Prolog

141 Words
"Hiks ... Kenapa Kakak lakukan ini?" Nara masih terisak sejak mendapati dirinya terbangun dengan keadaan yang sangat mengenaskan. Bajunya berserakan di lantai. Dan tempat tidur yang ia gunakan berantakan. Ia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, yang ia ingat hanyalah potongan suram kejadian semalam. Ia datang ke apartemen ini untuk makan malam tapi saat pagi terbangun ia malah berakhir disini. Mengusap linangan air mata di pipi, Nara berusaha bangkit. Ia ingin pulang. Semakin lama di sini malah makin membuatnya merasa jijik. Setelah keluar dari apartemen ini ada tempat penting yang harus ia datangi. Tanpa perduli dengan rasa sakit di beberapa bagian tubuhnya, Nara melangkah keluar dari tempat itu. Hidupnya sebelum ini sudah susah. Di tambah perlakuan jahat Kakaknya semalam, tentu menambah beban psikis untuk Nara. Rasanya, sudah tidak ada lagi yang bisa Nara percaya di dunia ini. Satu-satunya keluarga yang ia miliki bahkan tega membohongi sampai separah ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD