apartemen Naufal

2003 Words
Diperjalanan mereka hanya diam, Kiana terdiam karena dia bingung apa yang harus dia katakan. dia juga kedinginan karena pendingin ruangan ini sangat terasa menusuk kulitnya. "mas" panggil Kiana, dia memberanikan diri untuk memanggil Naufal dia sudah tidak sanggup dengan dinginnya pendingin ruangan ini. Naufal lalu melihat Kiana yang memanggilnya, dia sedari tadi ingin berbicara tapi Kiana diam hal itulah yang membuatnya ikut terdiam karena takut mengganggu Kiana yang mungkin kini bimbang. "ada apa?" tanya Naufal. "mas, boleh pendinginnya di matiin saja?" tanya Kiana. "kamu kedinginan?" tanya Naufal dan langsung diangguki oleh Kiana. "kenapa nggak bilang dari tadi coba," ujar Naufal langsung mematikan pendingin ruangan, dia m membuka sedikit kaca mobil. suasana sehabis hujan memang terasa sejuk tapi tidak bisa dipungkiri kedinginan tersebut juga terasa menusuk kulit wanita itu. ketika rambu lalu lintas menunjukkan warna merah, Naufal menghentikan mobilnya. Naufal memanfaatkan hal itu untuk me Mengambil jaketnya yang ada di kok belakang dan langsung di berikan kepada Kiana. "ini pakai" ujar Naufal. karena tidak ada pilihan lain kini Kiana langsunh menerima jaket pemberian Naufal dan langsung memakainya. dia merasa kedinginan saat ini, dia takut saja mabok perjalanan jika di paksa. dia memang tidak tahan naik kendaraan setelah insiden dulu, apalagi naik mobil begini ada ingatan yang melintas tapi Kiana mulai mencoba mengenyahkan hal itu, dia tidak ingin mengingat masa lalu lagi.orang tuanya sudah bahagia di surga dan kini dia bertekad untuk membuat dirinya bahagia pula, agar kedua orang tuanya bisa tenang melihatnya hidup bahagia. lampu lalu lintas kini sudah berganti warna, Naufal lalu melajukan mobilnya dan menuju apartemen miliknya. *** sesampainya di apartemen kini Kiana merasa bingung, dia baru pertama kalinya datang kesana dan bahkan kini berpakaian dengan masih mengenakan baju kerjanya yang sudah bau karena seharian di pakainya untuk bekerja. satpam dan yang lain melihat Kiana dengan pandangan yang berbeda, sedangkan Naufal sebagai pemilik memang sudah terbiasa kesini, orang baru hanya heran kenapa Naufal yang bisa dikatakan orang berpunya kini bersama wanita yang bahkan tidak sebanding dengannya. "kenapa?" tanya Naufal pada Kiana. "bingung aja mas, nggak pernah yang namanya naik lift gini" jawab Kiana. "ya inget inget nanti kalau kamu mau keluar biar paham" ujar Naufal. "mas ini beneran aku disini?" tanya Kiana. "ya iyalah, lah emang kamu mau kemana?" tanya Naufal. "ya itu juga mas, tapi ya nggak enak lah ngepotin kamu" Jawab Kiana. "udah ga usah mikirin itu" balas Naufal dan akhirnya lift berhenti dan kini mereka keluar dan langsung menuju apartemen Naufal. di lantai ini hanya ada dua pintu, entah mungkin memang bisa dikatakan lantai ini sengaja di buat untuk menciptakan apartemen yang mewah dan pastinya harganya sangat fantastis. Kiana semakin bergidik ngeri membayangkan betapa kaya Naufal, hal ini semakin membuatnya menciut dan merasa tidak pantas berada di samping Naufal. "ayo masuk" ujar Naufal. Naufal berada di depan dan dia mulai menghidupkan lampu di apartemen miliknya. dia memang jarang sekali menginap disini tapi bisa di pastikan tempatnya terawat dan sangat bersih hingga Kiana tidak perlu takut ataupun risih berada di sini. di apartemen ini terdapat tiga kamar dan satunya sudah dia rubah sebagai tempat kerja untuknya. kadang ketika Naufal jenuh di rumah karena mamahnya selalu merecoki dirinya masalah Dinda dia pasti akan kesini dan mungkin menginap beberapa hari untuk menghilangkan penatnya itu. "ini besar sekali, bahkan rumahku aja nggak sebesar ini" jawab Kiana. "sementara waktu kamu disini aja" jawab Naufal. Naufal memberi tahu Bella jika di kulkas hanya ada air mineral, Naufal mengatakan jika sebentar lagi pesanan bahan makanan yang dia pesan secara online akan datang. hal ini Naufal lakukan karena dia tau Kiana juga pastinya belum begitu paham jika belanja di sekitar sini, karena untuk menghemat makanya Naufal memilih untuk memesan semuanya dan agar Kiana bisa memasaknya. "tapi berlebihan mas, seharusnya mas nggak perlu buat itu" ujar Kiana. "nggak papa lah, nanti kamu masak" jawab Naufal. "iya mas, terima kasih banyak" jawab Kiana. karena memang sudah malam mungkin Naufal akan menginap di apartemenya lagi pula mereka tidur di kamar yang berbeda baik Kiana maupun Naufal pun tidak masalah. Kiana juga menghargai Naufal lagi pula ini apartemen milik Naufal dan dia tidak bisa melarang pemiliknya berada di sini karena seharusnya dia yang tau diri. " kalau mau tidur, tidur aja dulu" jawab Naufal. "nanti aja mas, pesanan yang mas pesan belum datang ya?" tanya Kiana yang kini duduk di kursi seberang Naufal. "sebentar lagi sampai, sana loh kamu mandi duluan" jawab Naufal. Kiana baru ingat dia bahkan seharian belum mandi, kini dia merasa malu sampai Naufal yang mengingatkan dirinya untuk mandi. bisa jadi Naufal terganggu dengan bau tubuhnya yang asem ini, pikiran Kiana semakin kemana mana ketika memikirkannya. tapi Kini terhenti karena Naufal yang memanggilnya kembali karena tas nya masih ada di ruang tamu ini belum di bawa untuk ke kamar milik Kiana sendiri. "ah maaf aku lupa" ujar Kiana. Naufal yang melihatnya bahkan kini gemas sendiri, Kiana begitu menggemaskan dia bahkan tidak paham lagi menahan semuanya, kini dia hanya ingin meyakinkan bahwa perasaan yang dimiliki Naufal beberapa bulan belakangan ini adalah tulus, dia tidak mungkin membohongi Kiana apa yang sebenernya dia rasakan. Naufal kini berdiri dari duduknya karena memang pesanan yang dia pesan kini sudah datang. Naufal meminta pengantar tersebut menata kedalam kulkas miliknya sekalian dan dia akan memberikan uang tambahan sebagai kerja kerasnya. "tolong sekalian tata ya pak" ujar Naufal. memang orang ini adalah langganan Naufal jika dia memesan bahan bahan makanan seperti ini. bapak tersebut juga paham karena Naufal selalu memintanya untuk sekalian menata bahan tersebut. setelah semua selesai kini Naufal memberikan uang dan tambahannya untuk bapak tersebut. "terima kasih mas" ujar bapak tersebut lalu pamit undur diri. Naufal lalu menutup pintu dan dia akhirnya menuju ke kamarnya, banyak baju miliknya disini dan dia akhirnya memutuskan untuk mandi sebelum tidur. tubuhnya perlu rileks mungkin mandi dengan air hangat membuatnya merasakan rileks seperti itu. "ya Tuhan tidak terasa kini Kiana tinggal satu atap denganku. terima kasih tuhan" ujar Naufal. dia sangat bersyukur, dia bahkan tidak pernah membayangkan bisa terlalu dekat dengan Kiana. dia tau Kiana orangnya susah untuk di dekati apalagi dengan keadaannya yang seperti ini, Kiana merasa tidak pantas mendampingi Naufal karena hal itulah Kiana selalu menolak bahkan di selalu menyadarkan diri sendiri jika dia tidak pantas untuk Naufal. *** pagi harinya, Kiana sudah terbangun dari tidurnya jam baru menunjukkan pukul lima pagi tapi kini dia sudah menyiapkan diri untuk memasak sarapan pagi. Kiana hanya ingin berterima kasih kepada Naufal karena sudah memberikannya tumpangan untuk tidur, bahkan makanan pun dia siapkan dan kini mungkin Kiana akan berterimakasih dengan membersihkan apartemen serta membuatkannya makanan. memang Naufal tidak pernah menyuruhnya untuk melakukan itu semua tapi kini dia yang ingin melakukan itu untuk mengucapkan terima kasih karena menolongnya. Naufal yang baru bangun pun langsung menuju ke dapur karena dia mencium bau masakan, dia yang biasanya hanya makan masakan mamahnya kini dia merasakan masakan yang dibuat oleh Kiana. Naufal tidak menyangka bahwa Kiana akan memasak untuk dirinya bahkan sepagi ini, mungkin memang Kiana anak yang rajin hingga dia bisa melakukan semuanya tanpa dia suruh. Kiana memang benar benar anak yang baik bahkan dia tidak pernah dia sangka Kiana sebaik ini. "Selamat pagi," sapa Naufal membuat Kiana terjengit kaget. "pagi, " jawab kiana dia langsung melanjutkan masaknya. kiana hanya tinggal meneruskan memasak ayam, memang dia memasak makanan yang sangat sederhana entah Naufal akan menyukainya atau tidak tapi yang pasti dia sudah berusaha untuk memasak. setidaknya makanan yang dia buat bisa mengganjal perutnya. Kiana yang sudah selesai memasak langsung membawa makanannya menuju meja bar yang berada di sebelahnya itu. Naufal menunggu Kiana menyelesaikan makanan dan mereka akan sarapan bersama sama. "maaf, hanya makanan sederhana" ujar Kiana. Kiana tidak tau makanan apa yang disukai oleh Naufal, setidaknya dia memasak agar pagi ini mereka bisa sarapan bersama seperti ini. memang rasanya aagak canggung, mereka yang bukan siapa siapa tapi kini berada dalam satu atap yang sama. "ah aku suka kok, biasanya di rumah juga mamah masak makanan seperti ini" ujar Naufal. "ya udah maaf ya kalau rasanya kurang cocok dilidah" ucap Kiana. "ih ngga usah begitu, makanannya enak kok" ujar Naufal yang kini merasakan SOP ayam yang dibuat oleh Kiana. mereka akhirnya sarapan bersama sama, hari ini Naufal akan kerja dan mungkin dia akan bertanya pada Kiana hari ini dia akan bekerja atau bagaimana. "kamu nanti mau kerja atau gimana?" tanya Naufal. "hari ini saya libur mas, biasanya bibi Ling kasih libur 2 hari dalam sebulan dan hari ini aku ambil libur" jawab Kiana. "ya sudah di apartemen saja, lagi pula aku nanti juga pulang cepat" ujar Naufal. Kiana menganggukkan kepalanya, ya jika dia tidak disini apanyang dia lakukan ? lagi pula Kiana juga tidak paham daerah sini, seumur hidupnya dia bahkan tidak pernah jalan jalan hidupnya hanya fokus untuk sekolah dan bekerja beberpaa tahun ini. kadang malahan Kiana tidak mengambil liburnya karena dia juga bingung apa yang dilakukannya di rumah. tapi semalam Kiana mengirimkan pesan kepada bibi Ling jika dia besok tidak masuk karena rumahnya semalam yang hampir saja roboh membuatnya harus pindah rumah. bibi Ling berkata jika Kiana boleh menginap di rumahnya untuk sementara waktu tapi Kiana menolak, dia juga tidak enak hati jika terus menyusahkan bibi Ling dan lama paman Lim terlalu banyak. mungkin inilah pilihan yang tepat untuknya berada disini, lagi pula dia tau jika Naufal orang yang baik dia bahkan tidak Macam macam dengannya dan memang dia memperlakukan Kiana tidak memandang dari status sosialnya. Kiana tidak menyangka orang kaya seperti Naufal akan sebaik ini padanya. "mas, " panggil Kiana. "iya kenapa?" tanya Naufal. "sebenarnya ini lokasinya di mana? soalmya aku juga tidak tau daerahnya jadi kalau mau berangkat kerja bingung nantinya gimana" jawab Kiana. "Oalah, ya udah nanti berangkat bareng aku aja pas mau kerja agar kamu lama kelamaan tau kan daerah sini" ujar Naufal. "tapi merepotkan sekali mas, aku nggak enak hati" ucap Kiana. "nggak usah begitu, anggap aja ini aku lagi memperjuangkan kamu, pendekatan bahasanya gitu" jawab Naufal. tiap kali Naufal mengatakan itu Kiana bagaikan bermimpi. orang seperti dirinya bahkan tidak pantas mendapatkan Naufal sebagai pendamping hidupnya, tapi setiap kali Naufal mengatakan tentang ke seriusannya Kiana merasa jika dia hidup di dunia mimpi sekarang. dia bagaikan rakyat jelata yang bertemu dengan pangeran berkuda putih, rasanya hal yang tidak mungkin tapi entah kenapa semua ini nyata terjadi pada dirinya. Kiana terus menyangkal apa yang dia rasakan tapi jika seperti ini Kiana juga tidak tahan, dia juga manusia biasa yang memiliki rasa nyaman ketika diberikan perhatian berlebih seperti ini. Kiana dia yang tidak pernah menjalin sebuah hubungan kini merasakan suatu hal yang berbeda, dalam hatinya dia hanya takut dipermainkan tapi ketika melihat Naufal yang sebaik ini Kiana mulai mengenyahkan apa yang ada di pikirannya. mana mungkin Naufal yang sangat sopan dan sebaik ini tega melakukan hal buruk pada wanita malang sepertinya? Kiana tau bagi orang kaya seperti Naufal mencari informasi tentang dirinya adalah suatu hal yang sangat mudah baginya. dia tau sebelum Naufal memutuskan untuk mendekati dirinya hal yang dia pertama lakukan adalah mencari informasi tentang kehidupannya. Naufal berdiri dari tempat duduknya kini dia langsung menuju ke kamarnya, Kiana yang melihat Naufal berdiri dan meninggalkan makanannya yang bahkan belum habis kini merasakan suatu hal yang berbeda dia takut Naufal tidak suka dengan makanan yang dibuatnya. tapi tak berselang lama kini Naufal membawa kotak kecil di tangannya. dia langsung memberikan kotak kecil itu pada Kiana. "ini apa mas?" tanya Kiana. "hp, kamu gunakan hp ini aja aku baru beli kemarin" Jawab Naufal pada Kiana. "mas aku tidak mau" ujar Kiana lalu mengembalikan ponsel terbaru pemberian Naufal. "kenapa?" tanya Naufal. "ini terlalu berlebihan mas, lagi pula aku dah punya hp walauoun emang butut tapi aku masih bisa menggunakannya" ujar Kiana. "terima aja Kiana, aku susah menghubungi kamu kalau ada sesuatu hal" ucap Naufal "udah ada lengkap nomor telpon dan sekalian nomorku disana" tambahnya. Kiana merasa tidak pantas menerima hal ini tapi dalam hatinya dia juga merasa senang karena mendapat hadiah dari Naufal. Kiana sudah lama tidak mendapatkan hadiah semenjak kedua orang tuanya meninggal tapi kini dia kembali mendapatkan nya setelah bertemu dengan Naufal. hatinya bimbang harus melakukan apa tapi kini dia berjanji akan melakukan yang terbaik untuk Naufal, Naufal bagaikan penyelamat nya ketika susah datang padanya. bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD