Chapter 2

1711 Words
Tiba-tiba Adara dan Jesimil mengalami hal yang sama seperti Moza. Tapi aneh, mereka berdua tidak basah seperti Moza. "Loh tiba-tiba seluruh tubuh ku panas, ada apa ini" kata Adara panik. "Tubuh ku tidak basah tetapi..tetapi...apa ini..tubuhku bagaikan di kelilingi banyak angin, ada apa ini?" kata jesimil juga panik. Apa yang terjadi dengan mereka. Tidak tau nya badan mereka aneh. Beberapa jam kemudian, bulan itu sudah tak terlihat karena dikelilingi oleh kabut.  Mereka bertiga masih duduk di sofa yang besar itu dengan ekspresi mereka yang masih panik. Aneh lagi, tubuh mereka kembali normal seperti semula. Mereka pun kebingungan dengan tubuh mereka, apa yang terjadi dengan mereka. "Tubuhku sudah kembali normal, tidak seperti tadi, apa kalian sama?." tanya Moza. "Iya tubuhku juga normal kembali." ucap Adara sambil mengusap-usap kedua bahunya. "Aku juga Adara, apa yang terjadi dengan tubuh kita, aneh sekali."Jesimil menggaruk-garuk kepalanya. Hari sudah larut malam, Jesimil dan Moza pun pulang. Saat mereka pulang pun tepat saat orang tua dan kakaknya Adara pulang. Adara tidak akan memberi tau kejadian tadi yang sempat mencopotkan jantung Adara. "Selamat malam sayang." kata mama Adara yang bernama Levi itu. "Mama, akhirnya mama pulang juga." kata Adara sambil memeluk mamanya" "Kenapa sayang? Lagi rindu mama?."tanya mama Adara yang bernama Levi itu sambil tertawa kecil. "Bukan rindu ma tapi aku takut di rumah sendirian untung tadi teman teman ku datang ke rumah, apalagi ini tadi bulan purnama untung saja sudah usai bulan purnamanya." jelas Adara. "Hah seperti anak kecil saja, kamu itu sudah SMA Adara masa kamu di rumah sendirian takut." sahut Kakanya yang bernama Loy. "Hus jangan begitu Loy." kata Levi. "Hah ya sudah aku ke kamar dulu, selamat malam." ucap Loy sambil menuju kamarnya. "Selamat malam." kata mama Levi dan Adara bersamaan. "Ya sudah ma mari ke kamar."kata papa Adara yang bernama John. "Ya sudah Adara juga mau ke kamar." kata Adara. Akhirnya satu keluarga menuju ke kamar mereka masing masing. Adara masih kepikiran dengan kejadian tadi.  Mana mungkin ia dan kedua sahabatnya itu mengalami seperti itu. Adara masih ada rasa ingin tau di lubuk hatinya. Ia terlentang di atas ranjang sambil menatap langit-langit rumah. "Tolong..tolong." teriak seseorang. "Siapa itu." teriak Adara. Kemudian Adara lari ke sumber suara ternyata suara itu dari seorang kakek kakek. "Nak tolong kakek nak kaki kakek terkilir." Teriak seseorang kakek-kakek yang ada dibalik semak-semak tadi. "Ya ampun kek kok bisa, mari aku bantu duduk di atas batu itu."Adara kemudian membantu kakek itu duduk di atas batu. "Terima kasih nak." ujar kakek itu sembari duduk di atas. "Sama sama kek."Balas Adara. "Namamu siapa nak." tanya kakek itu. "Nama ku Adara kek." jawab Adara "Apa! kamu Adara?." ucap sang kakek kaget. "Kenapa kek?."Adara dengan wajah ingin taunya. "Asal kau tau ya nama kamu itu Adara, Adara itu bearti api, pasti kau anak ajaib yang dikirim itu." jelas kakek itu. "Maksud kakek itu apa aku tak tau." Adara tambah bingung. Kakek itu memberi tau Adara kalau Adara itu anak ajaib. Adara pun bingung apa maksud ucapan dari kakek tua itu. Kemudian kakek tua itu mengeluarkan sesuatu dari saku nya. Ternyata bola, tetapi bola itu bersinar dan berwarna biru. "Ini nak untuk mu karena kamu sudah menolong ku". Kakek itu mengeluarkan bola kristal yang sangat cantik dan jarang ada di dunia itu dari dalam topinya . "Ini apa kek" kata Adara sambil menerima bola kristal itu. "Ini adalah bola tapi bukan sembarangan bola, ini adalah bola kristal, bola kristal ini bisa mengeluarkan kekuatan, ketika kamu dalam bahaya, kamu bisa menggunakan bola kristal ini, dan simpan baik baik bola ini, yang bisa menggunakan dan mengendalikan bola kristal ini adalah kamu dan seseorang yang sama sepertimu, bola ini adalah bola titipan" jelas kakek itu. "Terima kasih ya kek tapi..." ucap adara terpotong ketika kakek yang duduk di sampingnya itu menghilang secara tiba-tiba. "Hah kakek itu dimana" kata Adara panik. "KAKEKKKK!!!!!!" Jam beker Adara berbunyi bersamaan dengan teriakan Adara, ternyata kejadian itu hanya mimpi. Tetapi mimpi Adara itu seperti kenyataan. Pagi ini keringat bercucuran di tubuh Adara karena mimpi tersebut, Adara segera bergegas menuju kamar mandi.  Setelah selesai mandi Adara pun keluar dari kamar mandi. Adara berjalan menuju almari bajunya lalu membukanya untuk mengambil seragam hari Rabu nya karena hari ini adalah hari Rabu. Setelah almari terbuka Adara pun meihat sinar berkilauan di atas baju. Adara kaget apa itu batinnya. Ternyata dugaan Adara benar. Mimpi itu jadi kenyataan, di atas tumpukan baju itu terdapat bola kristal yang ada di mimpi Adara itu. Adara pun tertegun melihat bola kristal itu sangat bagus. Kata kakek dalam mimpi Adara adalah anak ajaib dan yang bisa menggunakan bola itu hanyalah Adara dan orang sejenis dengan Adara.  Setelah Adara mengambil seragamnya, kemudian Adara meletakkan bola kristal itu di atas tumpukan baju lalu Adara mengunci Almari tersebut. Agar bola kristal itu tak di ketahui siapapun. Adara segera memakai seragam dan sarapan. "Selamat pagi sayang." sapa Levi si ibu adara yang belum terlalu tua itu. "Pagi juga ma" sapa balik Adara sembari menuruni anak tangga. "Pagi ini sarapan roti ya sayang" Levi menyiapkan roti untuk anaknya, Adara. "Iya ma tak apa."Adara duduk di sampung mamanya. Setelah selesai sarapan, Adara segera berangkat sekolah. Adara berangkat sekolah naik motor karena Adara itu hobi naik motor. Jarak rumah Adara dengan sekolahnya tak cukup jauh hanya memerlukan 10 menit untuk sampai ke sekolah Adara.  Setelah sampai Adara langsung memarkirkan motornya ke parkiran. Setelah itu Adara berjalan menuju kelasnya. Saat berjalan menyusuri koridor sekolah Adara bertemu dengan Jesimil. "Jesimil!!" teriak Adara. "Oh Adara sini" jawab Jesimil sambil melambaikan tangan . "Jes aku semalam mimpi aneh sekali."Adara berjalan cepat menuju Jesimil. "Sepertinya kita memiliki mimpi yang sama."Jesimil melipat tangannya di depan perut dengan gaya tomboynya.. "Dalam mimpiku ada kakek kakek tua yang tidak bisa jalan kemudian aku menolongnya dan dia mengasih aku sesuatu yang tidak ada di dunia ini. Yaitu bola kristal yang sangat indah ini sungguh aneh dan kukira itu kenyataan ternyata cuma mimpi. Tapi bola kristal yang ada di mimpiku itu ada di dalam almariku, bolanya bersinar sangat indah. Nanti pulang sekolah kau ke rumah ku akan ku perlihatkan bola kristal itu Moza juga ya." jelas Adara. "Semalam aku juga mimpi itu kau yang menerima bola kristal itu." jelas Jesimil tak habis pikir. Aneh sekali yang ada di mimpi Jesimil bukan dirinya tapi malah Adara yang ada di mimpinya. Saat berjalan ada seseorang yang berjalan dari belakang Adara dan Jesimil. Dan......ternyata Moza si kutu buku itu. "Dorrr!!!" "Eh Moza kau mengagetkan saja hampir jantungan kita" Jesimil kaget sambil melipat tangannya di pinggangnya. "Iya, dasar si kutu buku" Adara mengacak-acak rambut pendek Moza. "Hah biarin" Moza memalingkan wajahnya. "Oh iya bell sudah bunyi tuh tandanya masuk, ya sudah ayo ke kelas" kata Adara. "Ayo" jawab Jesimil dan Moza bersama. Bel masuk pun berbunyi ketiga sejoli itu mauk ke kelas nya. Mereka duduk di kelas 11 SMA jurusan IPS di sekolah ternamanya itu. Saat itu kelas ramai sekali karena gurunya belum datang. Dan tidak lama kemudian guru yang mengajar di kelas 11 IPS 3 itu. Jam pertama kelas 11 IPS 3 ialah mata pelajaran Sosiologi. Karena gurunya menyenangkan jadi siswa siswa pun senang.  Saat itu seluruh siswa maju satu per satu untuk presentasi tugas minggu lalu yang di kasih Bu Lerry yaitu guru Sosiologi.Saat itu maju dari absen pertama yaitu Adara. Adara mempresentasikan tugas minggu lalu. Di kasih waktu 3 menit untuk presentasi. "Selamat pagi teman-teman" sapa Adara kepada teman-temannya. "Selamat pagi Adara" sapa kembali oleh teman-temannya. "Pada pagi ini saya akan mempresentasikan tugas Sosiologi kemarin yang berjudul Kelompok Sosial di Masyarakat. Yang pertama, Robert K. Merton mendefinisikan kelompok sebagai sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan. Kedua, syarat kelompok sosial menurut Soerjono Soekanto yaitu Satu, adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan. Dua, ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain dari kelompok itu dan yang terakhir, ada suatu faktor pengingat yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok, sehingga hubungan di antara mereka bertambah berat. Sekian dari presentasi dari saya bila ada kata yang salah mohon di maafkan." presentasi Adara. "Iya, itulah presentasi dari Adara berilah tepuk tangan" kata Bu Lerry. "Baik absen selanjutnya silahkan maju kedepan" kata Bu Lerry. Setiap presentasi siswa saling berbeda-beda karena berbeda pokok pikiran. Pelajaran Sosiologi hari ini adalah presentasi.  Jam demi jam pun berlalu akhirnya pelajaran Sosiologi telah berakhir dan akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Semua siswa pun akhirnya istirahat, ada yang ke kantin, ada yang di kelas baca buku dan ada yang di perpustakaan. Pelajaran keduapun sudah di lalui. Tiba-tiba speaker kelas berbunyi yaitu ternyata ada sebuah pengumuman untuk siswa kelas 10 dan kelas 11 pulang pagi. Karena kelas 12 ada sosialisasi dari suatu perguruan tinggi maka kelas 10 dan kelas 11 di pulangkan. Saat itu Adara, Jesimil, dan Moza pulang bersama menuju kerumah Adara. Karena ada sesuatu yang ingin Adara tunjukkan kepada sahabatnya itu. Mereka pun berjalan menyusuri jalan. Tak lama kemudian mereka telah sampai ke rumah Adara. "Akhirnya hari ini kita pulang pagi aku senang sekali." kata Moza riang gembira. "Biasa saja."Jesimil dengan lagak tomboynya. "Mari silahkan masuk teman-teman." kata Adara riang gembira. "Kalian mau minum apa?." tanya Adara. "Aku mau minum susu." kata Moza "Cieee kutu buku minumnya s**u haha." ejek Jesimil. "Biarin wle" Moza menjulurkan lidahnya ke arah Jesikil, dengan santai kemudian Moza mengambil novelnya dari tas karena ia kutu buku. "Baiklah kalian di sini dulu aku ambilkan susunya, kamu apa Jes." kata Adara. "Air dingin saja" "Baiklah" Kemudian Adara langsung menuju dapur untuk mengambil s**u kotak dan air yang ada di kulkasnya itu. Setelah itu Adara menuju ke sahabatnya dan menaruh dua kotak s**u itu di depan meja sahabatnya itu. "Baiklah kalian tunggu disini aku akan ke kamar mengambil bola kristal itu" kata Adara langsung menuju ke kamarnya. Jesimil dan Moza menunggu Adara sambil minum s**u dan air itu, Jesimil sambil main ponselnya dan Moza sambil membaca novelnya. Tak lama kemudian Adara telah kembali dan menuju kedua sahabatnya tersebut. Jesimil masih sedang minum air sembari memainkan ponselnya sedangkan Moza tertegun melihat bola kristal itu saat Adara sudah datang membawa bola kristal. "Wah indah sekali bola kristal ini, baru kali ini aku melihat bola kristal di dunia nyata biasanya di sinetron" kata Moza tertegun. "Jes coba lihat ini." kata Moza dan Jesimil masih bermain dengan ponselnya sambil meminum air dingin tersebut. "JESSS!" kata Adara dan Moza. Akhirnya Jesimil pun kaget dan menyemburkan air dari multnya itu ke Adara dan Moza dengan tidak sengaja karena kaget.  Kemudian Moza melindungi wajahnya agar wajahnya tidak terkena semburan itu. Adara juga melindungi wajahnya dengan tangan kiri karena tangan kanan nya memegang bola kristal. Tetapi ada sesuatu yang aneh. Adara terkena semburan Jesimil sedangkan Moza, Moza tidak terkena semburan itu.  Tangan Moza masih melindungi wajahnya, aneh, air itu melayang di depan tangan Moza.  Moza dan kedua sahabatnya pun bingung. Saat tangan Moza di arahkan ke kanan kumpulan air yang melayang itu ikut geser ke kanan searah dengan tangannya tersebut. Dan itu artinya Moza bisa menggerakkan air.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD