Chapter 1

534 Words
Malam dengan bulan purnama yang sempurna. Suasana saat itu sangat menakutkan bagi Adara karena ia di rumah sendirian. Karena malam itu kedua orang tuanya dan kakaknya pergi ke rumah neneknya. Adara di kamar dan terdiam memikirkan sesuatu. Adara tidak tau untuk melakukan apa. Karena malam ini suasananya sangat tak memungkinkan Adara untuk keluar rumah. Karena tak punya kerjaan ia menghubugi sahabatnya via Chat. *Selamat malam Jesimil Selamat malam juga Adara, tumben malam malam mengirim pesan padaku*  *Hehe iya aku sendirian di rumah kau mau tidak ke rumahku? Oh aku mau, aku juga bosan di rumah tidak ada kerjaan.* *Baiklah ku tunggu di rumah, oh iya Moza juga ajak sekalian. Baiklah Adara.* *** Tak lama kemudian Jesimil dan Moza sudah sampai di rumah Adara. Kemudian mereka masuk lewat gerbang utama rumah lalu mengetuk pintu rumah Adara. "Adara keluarlah!." teriak Jesimil dari luar. "Masuklah." ajak Adara. "Ayo masuk Moz." ajak Jesimil. Kemudian mereka bertiga segera masuk ke dalam rumah karena suasananya tidak enak di luar. Mereka berbincang bincang di dalam sambil menonton TV. "Malam ini bulan purnama suasananya seram sekali."Jesimil dengan raut muka yang agak takut sambil memeluk lututnya sambil duduk di samping Moza. "Iya juga ya." sahut Moza. "Makanya itu kalian berdua ku suruh ke rumah ku karena suasananya seram sekali." jelas Adara. "Coba ku lihat bulan nya." kata Moza sambil menuju jendela ruang tamu Adara. "Indah juga, coba kalian kesini."ajak Moza. Kemudian Adara dan Jesimil berjalan menuju ke jendela dekat Moza.  "Iya indah juga bulan purnamanya" kata Jesimil dan Adara bersamaan. Moza kemudian menengok ke arah Adara dan Jesimil. Moza kaget dengan Adara dan Jesimil, mata mereka berkilauan keluar cahaya berwarna ungu dari mata mereka berdua. Moza pun melihatnya sampai mengagnga. "Ya ampun Adara Jesimil ma..ma..mata kalian." Moza gelagapan sambil menunjuk mata mereka berdua secara bergantian . "Kenapa dengan mata kita? Ada yang aneh dengan mata kita?" Adara panik sambil menggoyang-goyangkan bahu Moza. "Coba kalian lihat bulan purnama itu."kata Moza dan Adara dan Jesimil pun melihat bulan purnama lagi. "Tuh kan keluar cahaya lagi kalian kenapa sih....jangan-jangan..." kata Moza panik. "Aku tidak tau apa -apa Moza" jawab Jesimil" "Jangan-jangan apa...coba gantian kamu yang lihat bulan itu." kata Adara kepada Moza. Moza pun kemudian melihat bulan itu. "Moza mata kau juga berkilauan mengeluarkan cahaya ungu." mata Adara bulat seketika saat melihat mata Moza lalu Adara panik. Mereka bertiga mengucek-kucek matanya. Rasanya ada yang aneh dengan dirinya masing masing. Kemudian mereka duduk sambil menonton TV lagi, tak sempat menonton TV karena sibuk melihat bulan purnama dan akhirnya dapat sesuatu yang aneh yaitu mata mereka mengeluarkan cahaya berwarna ungu. "Apa yang terjadi dengan diri kita." Ucap Jesimil sambil mengacak-acak rambut panjangnya itu. "Aku pun tak tahu." Moza terasa pusing kepalanya ia memegangi dahinya. "Ya sudah kita nonton TV saja" Adara mengalihkan topik pembicaraan mereka supaya mereka tidak panik lagi. Mereka pun melanjutkan menonton TV. Mereka sudah ke asikan dengan film yang mereka tonton saat itu. Tiba-tiba ada yang aneh dengan Moza. Tidak tau kenapa, seluruh tubuhnya terasa basah seperti diguyur air hujan. Moza pun panik. "Ya ampun ada apa dengan tubuh ku ini , tubuhku seperti di guyur air hujan."Moza panik sembari memeluk dirinya sendiri. "Moza jangan panik." ucap Adara sambil memegangi bahu kanan Moza. "Tenangkan dirimu Moza." sahut Jesimil. " Ada apa ya dengan Moza" Adara bingung sambil mengacak-acak rambutnya layaknya orang yang sedang frustasi. Tiba-tiba Adara dan Jesimil mengalami hal yang sama seperti Moza. Tapi aneh, mereka berdua tidak basah seperti Moza.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD