Bab 3

1446 Words
Saat mengatakan akan pergi mencarinya sekarang, Henry benar-benar melakukannya. Dia bergegas membersihkan dirinya dan memikirkan tempat-tempat mana saja yang akan dia datangi. Untuk beberapa saat sebelum kembali bekerja nantinya Henry akan menelusuri seluruh kota. Tidak ada cara lain yang bisa Henry lakukan untuk saat ini selain dia yang turun tangan karena dalam waktu ini hanya Henry yang bisa mengetahui keberadaan gadis itu.  Entah gadis itu ada di belahan bumi mana Henry tidak tahu, tapi jika sampai gadis itu tidak kunjung di temukannya Henry akan menyebarkan seluruh anak buahnya untuk mencari gadis itu, jika perlu di seluruh penghujung dunia. Tapi, itu jika Henry benar-benar tidak menemukannya dalam waktu dekat, entah kapan aura gadis itu akan menarik serigala lainnya tidak ada penjelasannya.  Lokasi utama yang dutuju Henry adalah pusat perbelanjaan karena dipikirannya gadis mana yang tidak akan pergi berbelanja. Walau Henry tahu bahwa apa yang dia lakukan ini bisa tidak membuahkan hasil tapi jika dia hanya diam sambil berpangku tangan, gadis titisan tudung merah itu tidak akan datang menemuinya dan menyerahkan dirinya.  Manusia serigala akan sadar keberadaan matenya walau berjarak cukup jauh, berbekal hal itu Henry akan mencoba merasakan keberadaan matenya, ah dia tidak harus menyebutkan gadis titisan itu sebagai matenya karena Henry seumur hidupnya tidak ingin mengakui gadis itu sebagai pasangannya.  Pusat perbelanjaan seperti namanya penuh dengan gadis-gadis yang berbelanja, mereka benar-benar berisik apalagi dengan kebiasaannya bergosip sambil berjalan, tidak menyadari tempatnya di mana. Henry sudah memutuskan untuk mengelilingi tempat ini. Dia akan menyusuri lantai demi lantai pusat perbelanjaan dan akan menunggu selama beberapa saat di salah satu restoran yang dekat dengan pintu masuk.  Pusat perbelanjaan ini sudah sering Henry datangi tapi baru kali ini dia sampai harus memeriksa setiap lantainya untuk merasakan kehadiran gadis itu. Banyak toko-toko barang mewah di sini itu yang membuat pusat perbelanjaan ini menjadi pusat perbelanjaan yang akan menjadi tujuan orang-orang. Sudah setengah jam Henry gunakan untuk berkeliling-liling pusat perbelanjaan dan dia sama sekali tidak merasakan kehadiran gadis itu.  Seperti rencananya di awal, Henry memutuskan untuk diam di salah satu restoran  yang ada di dekat pintu masuk. Dari sini dia mencoba merasakan kehadiran gadis itu, jika beruntung maka Henry akan merasakannya. Tapi, sepertinya dia tidak beruntung karena sudah setengah jam lamanya juga Henry tidak menerasakannya. Akan sayang jika Henry memutuskan untuk pergi, dia ingin menunggu lebih lama di sini karena dipikirannya, gadis mana yang tidak tertarik dengan pergi berbelanja.  Sudah dua jam Henry menunggu dan sudah berapa kopi yang dia tenggak dan gadis itu tidak kunjung Henry rasakan kehadirannya. Tidak ada pilihan lain bagi Henry selain mencari di tempat lain. Tapi karena hari sudah beranjak sore sepertinya akan bagus bagi Henry mencari gadis itu di jalan-jalan utama di kota ini.  Mobil yang Henry gunakan dia diami di pusat perbelanjaan itu dan akan mengambilnya setelah dia puas mencari di jalan. Sekarang dia akan menggunakan kendaraan umum dan juga berjalan kaki menyusuri jalan utama dan alun-alun kota.  Henry tidak menyangka akan banyak orang yang menggunakan bus hari ini, tapi dia juga tidak merasakan aroma gadis itu aneh itu saat di tempat ramai ini. Terlalu dini bagi Henry untuk menyerah walau dia tidak suka dengan kenyataan dirinya yang diperbudak takdir  Jika bukan demi packnya, Henry tidak akan melakukan hal ini. Di dalam bus sekalipun tidak membuat Henry lengah, dia mencoba memfokuskan dirinya, melihat ke arah luar siapa tahu dia bisa mencium keberadaan gadis itu tapi sampai pemberhentian bus di dekat alun-alun kota Henry tidak merasakannya.  Pemberhentian di alun-alun menjadi tujuan Henry dia akan mencari keberadaan gadis itu di sini. Alun-alun yang penuh dengan manusia yang berlalu-lalang, berbagai macam kegiatan mereka lakukan di sini.  Tempat yang di datangi kali ini ramai sekali dan Henry merasa tidak nyaman akan hal itu. Henry benci keramaian yang berlebihan seperti ini, sama dengan halnya tentang club malam. Tapi tidak ada alasan bagi Henry untuk tidak mencarinya ke sana karena tempat itu adalah salah satu tempat yang memungkinkan.  Jika satu kota sudah Henry telusuri dan tidak menemukan keberadaan gadis itu, entah Henry harus bagaimana lagi, mencarinya ke kota lainpun Henry tidak yakin akan hasilnya. Dunia ini terlalu luas untuk dia jelajahi dan dengan menunggu aura gadis itu dirasakan oleh serigala lainnya, kemungkinan untuk mendapatkannya lebih dahulupun sulit, kecuali mau tidak mau Henry harus melakukan ini, menyusuri kota.  Dari sore hingga malam akhirnya datang Henry tidak mencium aroma gadis itu. Malam baru datang dan Henry memilih untuk mencari gadis itu sekali lagi di jalan. Kali ini Henry berjalan-jalan menyusuri jalanan kota yang ramai. Awalnya dia berjalan hingga seakan tidak menemukan titik terang dan memutuskan untuk menaiki bus lagi. Dia mengelilingi tempat yang belum dia datangi dengan menggunakan bus.  Sama seperti sore tadi Henry tidak mendapatkan hasil. Jadilah dia kembali ke pusat perbelanjaan awal untuk mengambil mobilnya lagi. Sekarang dia ingin pergi ke club, mencoba peruntungan di tempat seperti itu. Malam juga sudah semakin larut dan orang-orang pasti sudah mendatangi club untuk berpesta hingga pagi buta.  Kali ini Henry akan mencoba mendatangi banyak club untuk mencari gadis itu. Henry sadar bahwa hari semakin malam dan tidak akan ada lagi pengunjung yang akan datang selain mereka yang sudah datang dari beberapa jam yang lalu dan bersenang-senang dengan teman-teman mereka.  Pilihan utama Henry adalah club paling besar dan terkenal di kota ini, dia memiliki kartu akses memasuki club ini, walau tidak suak tapi dia harus membuatnya karena keperluan pekerjaan. Henry tidak akan berdiam diri di club ini, dia hanya akan mencari di setiap sudut yang dia bisa rasakan aroma gadis itu.  Di club sebesar dan seterkenal ini Henry tidak menemukan aroma gadis itu. Saat kembali ke mobil dan akan melanjutkan pencarian ponselnya berdering membuat Henry menghentikan kegiatannya dan mengangkat panggilan itu.  “Ada apa?” tanya Henry. Henry sedikit bingung kenapa William sampai menelponnya saat larut malam seperti ini. Seharusnya William tengah bersenang-senang dengan matenya.  “Kau masih mencarinya?” tanya William akhirnya, pertanyaan ini mengganggunya sedari siang dan baru berani sekarang menanyakan ini, itupun setelah menelpon ke mansion dan orang sana mengatakan bahwa Henry tidak pulang.  “Masih memangnya kenapa?”  “Aku benar-benar tidak mengerti dengan masalahnya.”  Henry memutar bola matanya bosan. “Dan baru sekarang kau bertanya?” ucap Henry tak percaya karena William baru bertanya akan masalah ini saat sudah melewatkan berjam-jam lamanya dan saat ini bahkan hari akan berganti.  “Hey, siapa yang tak tahu tabiatmu saat sedang dalam keadaan suasana hati yang buruk? Lalat bahkan enggan untuk mendekatimu!” seru William di sebrang telpon.  “Sekarang kau di mana?”  “Aku akan pergi ke club.”  “Ingin kutemani?” tawar William karena dia tahu bahwa Henry tidak begitu suka tempat yang penuh sesak seperti itu.  “Urusi saja matemu, aku akan pergi sendiri.” Setelah mengatakan itu Henry menutup sambungan telpon.  Dia harus bergegas untuk pergi ke banyak club malam ini. Panggilan William cukup membuat Henry kehilangan waktunya, tanpa basa-basi Henry menancap gas mobilnya dengan cepat.  Dua club terkenal dan sama bagusnya Henry sudah datangi tapi dia tidak menemukan gadis itu. Pilihannya saat ini akhirnya mencari ke club yang bisa terbilang biasa saja. Dan sepertinya Henry harus mencari juga di tempat-tempat yang biasa saja karena bisa saja gadis itu bukan berasal dari tempat yang berada. Dia baru kepikiran sekarang.  Hingar bingar club membuat Henry menahan napasnya, dia mencoba menguatkan dirinya sedari tadi. Tapi keadaan club kelas menengah ke bawah memang buruk dibandingkan dua club terkenal yang dia sudah datangi di awal. Sepanjang pencariannya Henry mencoba memfokuskan dirinya.  Malam yang panjang bagi Henry, dia sudah berkeliling club secepat yang dia bisa dan sudah lima club dia datangi dan tidak mencium aroma gadis itu. Kesal dan emosi sudah tentu Henry rasakan, tapi ini masih awal pencariannya dan dia harus merasakan ini entah sampai kapan.  Karena malam akan pergi Henry memutuskan untuk menginap di salah satu hotel yang dekat dengan club rendahan terakhir yang dia kunjungi ini. Hotel yang sama biasa dengan club itu.  Henry rasanya menyesal telah menginap di sini karena saat dia memasuki kamar dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dia mendengar desahan-desahan yang cukup keras dari kamar sebelahnya. Padahal pagi akan datang beberapa jam ke depan dan kamar di sebelah sepertinya bermain tanpa kenal waktu.  Henry hanya butuh sedikit tidur untuk mengistirahatkan kepalanya yang terasa berat. Pagi-pagi nanti dia akan kembali melanjutkan pencariannya ke tempat-tempat yang belum dia cari.  Baru sebentar rasanya Henry memejamkan matanya tapi ponselnya berdering dengan nyaring membuat Henry membuka matanya dengan paksa. Ini baru jam 7 pagi dan William sudah menelponnya.  “Apa lagi?!” kata Henry tidak sabaran, dia kesal karena dini hari tadi dia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena kamar sebelah yang berisik, sekarang William menganggu tidurnya. Padahal Henry sudah memasang alarem yang akan membangunkannya jam 8, sekarang keinginannya untuk tidur sudah sirna karena ulah William.  “Ada serangan di hutan wilayah barat.”  “Kau bisa mengurusnya sendiri, tumpaskan sampai ke akar-akarnya,” jelas Henry kemudian mematikan sambungan telpon. Sekarang Henry tidak ingin pergi ke hutan dan berburu karena dia cukup lelah untuk memburu gadis yang akan menjadi kunci dari kehidupan mahluk terkutuk ini.  Kantuknya sudah sirna dan sekarang Henry akan pergi mencari keberadaan gadis itu lagi. Dia harus menemukan gadis itu, secepatnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD