Dua

1447 Words
Gauri bingung, pusing pusing dan lelah. Padahal ia sudah merencanakan untuk bersantai di hari sabtu, mumpung toko online nya sedang kehabisan stock barang sehingga ia memiliki waktu untuk rebahan seharian. Namun, gara-gara satu undangan yang di kirim oleh salah satu teman WA-nya, semua pemikiran santainya buyar entah ke mana. Hanya satu kata yang menghiasi di kepalanya. Musibah! Undangan reuni minggu depan adalah musibah dan sebisa mungkin ia ingin menghindari reuni itu, namun itu tidak bisa menolak, mengingat si gendut Tara mengorder souvenir sebanyak 1000 pcs dan membayar lunas juga memintanya untuk mengantarkan sendiri ke tempat. Tentu saja, sebagai pebisnis awam seperti Gauri, mendapatkan orderan dengan jumlah banyak dan menguntungkan membuatnya mengambilnya orderan itu secepatnya. Sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa souvernir yang dipesan Tara ternyata untuk acara reuni SD nya. Sial! Sial! Bagaimana caranya Gauri untuk menghindari acara itu? “Teh, seblaknya mau di makan enggak? Kalau enggak mau aku makan aja! ” ucap Jaka adik pertama Gauri yang baru menghabiskan waktu sebungkus seblak. Gauri memelototi adiknya yang memang rakus dan mengambil mangkuk dengan cepat. “Kok tulangnya sedikit sih?” “Lah kan Teteh beli tulangnya dua ribu, ya segitu porsinya.” “Kemarin kok banyak?” “Ya kan teteh belinya lima ribu, kenapa sih Teh? Kalau mau tulang nanti aku ambilin ayam goreng di meja makan. Dagingnya aku makan, tulangnya aku kasih ke Teteh. ” Gauri mendelik dan menyimpan kembali mangkok. " Buat kamu aja," "YES!" “Eh tunggu sebentar, kain flanel buat souvenir gantungan kunci pesenan kemarin masih ada kan?” Jaka mengangkat jempolnya. “Aman Teh, yang habis cuma dakronnya.” “Yaudah nanti kamu belanja dan jangan lupa, besok siang harus udah di kirim.” “Siap bos!” Gauri kembali berbaring malas di sofa sambil menonton TV tanpa minat. Ia bersyukur usaha online shopnya semakin berkembang, setiap hari selalu saja ada orderan cendera mata, bahkan pernah mendapatkan pesanan ke Australia. Baru 2 hari yang lalu tokonya mendapatkan lambang star di salah satu aplikasi jual online sehingga membuat tokonya masuk ke dalam pencarian populer. Karena orderan yang berlipat tiada henti, akhirnya usahanya dibantu oleh Jaka, adik pertamanya yang kebetulan sedang libur kuliah. Daripada bermain dan menghamburkan uang, Gauri memaksa Jaka sebagai asistennya yang dipercayai dalam hal belanja bahan dan pengiriman ke ekspedisi. Tadinya ia juga ingin merekrut adik bungsunya Shaka yang baru masuk kuliah, namun karena adik bungsunya sedang sibuk dengan bandnya untuk pertunjukan di acara cosplay nanti sehingga Gauri urung mengajaknya. “Teh, pesanan Teh Tara mau mulai di buat kapan? 1000 pcs kan itu? ” “Mugnya besok datang, jadi nanti langsung kita bawa ke tempat sablonan di daerah pagarsih. Teteh udah ngobrol sama si Kokonya, paling cepat 3 hari beres. ” Jaka mengangguk mengerti. Sebenarnya ia juga kasihan dengan kakaknya, ia tahu kalau sang Kakak Gauri harus mengantarkan itu ke acara reuni SD. Jaka saja yang tidak mengalami apa yang dirasakan Kakaknya, terkena imbasnya. Teman-teman kuliahnya banyak yang membicaran Kakaknya di belakang, bahkan di twitter ramai dengan hastag #jandarasaperawan setelah video kejadian di pernikahan Kakaknya, Tentu saja Jaka dan adiknya, Shaka ngamuk besar, bahkan mereka mengawasi siapa yang membuat thread itu. Sementara sang Kakak, lebih memilih diam dan mencoba acuh. Namun Jaka tahu bahwa hal itu membuat Gauri tertekan. Gauri bahkan hingga saat ini tidak berani pergi ke warung, atau pun ke rumah saudara. Kakaknya lebih memilih menyibukkan diri dengan membuat suvenir atau jika senggang Gauri akan menutup pintu kamar dan seharian marathon menonton film horor. Jaka meringis mengingat film yang kini menjadi berlangganan Kakaknya. Dulu, Kakaknya penggemar berat drama korea, drama china atau film romantis hollywood. Tapi sekarang, Kakaknya lebih suka film ring, SAW, Halloween, dan banyak judul yang membuat Jaka pusing menontonnya dan sering bermimpi buruk. Setelah Gauri resmi menjadi seorang janda, tentu saja keluarga sebagian besar sibuk mencari jodoh untuk Gauri yang langsung ditolak mentah-mentah oleh gadis itu. Gauri kapok menikah. Lalu bagaimana kabar sang mantan suami? Setelah resmi bercerai, Reyhan akhirnya menikahi kekasih gelapnya, Sindy. Mungkin sekarang, kandungan Sindy sudah berjalan 8 bulan. Tapi entahlah Gauri juga tidak mau tahu, walaupun diam-diam ia suka menghitungnya. Reyhan dan Sindy adalah rekan kerja, dan mereka tidak berpacaran. Lalu bagaimana Sindy bisa langsung tekdung? Mereka memang tidak berpacaran, namun istilahnya mereka adalah berteman dengan keuntungan. Mereka berteman tetapi saling mencari kepuasan. Puas apa? puas nyakitin ?? Gauri mengira Reyhan adalah lelaki yang baik, mengingat jika pria itu selalu rajin shalat pada saat mereka berada di luar. Namun nyatanya, Reyhan adalah pria b******k yang suka menebar kantong semennya kepada perempuan lain. Intinya, Gauri lebih memilih menjalani hidup seorang diri yang ia harus merasakan kekecewaan di khianati. .... Gauri yang baru saja selesai menghitung mug dan bekerja di ruang kerjanya, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Padahal ia baru saja masuk ke ruang kerjanya setelah shalat subuh. Ternyata waktu berputar begitu cepat. Gauri membuka laptopnya dan mengecek kembali akun tokonya dan tersenyum setelah mendapatkan ulasan bintang 5 dari konsumen yang puas di tokonya. Ia mengecek WA di laptop dan mengernyitkan muka melihat chat grup teman SD nya yang sudah mencapai seribu chat. Astaga sepertinya mereka tidak punya kerjaan! Malas membaca secara detail sehingga Gauri hanya menscrollnya sembarangan. Namun, terhenti ketika ia melihat obrolan dari Ganendra di grup itu. Ganendra: Semuanya pada datang ke reuni? Dita: Asikk tumben nih Bapak PNS kita muncul Tara: Insya Allah Ra, semuanya datang. Kamu datang kan? Ganendra: Sip Gauri mengerutkan alis melihat jawaban Ganendra, maksudnya 'sip' itu apa? enggak jelas banget deh. Untung ganteng jadi bisa mendukung. Iseng Gauri membuka gambar profil Ganendra. Ganendra yang memakai seragam PNS begitu mempesona. Pria itu yang dulu jaman SD selalu membawa tas ransel merah dan suka bermain bola bersama teman-teman, lalu sorenya mengaji di masjid dekat rumahnya dan selalu dianterin oleh Ibunya, kini tumbuh menjadi pria yang gagah dan tampan. Mungkin jika Gauri berpapasan di jalan, ia tidak akan sadar jika itu Ganendra. Gauri jadi penasaran kira-kira pacar Ganendra seperti apa ya? Mungkin nanti ketika reuni, Ganendra akan membawa pasangannya. Bukan hanya Ganendra saja, tapi mungkin semuanya ... semuanya kecuali Gauri. Gauri mulai merasa rendah diri. Ia kembali ragu apakah harus datang atau tidak, namun jika ia tidak datang maka ia tidak profesional. Tara bahkan sudah membayar biaya pengantaran. Menutup laptopnya, Gauri keluar dari ruang kerjanya. Ia butuh udara dingin untuk menenangkan pikirannya. “Uri, Mama Papa tinggal enggak apa-apa?” tanya Mama yang sudah menggunakan kebaya dan tampil cantik menghampirinya. “Ke undangan ua sony ya?” tanya Gauri. “Iya, Jaka sama Shaka udah berangkat duluan. Kamu beneran enggak apa-apa ditinggal sendiri? ” "Santai Ma," Mama menghela napas melihat Gauri yang kini sedang memakan kue bolu dari dalam kulkas. Hati Ibu siapa yang tidak sedih melihat kondisi anaknya yang baru saja mengalami musibah. Mimpi apa sang Mama, jika anaknya kini menjadi janda. Bahkan putrinya belum mengecap rasanya rumah tangga. “Nanti Mama bawain batagor riri kesukaan Uri ya,” “Siap Ma. Hati-hati di jalan. ” Begitu rumah kosong, Gauri menyimpan kue bolunya yang baru ia makan setengahnya. Gauri kini berjalan menuju teras rumah dan duduk, ia menutup matanya merasakan hembusan angin yang membelai wajahnya. Ketika ia berada di tengah keluarganya Gauri harus terlihat tegar, kuat dan santai. Namun ketika sendirian, Gauri bisa mengeluarkan kesedihannya tanpa takut. Ada rasa bersalah yang dirasakan Gauri pada kedua orangtuanya dan itu yang menjadi alasan Gauri untuk fokus pada usahanya. Orangtuanya masih memiliki hutang catering sekitar 10 juta. Gauri mengetahui itu ketika ia tidak sengaja mengangkat telepon rumah dari pihak catering yang menagih ketika keluarganya sedang pergi. Papanya bekerja sebagai supervisor sebuah Pabrik dan Ibunya membuka toko kelontongan di pasar dekat rumah mereka. Mereka bukan dari keluarga kaya namun cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tidak berlebihan. Jaka sendiri meskipun terlihat santai namun ia kuliah karena mendapatkan beasiswa dari pemerintah dengan tanggung jawab IPK nya yang harus stabil atau meningkat, sementara Shaka sudah dapat penghasilan sendiri dari band nya meskipun nilai masih kecil. Namun setidaknya kedua adiknya tidak merepotkan kedua orangtuanya. Gauri sendiri, setelah lulus kuliah memilih buka usaha sendiri dibandingkan melamar kerja ke perusahaan seperti teman-teman. Sejak dulu Gauri memang suka membantu Ibunya menjaga toko dan ia juga senang membuat pernak pernik dan akhirnya di jual kepada teman-teman. Dan benar saja, 2 bulan membuka toko online, sedikit demi sedikit orderan mulai berdatangan. Mulai dari souvenir pesanan kantor Papanya, adik-adiknya juga mengembangkan usaha dan kini ia sudah mendapat pelanggan tetap yang berdomisil di luar negri. Pesanan dari Tara menjadi penutup nominal hutang catering orangtuanya. Sebenarnya kedua orangtuanya menolak Gauri melunasinya, namun Gauri. Ia tahu bagaimana pengorbanan kedua orangtuanya untuk memberikan pernikahan megah dan indah untuk dirinya. Meskipun ia merasakannya tidak lebih dari 2 jam, namun setidaknya kenangan mengenai dekorasi pernikahan menjadi salah satu kenangan yang cukup baik di ingatannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD