THREE

562 Words
Sayup-sayup mata Sarabella melihat langit dengan kabur. Benar saja, memang begitu adanya. Langit-langit seperti berputar hingga akhirnya ia benar-benar tertidur tak sadarkan diri. *** Sarabella terbangub dengan bau busuk menyengat yang menyeruak di hidungnya. Matanya perlahan-lahan membuka dan melihat ke sekeliling yang gelap. Ia mencoba untuk bangkit dengan meletakkan tangannya ke tanah. Namun betapa terkejutnya dia saat yang ia pegamg bukan tanah melainkan lendir. Ia terkejut karena tak dapat melihat apapun. "Dimana aku?!" Teriaknya. "Tolong aku!!"" Hardiknya. Namun nihil, tak ada suara yang menyahutnya. Pikirannya menjalar kemana-mana apakah seksrang ia ada di penjara Oridon? Bau buduk benar-benar semakin menyeruak di hidungnya. Ia mencoba duduk perlahan dengan tetap memegang tanah berlendir itu. Ia memundurkan perlahan badannya. Namun sebuah dinding menahan punggungnya. "Sial! Aku terjebak!" Teriaknya. "Tidak, Sarabella. Kau tidak terjebak." sebuah suara mengejutkan Sarabella. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Namun ia tak melihat apa pun. "Siapa di sana?!" Pekik Sarabella. Ia seakan buta. Benar-benar gelap di dalam sana. Dan bsunya semakin membusuk. "Tunggu lah sebentar dan bersabarlah karena sebentar lagi ruangan ini akan bersih dan wangi serta terang." Sahut suara itu kembali. "Tapi bisakah aku tahu siapa kau?" Tanya Sarabella. Namun suara itu kembali diam. Sarabella tiba-tiba tergoncang. Ruangan itu berguncang hebat hingga Sarabella ikut terguncang ke sana kemari. "Aaa!!! Aaaa!!!" Gadis itu. Ruangann itu tak hentinya berguncang. Kepala Sarabella sudah semakin pusing di buatnya. Tak lama, cahaya terang benderang mengitari dirinya. Sarabella bisa melihat sekeliling nya. Ruangan itu berbentuk bulay dan besar. Dinding nya berwarna pink muda. Sarabella menerka-nerka di mana ia berada. Tak lama bau wangi kembali memyeruak di hidungnya. "Hai!" Saoa suara tersebut. Sarabella terkaget setengah mati katena saat ini ia berada di dalam cangkang Gastropada! "Apakah ini cangkangnya?" Tanya Sarabella. "Ya, maafkan aku karena membuatmu tak nyaman. Tapi jujur saja. Sudah lama tidak ada manusia yang mengunjungiku sehingga aku begitu bsuuk." Ungkapnya. Sarabella pun mengangguk. "Mengapa kau membawaku ke ralm cangkangnu. Apa kau memakanku?" Tanya sarabella lagi. "Hahaha hahaha. Kau ini lucu sekali. Bagaimana mungkin aku memakan seirang dewi?" Katanya. "Dewi?" Tanya Sarabella. "Iya, Dewi. Kau adalah Alba Rosae yang terkutuk." Ungkap Siput raksasa itu. "Apa maksudmu?" Tanya Sarabella lagi. "Bukankah menurut legenda aku hanya bisa di bangunkan oleh seorang dewi alba rosae?" Tanyanya. Benar. Siput itu benar. Berarti Sarabella lah yang telah membangunkan gastropada. Sarabella adakah dewi. "Tetapi, mengapa rambutku hitam? Bukan seperti kaum lux yang lain?" Tanya Sarabella lagi. "Kau di kutuk oleh rajamu sendiri." Jawabnya. "Apa maksudmu dengan di kutuk?" Tanya Sarabella. "Oridon adalah anak dari Raja Lux. Oridon meminta kekuatan dari kaum lux. Tetapi karena ingin melindungi kaumnya, ia malah mengambil kekuatan itu dari rahim ibumu. Oleh karena itu rambutmu menjadi hitam dan tak seutuhnya menjadi dewi." Gastropada itu menjelaskan dengan panjang lebar. "Tidak mungkin! Raja Lux adalah Raja yang bijaksana dan baik hati!" Bentak Sarabella. "Jika kau tidak percaya tidak masalah. Apa kau lupa bahwa aku binatang yang jujur?" Tanya gastropada. Sarabella kemudian merenung sesaat. Bagaimana mungkin raja yang terkenal adil itu justru saat ini sedang menhianati rakyatnya sendiri. "Tapi Gastropada, bukankah dengan ia memberi kekuatan pada anaknya sendiri itu justru akan merusak tahta dan kaum lux sendiri?" Tanya Sarabella. "Ya! Kau bemar sekali! Hanya saja Raja Lux tidak menyadari hal itu. Ia menganggap Oridon sebagai anak yang baik hati." Jelas gastropada. Jadi apa yang harud aku lakukan untuk itu? Tanya Sarabella. "Kau harus menikamnya dan memakan jsntungnya!" Pekik gastropada tak kalah dendamnya. "B.. bagaimana mungkin? "Kau pasti bisa Sarabella! Demi keluargamu yang telah dulu meninggalkanmu !" Kalimat terkahir Gastropada membuat Sarabella semakin yakin dengan dendamnya. Saat ini ia harus menjalankan misi yang menjijikkan itu. Tapi demi keluarganya, Sarabella rela melakukannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD