dia kemudian melepaskan kaos yang melekat di badannya. Pandangannya terarah ke jendela yang tertutup korden hitamnya. Henry melangkahkan kakinya mendekati jendela dan menyingkap korden yang menghalangi.   Gelap dan sunyi, di luar jendela tidak ada kehidupan sama sekali tapi matanya yang tajam membuat Henry bisa melihat dua anggota packnya tengah berjaga di halaman mansionnya. Henry menutup kembali korden itu dan memilih untuk duduk di singel sofanya.   Dia tidak bisa kembali tidur karena mimpi itu ternyata cukup mengganggu pikirannya. Gadis dengan tudung merah dan membawa kapak, entah kenapa Henry mengingat sesuatu yang Henry belum yakin benar. Mimpi hanyalah bunga tidur, tidak seharusnya Henry memikirkan mimpi seperti ini.   Tanpa sadar, Henry jatuh tertidur di sofa dan dia kembali bermimpi melihat sosok yang sama. Namun kali ini Henry hanya melihat sosok itu dari jauh. Sosok itu emandanginya dengan senyum yang entah kenapa menciptakan rasa ngeri bagi Henry.   Untuk kedua kalinya mata Henry terbuka dengan waspada. Cahaya yang terlalu menyilaukan sontak membuat Henry menutup matanya. Begitu Henry membuka matanya lagi, matanya bergulir memandangi arah datangnya sinar yang ternyata berasal dari celah korden yang tidak ditutupnya dengan benar.   Henry tidak menyangka jika dia kembali tertidur dan malah kembali bermimpi tentang gadis aneh itu. Mimpi yang kedua terasa lebih singkat tapi saat dia terbangun, pagi ternyata menyambutnya.   Dalam satu malam memimpikan sosok yang sama, Henry tak mengerti kenapa hal itu bisa terjadi, apalagi mimpinya itu memiliki dampak yang nyata. Dadanya yang terasa sakit dan rasa takut yang sudah lama dia tidak rasakan itu adalah dampaknya.   Ini jelas sebuah keanehan yang tidak bisa Henry simpan untuk dirinya sendiri. Dan hanya satu yang bisa menjawab keresahan hatinya saat ini, dia adalah Smith. Smith adalah tetua di packnya dan Smithlah yang melantiknya menjadi Alpha saat usianya masih sangat muda dulu. Karena hidup sudah cukup lama, pengetahuan Smith cukup luas dalam menyangkut hal tak masuk diakal seperti ini.   Henry akhirnya memanggil Smith untuk menghadap ke ruang kerjanya. Baru pertama kali Henry merasa terbebani akan satu mimpi dan baru pertama kali juga Henry takut akan mimpinya. Seakan ada pesan tersembunyi yang ada dalam mimpinya.   Cukup lama Henry menunggu kedatangan Smith. Smith pria paruh baya itu pun akhirnya datang. Ini adalah pertemuan Henry dan Smith yang terjadi setelah berbulan-bulan lamanya mereka tidak saling melihat satu sama lain.   Smith memberi hormat ke pada sosok Henry dan berucap, “Hormat saya menghadap Alpha.”   Setelah memberi hormat Smith menunggu Henry membuka suaranya perihal maksud Henry sampai memanggilnya hari ini.     Tampak Henry terdiam dengan kerutan di dahinya, dia berpikir keras seakan menimbang-nimbang sesuatu sebelum kemudian dia menghela napas dan berucap, “Ada sesuatu yang mengganjel pikiranku,” jedanya yang pada saat itu juga memandang ke arah sosok Smith yang diam dengan wajah serius menunggu Henry melanjutkan ucapannya.   Akhirnya Henry menceritakan mimpinya, mimpi yang menghantuinya dari semalam. Tampak Smith melebarkan matanya mendengar cerita dari Henry yang membuat Henry penasaran, apa maksud dari mimpinya yang sampai-sampai membuat Smith tampak kaget.   Smith tahu bagaimana tabiat Henry, Henry bukan tipe orang yang akan berbohong untuk hal seperti ini apalagi dengan masa lalunya yang kelam membuat Henry tidak akan berbohong prihal mimpi yang penting seperti ini.   “Apa Alpha ingat tentang takdir yang saya ceritakan saat melantik Anda dulu?” tanya Smith.   Sebenarnya Henry tidak peduli dengan cerita itu, bahkan dia tidak pernah mengingatnya lagi, tapi saat Smith menanyakan hal itu, Henry jadi mengingatnya. Henry juga teringat jika tadi malam dia juga sempat berpikir bahwa gadis yang ditemuinya itu mirip dengan gambaran sosok gadis tudung merah yang ada di dongeng-dongeng pengantar tidur anak manusia.   “Ya,” jawab Henry singkat dengan wajahnya yang serius memandangi Smith.   “Saya rasa Anda adalah Alpha yang terpilih dalam ramalan itu dan Anda akan menjadi pasangan titisan gadis tudung merah.”   Tubuh Henry menegang tak percaya dengan apa yang dia dengar. "Jadi mimpi sialan itu pertanda aku adalah Alpha yang terpilih?!" Suara Henry menggema memenuhi ruang kerjanya, dia tidak bisa menyembunyikan amarahnya karena mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Smith.   "Saya tidak tahu jelasnya bagaimana, tapi entah bagaimana keyakinan saya cukup kuat akan hal ini. Saya yakin jika Anda adalah Alpha yang terpilih," ulang Smith untuk meyakinkan Henry akan ucapannya.   "Itu hanyalah cerita konyol yang diturunkan pada setiap Alpha," kata Henry pada akhirnya yang mencoba menyangkal ucapan Smith. Henry ingat jelas bagaimana Smith menceritakannya hal itu saat dia baru di lantai menjadi Alpha saat usianya baru 17 tahun, dan saat itu dia hanya menanggapinya angin lalu.   “Ada satu tanda lagi,” ucap Smith cepat. “Dikatakan bahwa akan ada bulan merah yang mengikuti tanda itu, tanda kedua yang hanya akan dilihat oleh semua manusia serigala.”   “Kapan tanda itu akan datang?” tanya Henry penasaran.   “Saya tidak tahu jelas, tapi sepertinya tidak akan lama lagi,” ucap Smith karena tidak ada penjelasan pasti akan kapan tanda kedua akan keluar, tapi dia yakin tanda itu tidak akan lama lagi muncul.   “Jadi, jika tanda kedua tidak datang dalam waktu dekat, mimpiku tadi hanyalah bunga tidur?”   Smith mengangguk tapi dia kemudian berucap, “Tapi jika tanda kedua datang mau tidak mau Anda harus segera mencari keberadaan titisan tudung merah. Semakin lama Anda mendapatkannya, pack lain bisa saja mengambil kesempatan untuk mendapatkan titisan gadis tudung merah dan menjadikannya senjata untuk menghancurkan kita.” Smith memperingati Henry karena bagaimana pun juga dengan keberadaan titisan tudung merah ada di pack mereka adalah keberuntungan bagi mereka, apalagi jika titisan itu sampai menyukai Henry dan menyerahkan sepenuh hatinya, maka semua pack akan mengakui mereka sebagai pack penguasa.   Henry mendesis tak senang. Apakah Smith ingin menakutinya? Bagaimana bisa lima pack serigala yang besar bisa musnah oleh keturunan si tudung merah. Walau begitu Henry penasaran dengan kata-kata Smith. Henry pun bertanya, “Bagaimana bisa mereka akan tahu keberadaan titisan si tudung merah padahal hanya aku yang mengetahuinya?”   “Aura yang dikeluarkan akan menarik manusia serigala lainnya, itu jika Anda tidak menemukannya dalam waktu lama. Jadi, sebelum auranya bisa menarik manusia serigala lainnya, Anda harus menemukannya.” Ini adalah hal umum yang Smith ketahui tentang titisan gadis tudung merah. Sama sepertinya pack yang lain pun juga akan menceritakan hal yang sama secara turun temurun pada setiap Alpha.   "Lalu apakah sosok titisan tudung merah adalah manusia serigala juga?" tanya Henry dengan matanya memincing menyelidik menatap Smith.   Lelaki paruh baya tersebut sedikit berdaham sebelum menggeleng. "Dia titisan si tudung merah jadi...." terlihat Henry memejamkan matanya sambil kembali meringis. "Dia murni manusia yang pilih oleh Moon Goddess untuk menghukum kaum kita."   Henry menipiskan bibirnya, rahangnya seketika mengeras mendengarnya. Oh Tuhan, dia makhluk terkutuk dan sekali lagi dia terkutuk dengan memiliki pasangan seorang manusia. Sebuah kesialan baginya sampai memiliki pasangan seorang manusia. Dia sudah cukup bersabar hidup di tengah manusia yang tak ubah seperti iblis dan sekarang dia bisa saja memiliki pasangan seumur hidup yang seorang manusia.   Satu hal juga yang akan membuat Henry sial, jika tanda kedua itu datang dan dia benar-benar Alpha yang terpilih, maka tidak ada pilihan yang lain baginya.   Satu gerakan tangan Henry menjadi tanda bagi Smith untuk undur diri. Sepeninggal Smith, Henry bangun dari duduknya. Sebelah tangannya yang terkepal dengan gerakan cepat memukul meja kerja di depannya. Dia memukul meja itu dengan semua kekuatannya dan nasib meja itu seketika terbelah.   Perasaannya saat ini kacau dan Henry butuh menenangkan dirinya jika dia sudah seperti ini. Mungkin dia bisa meminta William yang merupakan Betanya untuk pergi bersama mengelilingi wilayah hutan packnya untuk berburu rogue-rogue liar untuk bersenang-senang.   Dari ruang kerjanya Henry berjalan menuju bagian belakang bangunan kedua mansionnya. Area latihan khusus yang Henry buat tepat di belakang bangunan yang biasa digunakan untuk anggota packnya melakukan pertemuan. Untuk mengakses ke ruang latihan tersebut, bisa dilalui dari pintu belakang bangunan utama mansion atau dari pintu bangunan kedua mansion. Bangunan kedua dan pertama memiliki penghubung sehingga akan mudah bagi Henry untuk pergi ke pertemuan itu dan hanya Henry dan orang-orang tertentu yang memiliki aksesnya karena terhubung dengan ruang kerja pribadi Henry.   Setibanya di arena latihan, Henry akhirnya menemukan sosok William.   “Ingin bersenang-senang?” Suara Henry yang terdengar membuat William menghentikan kegiatannya.   William menoleh dan memandangi Henry yang tampak berbeda. Aroma amis yang tercium membuat William sadar jika tangan kanan Henry mengeluarkan darah. Luka itu idak parah, tapi cukup membuat William penasaran. Apa yang membuat Henry sampai terluka?   “Boleh,” jawab William pada akhirnya. William pun segera bersiap untuk menyiapkan keperluan mereka untuk pergi. Helikopter adalah salah satu akomodasi yang sering dipakai oleh Henry untuk berpegian dengan lebih cepat meninjau wilayah packnya. Tanpa perlu diperintah, William akan segera menyuruh pengurus mansion untuk menyiapkan helikopter  yang akan mereka gunakan.   Tidak hanya William yang bersiap-siap, Henry pun langsung bersiap-siap. Dan selama itu, luka di tangan Henry perlahan sembuh. Henry terlihat sudah sangat tidak sabar untuk melakukan pertarungan dengan rogue yang mungkin ditemuinya. Sudah cukup lama dia tidak merasakan sensasi bertarung.   Helikopter yang akan Henry gunakan untuk pergi ke hutan barat wilayah packnya itu akhirnya sudah selesai di siapkan. Henry pun bergegas masuk ke bagian pilot karena dia sudah handal dalam menerbangi helikopter. William yang duduk di samping Henry sekali lagi merasakan jika Herny benar-benar berbeda hari ini.   “Aku sudah lama mengenalmu, aku yakin sesuatu telah terjadi,” ucap William tiba-tiba.   “Aku hanya suntuk,” jawab Henry asal dan bersiap-siap untuk menerbangkan helikopternya.   “Selalu mengelak.”   Dengusan kesal Henry berikan. Dia kemudian memilih untuk fokus take of dan mulai menerbangkan helikopternya meninggalkan heliped. Setelah cukup lama berada di atas udara Henry membuka percakapan, “Sekarang setelah menemukan matemu, kau menjadi cerewet seperti ini.”   “Dari dulu aku selalu memperudlikanmu,” jawab William yang tidak terima bahwa dia yang seperti ini adalah buah dari dia telah menemukan matenya. Dia dan Henry sudah mengenal sejak kecil dan akrab sampai sekarang karena dia merupakan Bate. Dia bahkan meninggalkan matenya dua hari hanya karena Henry.   Henry terkekeh dan berucap, “Aku tersanjung dengan ucapanmu.”   Helikopter yang di piloti Henry akhirnya sampai dipintu masuk hutan bagian barat wilayahnya. Helikopternya akan terparkir di satu halaman rumah cukup besar yang memang sudah dia siapkan.   Keluar dari helikopternya, Henry tidak akan langsung berubah menjadi serigala. Dia akan berjalan cukup jauh sebelum dia mengubah wujudnya menjadi serigala. Begitu berubah, Henry langsung menuju perbatasan hutan yang sudah dicurigainya   Rasa haus akan darah membuat Henry tidak sabar untuk bertarung, apalagi sekarang tubuhnya dalam keadaan paling prima. Henry benar-benar lepas kendali, dia tampak seperti monster pembunuh. Dia mengejar apa saja yang bisa dikejar dan dibunuh, sampai-sampai William terpaku di tempatnya memandangi Henry yang jauh di sana. Apa yang sebenarnya tengah di alami oleh Henry hingga dia tampak seperti itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD