Dua

1074 Words
Sebuah tugas mendadak diberikan kepada para murid karena guru-guru sedang mengadakan rapat akhir tahun yang biasa di adakan oleh pihak sekolah tampaknya para guru-guru terpaksa mengadakan rapat tersebut karena adanya ujian kenaikan tingkat kelas yang sebentar lagi akan dilakukan setiap menjelang pergantian tahun. Para guru memberikan tugas rumah yang juga merupakan akhir tahunan, para guru memberikan para izin untuk melakukan pencarian disebuah internet. Akan tetapi sepertinya para guru-guru lupa mengatakan bahwa pihaknya hanya satu kali memberikan kesempatan kepada setiap murid, para guru juga harus sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk menghadiri pertemuan rapat. Murid-murid diberikan kebebasan dalam mengerjakan tugasnya, namun para guru salah dalam memberikan tugas dan hanya mengatakan apa saja yang harus para murid lakukan ketika selesai mengerjakan tugas rumah tersebut. Para murid juga diminta hadir dalam acara yang akan digelar pihak sekolah nanti, para guru meminta setiap siswa mengundang setiap wali murid untuk melakukan acara amal dan berpartisipasi dalam program penyumbangan korban bencana alam. Tugas rumah yang diberikan oleh pihak guru diberikan kepada siswa dengan catatan waktu yang telah ditentukan, para guru juga harus memerhatikan setiap siswa yang telah selesai mengerjakannya dengan benar. Orang tua juga harus ikut membimbing setiap siswa yang belum menyelesaikan tugas-tugasnya. Roa langsung bergegas menghampiri sang ayah ketika melihat sosok pria tampan bertubuh besar turun dari mobil mewah milik keluarganya, anak perempuan itu mengecup tangan pria dewasa tersebut. “Daddy!” Sapanya riang, Bayu tersenyum teduh saat melihat sosok putrinya yang penuh dengan keceriaan. Bayu tersenyum pada sang anak lalu mengalihkan perhatiannya saat seorang wanita cantik menghampirinya, ah, ya, itu adik dari mendiang sang istri. Tak begitu banyak obrolan saat Rosa meninggal pada empat belas tahun silam, hubungannya terlalu rumit hanya untuk dijelas dalam sebuah waktu yang cukup lama. Rosel membelalakkan matanya saat kedua orang terkasihnya itu pulang-pulang membawa banyak barang dan mendengar penjelasan dari sang anak yang begitu ceriwis, pro sekali bapak satu anak ini. Begitulah pikirnya, Rosel menghela panjang kemudian mengangkat alisnya heran ketika sang suami tak banyak merespon apa yang dikatakan oleh anak perempuannya. “Tak kamu ke mana? Kok lama?” Bayu menolehkan kepalanya cepat bukan jawaban yang didapatnya, malah sebuah kecupan mesra dikeningnya terlihat sekali bukan jika lelaki itu sebuah bisa menerimanya. Namun itu hanya yang terlihat saja, pada kenyataannya tidak seperti yang dilihat, Bayu melengang pergi meninggalkan sang istri yang menahan senyum tipis. Rosel membawa semua makan siangnya ke arah meja makan dengan hati yang berbunga lagipula ini bukan hari spesial untuknya, mengapa Bayu begitu romantis sekali. Hari ini perempuan itu mengundang juniornya sang suami dikantor, ia tampak begitu nyaman saat berbicara dengan perempuan tersebut. Perempuan itu adalah Hailey, Rosel senang sekali bisa mengenal sosok Hailey yang ramah dan pendiam. Sejam sebelum sang teman datang terdengar suara pecahan kaca dari arah belakang dapur, Bayu mengambil satu-satu pecahan tersebut dan membuat sang istri terkejut dengan apa yang dilihatnya. Perempuan itu berdecak kecil lalu menggeleng kepalanya heran, sedangkan lelaki itu hanya menunjukkan senyum tak bersalahnya. “Maaf Momy, tadi gak sengaja.” Ucapan pemuda itu sontak saja tidak jadi membuat Rosel kesal, karena menahan gemas pada lelaki itu. “Iya gak apa-apa sayang,” Rosel menatap pecahan kaca yang berserakan tersebut. “Kamu pergi kerja aja sana, ada rapatkan? Nanti telat. Ini aku aja yang ngurusin, kamu gak perlu khawatir, aku bakal bikin juniornya kamu betah di rumah kita.” Cerocos perempuan itu yang hanya dibalas dengan helaan panjang, Bayu tersenyum simpul kemudian mengusap lembut surai istrinya. Hailey tersenyum menyapa pada anak kecil yang sedang bermain diteras depan, perempuan itu mengusap pelan rambut coklat milik Roa. Manis, anak itu sungguh manis, Lersen pasti akan merengek meminta satu yang seperti ini jika melihatnya. “Kau baru sampai setelah aku ingin berangkat kerja?! Ke mana saja kau!!” Omel Bayu yang sudah berada di depan pintu masuk dengan pakaian rapihnya, Hailey meringis mendengarnya. “Maaf-maaf tadi ada urusan sebentar di mana kak Rosel? Ah, rasanya lama sekali tak bertemu dengannya.” “Huum, di dalam. Aku pergi dulu.” Bayu melanjutkan perjalanannya menuju garasi mobil lalu mengulas senyum lembut pada sang anak yang terlihat sedang asik pada dunianya sendiri, Roa bahkan tak sadar jika sang ayah sudah berlalu pergi meninggalkannya begitu saja. Pemuda itu menatap wajah putrinya sejenak kemudian melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah, Hailey menyapa Rosel yang sedang sibuk dengan masakannya. “Sudah lama?” Hailey tersenyum lalu menggeleng kepalanya perlahan, “apa kamu melihat Bayu tadi?” “Aku sempat berpapasan dengannya, namun sepertinya kakak terlihat buru-buru apa ada masalah dengan pengadilan?” Rosel menoleh lagi lalu menatap wajah wanita cantik itu, Rosel mengernyitkan keningnya heran jika benar adanya kenapa sang suami tak memberitahunya. “Ah begitu ya,” sepertinya itu bukan tentang pengadilan. Ini hanya dugaan sementara yang dibuat oleh sang istri, kini fokusnya bukan lagi pada masakan yang lagi ia buat tetapi pada hal lain, yang sudah begitu lama terjadi. “Mungkin ada kepentingan lain,” senyum lembut yang Rosel tampilkan tentu saja bohong. Hailey ikut tersenyum lalu mengangguk tanpa mengalihkan perhatiannya lagi, rasanya ingin sekali membantu tetapi perempuan itu tak yakin bisa melakukannya. “Apa yang bisa aku lakukan?” “Kamu duduk aja temani Roa, jika sudah siap akan aku panggil kalian berdua.” Hailey tersenyum manis kemudian meninggalkan sang pemilik rumah ditempatnya, perempuan yang kini tengah bergumul dengan asap itu langsung membersihkan wajahnya tatkala pekerjaannya telah selesai. Bayu menatap Lisa yang sudah begitu jauh darinya, perempuan blasteran itu memutar bola matanya jengah saat Bayu tersenyum konyol padanya. Sudah berapa lama ia mengenal perempuan tersebut, masih tetap sama seperti sejak pertama kali bertemu. “Ehey, kau tak pernah ganti baju ya? Kok sama terus setiap hari?” Lisa memincingkan maniknya tajam lalu mendengus dingin. “Berisik! Ada apa?” Ketus perempuan tersebut layaknya seorang singa. Bayu menghela panjang kemudian mengangkat alisnya heran, ia menerawang jauh kedalam pikirannya. Tak sangka kalau sudah lama sekali tak melihat mantan adik iparnya membuat lelaki itu kembali pada masa lalunya. “Kau bisu ya?” Kesal Lisa. “Ya aku bisu jika bertemu dengannya,” pelan lelaki itu yang masih tetap melamun. “Sebenarnya ada banyak hal yang ingin aku katakan, tapi sudahlah kau tak akan mengerti. Mengapa takdirku sangat tragis seperti ini? Apa kau bisa membayangkan betapa mudahnya mereka mencarikanku pasangan yang pada kenyataannya aku tak bisa melupakan wanitaku?” Lisa menatap iba pada temannya. Mereka memang seperti ini, jika memiliki masalah akan saling bertukar cerita dan lisa tau bagaimana perasaan Bayu kala itu. Karena Lisa pun merasakan kehilangan yang mendalam pada sang sahabat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD