03 : Meet The Hell

1383 Words
Alyssa menyudahi kelas pagi dengan senyum manis kepada murid-murid nya. Hari kedua PLK membuat nya harus turun tangan langsung ke kelas di karenakan guru pamong nya sedang ada dinas seminar di luar kota selama dua bulan kedepan guna kenaikan pangkat. Begitulah yang Alyssa tangkap dari pembicaraan mereka kemarin. Tadi dia mengajar di kelas 11 IPA 1,  salah satu kelas unggul disekolah tersebut. Mereka cukup kooperatif dan sangat cepat menangkap materi yang dijelaskan oleh nya. Tak heran di katakan kelas unggul. Mereka sangat pintar, menurut Alyssa. "Alyssa!". Shilla memanggil dirinya. Rekan sesama PLK yang dekat dengannya adalah Ashilla seorang. Dengan yang lain ia tidak begitu akrab, entahlah Alyssa sedikit canggung berada didekat mereka. "Hai! Udah selesai ngajar nih?". Ashilla mengangguk santai. "Nanti ngajar lagi dikelas 10 IPA 6. Hari ini gue cuma ke bagian empat jam". Bagi Alyssa, jam mengajar shilla bisa dibilang sangat sibuy, gadis itu  banyak memegang kelas dengan alokasi jam pelajaran tiga jam. Fisika tiga jam pelajaran? Sudah dipastikan kepala siswa akan meledak, sama dengan mata pelajaran dirinya. Kimia. Tapi durasi belajar kimia untuk kelas 11 itu hanya dua jam pelajaran saja. "Harus punya tenaga ekstra nih, gak makan ke kantin?". Ashilla menggeleng karena ia langsung mengeluarkan kotak bekalnya. "Gue bawa bekal--". "Gue mau minta dikit dong--". Alyssa mengambil satu lapis sandwich yang sudah di buat oleh gadis itu. "Kenapa gak langsung masuk kelas berikut nya aja, Lys?". "Jam ketiga sampai ke empat  gue masuk ke kelas 12, jauh banget kelas 12 dari kelas 11. Kan kelas 12 lebih deket ke kantor". Jelasnya. Ashilla mengangguk paham. Setelah selesai memakan cemilan nya, Alyssa pamit ke kelas 12, tapi sebelum itu ia ke kamar mandi dulu. Ia ingin melihat penampilannya, takut jika sedikit berantakan. Karena ia akan masuk ke kelas 12. Dimana kelas 12 adalah kelas yang sudah memasuki tingkat dewasa dan lebih memperhatikan gaya dan hidup dibanding kelas di bawah nya. Halah, apasih. Pandangan Alyssa tertuju pada kalender yang tergantung di dekat pantry saat ia keluar dari kamar mandi. Ia menelusuri angka-angka yang ada di kertas tersebut. Jemarinya sedikit bergetar menujuk angka pada bulan sebelumnya. Mencocokan waktu dan hasil yang seharusnya ia dapatkan. Tapi nihil, Jawaban nya tidak sama. Alyssa belum mendapatkan menstruasi nya sejak dua bulan belakangan. Pikiran nya melayang pada kejadian kelam itu. Kejadian dimana dirinya di setubuhi oleh lelaki yang diketahui bernama Rio. Mario Josse Samudra. Nama yang selalu Alyssa ingat jika terjadi sesuai pada dirinya. Alyssa hampir jatuh terduduk kalau tidak ingat ini adalah sekolah. Ia masih mensugesti dirinya sendiri jika telat dua bulan ini karena hormon nya tidak stabil. Namun, ego nya kembali mengusik kejadian di apartemen sialan itu. Satu bulan yang lalu, tepat di awal bulan. Alyssa tak kunjung mendapatkan tamu bulanan nya. Ia beranggapan bahwa stress menjadi pemicu dirinya lambat datang bulan. Kemudian bulan berikut nya, yakni bulan ini sudah memasuki tanggal tua alias akhir bulan. Alyssa juga tak mendapatkan tamu bulanannya. Ada apa ini? Wajahnya mulai pias ketika berhadapan dengan cermin. "Gak! Gak mungkin gue hamil! Pasti cuma kecapean karena gue selalu tidur telat dan kegiatan yang lain". Sanggah nya. Karena sudah telat beberapa menit, Alyssa pun melupakan pikiran negatifnya itu. Ia berjalan menuju kelas 12 IPA 7. Kelas yang terletak di lantai dua. Banyak siswa yang menyapa dirinya. Tapi salah satu sapaan yang mengganjal membuatnya berhenti seketika. "Hai miss! Do you miss me?". Alyssa terpaku dengan sosok itu. b******n yang merenggut mahkotanya. "Saya tidak merindukan kamu!". Desis nya tajam. Bahasa yang digunakan nya pun berubah formal. "Begitu? Tapi gerak gerik tubuh mu merindukan sentuhan ku!". Sahut lelaki itu. Alyssa mengepalkan tangannya geram. Lima bulan akan berada di neraka, pikirnya. Dia bertemu dengan Mario Josse Samudra. Lengkap dengan seragam kebanggan sekolah yang ia tempati disini. Alyssa mengutuk hebat dirinya yang ternyata tidur dengan bocah ingusan. Ingin rasanya ia menangis. Tapi apalah daya. Dengan langkah cepat ia menaiki tangga menuju kelas, tapi tangannya langsung di tarik oleh Rio. Sangat sopan sekali. "Berhenti gangguin gue!". Sentak nya pelan namun menusuk tajam. Rio terkekeh santai lalu membawa Alyssa merapat ke dinding, lengkap dengan seringai nakalnya. Membuat Alyssa tak berkutik lantaran tenaganya yang lemah. "Kamu disini ternyata!". Kata Rio lirih. Alyssa bisa menangkap sorot mata yang penuh kesenduan dan putus asa ketika mereka bersitatap. "Minggir!". "Aku mencari kamu selama dua bulan ini. Aku frustasi gak menemukan kamu, sayang--". Lirih Rio menatap manik mata Alyssa. Wanita yang ia  renggut ternyata salah seorang guru di sekolah tempat ia menimba ilmu. Rio sedikit bangga dengan pencapaian nya. Dasar tak berotak. "Biar kan gue lepas, ini sekolah dan lo bisa gue tuntut karena bertingkah kurang ajar dengan guru!". Rio melepaskan Alyssa dan membiarkan wanita itu berjalan menaiki tangga. Tatapan mata Rio menghunus punggung kecil nan rapuh itu. Menandakan bahwa ia membutuhkan penjelasan Alyssa. *** "Selamat pagi!". "Pagi Miss". Jawab mereka. Alyssa mengedarkan pandangan nya ke seluruh penjuru kelas. Menerbitkan senyum khas dirinya untuk penghuni 12 IPA 7. "Hari ini belajar kimia dengan siapa?". Tanya Alyssa. "Dengan Ibu Fahma, Miss". Salah satu perbedaan guru PLK dengan guru tetap disini adalah mereka di panggil Miss oleh siswa. "Ibu Fahma kemana ya, Miss. ? Kok Miss yang cantik ini yang masuk?". Tanya salah seorang siswa laki-laki. Mereka pun menyoraki anak itu karena terkesan centil dan menggoda Alyssa. Sedangkan  wanita itu terkekeh pelan melihat mereka. "Ibu Fahma sedang keluar kota. Jadi Miss yang akan menggantikan beliau selama dua bulan--". "Kita belum kenal dengan Miss. Boleh dong kalau Miss kenalan dulu dengan kita. Bosen miss belajar mulu dari tadi". Cerocos nya, yang Alyssa ketahui nama anak itu adalah Ananta dari badget name seragam nya. Alyssa tersenyum kecil ketika yang lain juga memprovokasi "iya, boleh--". "Permisi Buk,, eh Miss--". Alyssa menoleh ke arah pintu dimana ada  Rio yang meminta izin masuk kelas. Nafasnya tercekat ketika melihat pemuda itu duduk disebelah Ananta.  Benar-benar neraka pikirnya. Karena tidak ingin memberikan kesan buruk kepada mereka di hari pertama masuk ke kelas tersebut, Alyssa mengabaikan Rio yang sedari tadi menatapnya intens. "Tadi sampai dimana?--". "Miss mau perkenalan diri--". Sambung mereka. "Okey. Nama Miss Alyssa Ayunda Gemintang. Miss dari Universitas X yang ada di kota ini. Jurusan Kimia, dan sedang melaksanakan program praktik lapangan mengajar". Jelas Alyssa sekenannya. "Any questions?". Beberapa dari mereka kompak mengangkat tangan "Ya kamu!". Tunjuk Alyssa pada seorang gadis cantik yang pertama kali mengangkat tangannya. "Miss asli orang mana? Terus tinggalnya dimana?". Alyssa mencoba mengatur nafasnya karena ia yakin Rio yang sejak tadi diam menunggu jawaban nya. "Miss asli orang Kalimantan. Dan miss disini ngontrak rumah". Gadis itu mengangguk paham. Ada lagi yang mengangkat tangannya "Miss udah punya pacar belum?". Kali ini Ananta yang bertanya. Pertanyaan Ananta itu tak luput dari Rio yang menatap tajam dirinya. Alyssa menangkap hal tersebut. Sementara Rio harap-harap cemas menanti jawaban Alyssa "untuk relationship, Miss gak bisa publish ke kalian ya. Mohon maaf". Katanya tersenyum manis. Mereka mendesah kecewa dengan jawaban tersebut. Belum merasa puas. Dan Rio merasa jawaban Alyssa membuatnya penasaran. "Alyssa Ayunda Gemintang". Tanpa sadar Rio menyebutkan namanya. Praktis Alyssa menoleh dan menatap datar. "Ada apa?". Begitulah kira-kira arti sorot pandangannya. "Berapa umur Miss Alyssa sekarang?". Tanya Rio karena apa yang ia ingin tanyakan lenyap begitu saja. "Silahkan menebak sendiri, kalau umur saya sudah memasuki angka berapa". Kata Alyssa. Ia sedikit sensitif jika ditanya soal umur, status dan pekerjaan. Karena tidak ada lagi yang ingin mereka pertanyakan, Alyssa memulai kelas jam ketiga sampai jam ke empat. *** Selesai dari kelas 12 IPA 7, Alyssa bergegas menuju kantor. Ia tak mau bertemu dengan Rio untuk saat ini. Emosinya belum terkuasai dan masih labil. Ia tak mau terjadi drama ecek-ecek di sekolah karena mereka berdua. Tapi sepertinya dewi fortuna tak memihak nya. Rio malah menjadi manusia terakhir kelas 12 IPA 7 yang keluar. Ia menunggu Alyssa di depan pintu masuk. Alyssa melewatinya dan berusaha untuk kuat. Karena memori kelam itu terbuka seenaknya. Tanpa permisi membuat Alyssa sedikit takut berhadapan dengan Rio. Bocah ingusan yang mendominasi tubuhnya di ranjang. "Kita perlu bicara". Rio langsung menutup pintu kelas. Alyssa melotot tak suka. Jika ada yang mengetahui mereka berdua seperti ini pasti akan merugikan untuknya. "Gak sekarang! Gue sibuk--". "Jam istirahat kan? Aku minta waktu kamu--". Alyssa menggeleng tegas dan membuka pintu. Beruntung Rio tak menahan nya. "Pulang sekolah aku tunggu kamu di parkiran. Kita perlu bicara, Alyssa!". Alyssa menyumpahi Rio didalam hati. Tak peduli dengan dosa yang ia tanggung, toh ia sudah lebih berdosa juga. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD