bc

Last Rose

book_age18+
373
FOLLOW
1.5K
READ
murder
dark
fated
manipulative
sensitive
tragedy
bxg
city
husband
lawyer
like
intro-logo
Blurb

Rosel merupakan bagian penting dari hidup Bayu, cinta Bayu pada Rosel tak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi. Namun saat kebahagiaan lagi menghampiri mereka ada sebuah kisah yang tiba-tiba muncul pada masalah rumah tangga mereka awalnya Rosel tak begitu peduli dengan hal tersebut, semakin lama perempuan itu acuh, ia semakin sadar bahwa ada banyak kejanggalan dalam hubungan keluarga suaminya itu. Pernikahan mereka terjadi memang karena perjodohan namun itu dulu saat empat tahun yang lalu ketika, Bayu tak bisa menerima kenyataan akan kematian wanita yang dicintainya. Saat itu Rosel tak benar-benar mendengar kata sang bunda yang memberikan nasihat kepadanya, sang bunda yang mengetahui masa lalu Bayu turut bungkam. Hari ini hari pertama Bayu masuk sebagai wakil ketua umum partai dalam politik, untuk pertama kalinya pemuda itu menginjakkan kakinya di dunia politik. Kala itu Bayu benar-benar dibuat kagum akan ke indahan mahkamah agung republik Italia, dan saat itu juga Bayu masih berprofesi sebagai pengacara hebat. Bayu meninggalkan jabatannya sebagai pengacara demi karir politiknya, Rosel yang tak ingin suami cepat puas memberikan masukan positif. Rosel saat itu sedang berbelanja di toko swalayan tanpa sengaja bertemu dengan Santana yang dulunya sahabat sang suami, karena satu dan lain hal itu membuat hubungan mereka berdua merenggang.

chap-preview
Free preview
Satu
Rosel menghempaskan tangan besar Bayu dan meninggalkan pemuda itu begitu saja, sedangkan pemuda itu menahan lengan sang isteri lalu memeluknya. Rosel menatap wajah pemuda tinggi itu, sebenarnya perempuan itu tak berniat membuat hubungan keduanya merenggang seperti saat ini, Bayu mengerang frustrasi. Hailey yang tak tega melihat keduanya bertengkar kaya sekarang, perempuan tersebut menarik mereka ke dalam taksi kemudian meminta Bayu serta Rosel untuk pulang ke rumah dan menyelesaikan masalah mereka di rumah. “Sebaiknya, kalian selesaikan masalah yang ada diantara kalian dirumah saja.” “Terima kasih, saranmu sangat membantu. Aku titip pertemuan hari ini, ouh ya, aku mau minta agar berikan ini pada salah satu clientku.” Tegas, Bayu yang memasuki taksi. Hailey mengangguk paham lalu tersenyum tipis pada Rosel, akan tetapi wanita cantik itu tak membalas senyumannya. Sesampainya dirumah Rosel tak mengatakan apapun pada sang suami, pertengkarannya kian menjadi saat perempuan tersebut membawa masa lalu Bayu dan mengungkitnya kembali. Bayu hampir lepas kendali saat nama Rosa kembali dikaitkan dalam kehidupannya lagi, pemuda tersebut menatap sendu sang isteri dengan tatapan sulit dipercaya. “Untuk apa kamu cemburu dengan orang yang sudah tiada, …” lembut Bayu lalu menggenggam tangannya perempuan itu. Rosel yang tak bisa menahan air matanya lagi dibuat jatuh akan sisi lembut Bayu. “Aku, … Hanya merasa kamu belum melupakannya,” Bayu menggeleng pelan kemudian merengkuhnya dengan penuh kasih sayang. Lagi-lagi Rosel mempermasalahkan hal sepele yang menurut Bayu tak ada artinya, pemuda itu sendiri saat mengucapkan hal yang menyakiti perasaan Rosel selalu dalam keadaan tak sadar atau lagi tidur. Bayu meletakkan tangannya pada kepala Rosel dan mengusapnya perlahan seraya menenangkan pikiran perempuan itu, berkat bantuan dari salah satu temannya masalah mereka bisa teratasi dengan baik, Rosel sebenarnya tidak masalah jika Bayu ingin mengingat tentang wanita masa lalunya itu, namun Rosel tak bisa memungkiri jika Bayu ingat kenangan lamanya perempuan tersebut akan tersingkir dari benak Bayu. Pemuda itu beranjak setelah beberapa saat Rosel tenang dan tertidur, diraihnya figura tersebut dan Bayu menghela panjang jarang sekali ia memikirkan hal yang bukan pikirannya. Bayu melangkah keluar dari kamar dan menutup pintu kamar dengan pelan, pemimpin keluarga tersebut melamun sendiri saat berada di dalam mobil, pikirannya kacau balau dan tak tau harus bagaimana, pemuda itu memutuskan untuk pergi ke tempat yang lebih menenangkan hatinya. Rosel yang semula tak benar-benar tidur memerhatikannya dari dalam jendela kamar, ada perasaan kecewa yang hinggap pada hati perempuan itu, namun begitu tetap saja Rosel tak bisa membenci sang suami. Sejak mereka menikah Rosel tak pernah merasa dicintai dengan tulus oleh Bayu, kehadirannya hanya untuk membuat semua menjadi semakin sulit. Bayu sendiri cukup memperhatikan kondisinya dengan baik, namun Rosel tau itu bukan dari hati pemuda tersebut. Supermarket sangat ramai membuat Rosel mau tak mau harus mengantri untuk membayar, ketika perempuan itu tengah bermain ponsel tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang tepat berdiri di belakangnya. Perempuan itu lekas meminta maaf dan berjalan menjauh dari area kasir, pemuda itu tertegun melihat sosok wanita yang dirinya yakini telah dirinya bunuh empat belas tahun lalu. Rosel cukup terkejut ketika seseorang memanggilnya bukan dengan namanya, namun lelaki itu menarik sudut bibirnya saat melihat sosok perempuan tersebut dan langsung memeluknya erat serta mengatakan maaf entah untuk yang keberapa kalinya. Agak bingung karena pasalnya perempuan tersebut tak mengenali wajah dan identitas sosok yang tengah memeluknya. “Maaf, siapa ya?” Sosok itu termangu lalu merenggangkan pelukannya sambil memandang wajah sang perempuan. “Kamu Rosa kan?” Rosel tersentak ketika mendengar nama itu, nama yang tidak asing lagi baginya. Akan tetapi dirinya bukanlah Rosa seperti apa yang dimaksudkan oleh sang pria, perempuan tersebut jelas menolak jika disamakan dengan perempuan lain. “Atas dasar apa kamu menganggapku perempuan tersebut?” Jujur saja ada rasa ragu dalam dirinya ketika menyebutkan nama itu, nama yang tak pernah mau berhenti keluar dari bibir suaminya. Lelaki itu membungkam kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan tempat tersebut, disusul Bayu yang datang dari arah lain sembari menuntun Roa yang terus menangis. Bedasarkan apa yang ia tangkap Rosel banyak melamun hingga sampaipun perempuan itu terus melamun sendiri dan tak memerhatikan sang anak yang masih berceloteh tentang sekolahnya, … Bayu menegurnya karena terlalu sering melamun, tak lama setelah mendapat teguran itu Rosel hampir tak sengaja menjatuhkan Roa yang berada digendongannya. Bayu terkepal kuat lalu menghentikan langkahnya saat melihat insiden tersebut, nama itu selalu mengganggu pikirannya dan memenuhi relung hati perempuan itu. Akan tetapi dirinya enggan bertanya kepada sang suami mengenai masa lalu mereka, Rosel berpikir itu hanya karena kenakalan remaja semata saja, namun perkataan sang mertua mengenainya bukanlah tentang kenakalan remaja semata. “Bay, aku mau tanyakan sesuatu?” Cicit Rosel. “Mau menanyakan apa?” “Bagaimana kehidupanmu dulu?” Bayu bungkam seketika suasana berubah menjadi dingin lalu pria itu tak menjawab pertanyaan tersebut secara jelas dan tegas, namun Rosel tau ada gurat gelisah di wajah sang suami. Apa ia salah menanyakan hal ini? Lantas bagaimana cara Bayu hidup selama ini. “Kamu gak perlu repot-repot mencari tau,” tukas lelaki itu yang melengos pergi meninggalkan perempuan tersebut. Rosel tentu akan merasa sangat terbantu jika sang suami memintanya dengan sikap baik, namun tidak ada sama sekali sikap itu dalam permohonan sang suami. Lantas itu tak membuat Rosel merasa geram karena perlakuan tersebut, justru membuatnya merasa gemas dengan tingkah itu. “Gak ada yang spesial, …” Putus Bayu yang cepat-cepat masuk ke dalam dapur. “Grivithe jangan lari-larian!” Tegur sang ibu pada putrinya tersebut, anak pertamanya itu lantas tak mau menuruti perintah ibunya itu sampai sang ayah terpaksa turun tangan untuk mengatur putri mereka. Roana Grivithe. Nama yang indah bukan? Anak perempuan itu diberikan nama tersebut agar kelak menjadi penerang bagi kedua orangtuanya saat dewasa nanti. “Roana Grivithe. Diam. Dan duduk!” Tegas Bayu yang langsung bergegas duduk dimeja makan, kala itu Rosel merasa beruntung memilikinya namun disisi lain, ia merasa kasian pada sang suami. Bukan alasan bagi Rosel berkata demikian saat mendengar nama mantan istri suaminya itu, meski tau perempuan tersebut sudah tiada, akan tetapi Bayu terus saja mengenang masa lalunya hingga tak bisa hormat padanya. Roa diam saat mendapat teguran keras dari sang ayah, kemudian menunduk takut dengan raut wajah yang murung. “Momy, … Daddy galak.” Adunya pelan yang dibalas anggukan kepala oleh sang ibu yang sedang mengulas senyum tipis, Rosel mengulum bibir bawahnya basah. Lalu menyiapkan keperluan makan sang suami dan anaknya. “Yang terpenting sayangkan?” Goda sang ibu pada putrinya itu, Roa langsung mengembangkan senyumnya lalu mengangguk sambil terus berjalan ke arah dalam rumah.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

PLAYDATE

read
118.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
625.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook