bc

Agus Baron

book_age18+
20
FOLLOW
1K
READ
adventure
reincarnation/transmigration
time-travel
dominant
powerful
self-improved
tragedy
genius
superpower
virgin
like
intro-logo
Blurb

[ AGUS BARON ]

.

.

Bab 1. Awal yang baru.

.

.

Namaku adalah Agus Siswanto, usia 48 tahun. Dulu aku hanya penjual sate di ibukota Jakarta daerah pinggiran dekat kali Ciliwung. Sayangnya itu hanya masalalu, ketika aku masih hidup di negara Indonesia yang tenang dan damai. Biarpun dalam keadaan keuangan yang memperhatinkan.

Aku memiliki anak laki-laki yang baru mulai bekerja di perusahaan ternama di Jakarta, setelah ia lulus kuliah. Namun ia lupa dengan ku, sebagai bapak nya. Nama anak ku adalah Amat Hidayat, usia 21 tahun.

Dia anak yang baik dulunya dikarenakan, aku kurang mengawasi dia dalam pergaulan, sifatnya kini jadi suka melawan ku.

Jadi seorang bapak sangatlah berat ketika istriku meninggal dunia 10 tahun yang lalu. Sejak saat itupun, Amat jadi suka membangkang dan mudah marah.

Di umur 48 tahun, aku mudah

sakit-sakitan dan punya penyakit jantung. Aku meninggal tanpa ada kehadiran anakku yang nakal itu, tapi aku sangat menyayangi dia. Bagaimanapun juga, Amat adalah anak ku, dan istriku tercinta.

Ketika aku meninggal, aku bertemu dengan seorang yang sangat bijak. Orang itu mengaku sebagai Dewa dari dunia baru. Awalnya aku sempat heran kenapa bisa ada seorang Dewa yang memintaku untuk menjadi seorang pengunjung dunia baru.

Dewa yang berpenampilan seperti seorang yang taat dan begitu terlihat berwibawa. Rambut yang panjang sepundak berwarna putih, berpakaian serba putih dan memiliki kumis dan jenggot berwarna putih juga.

Dengan alasan bahwa aku seorang yang tabah. Dewa itu tertarik dengan sifatku ini. Dan dengan senang hati aku menerima tawaran beliau.

Sang Dewa memberikanku pengetahuan tentang dunia baru. Aku tak menyangka akan dilahirkan kembali di dunia yang seperti film luar negeri.

Di kehidupan yang baru, aku tetap dengan nama yang sama tapi, hanya nama depanku. Namaku sekarang, Agus Baron yang dulunya dikenal, Agus Siswanto.

chap-preview
Free preview
Bab 1. Awal yang baru
[ AGUS BARON ] . . Bab 1. Awal yang baru. . . Namaku adalah Agus Siswanto, usia 48 tahun.  Dulu aku hanya penjual sate di ibukota Jakarta daerah pinggiran dekat kali Ciliwung.  Sayangnya itu hanya masa lalu, ketika aku masih hidup di negara Indonesia yang tenang dan damai.  Biarpun dalam keadaan keuangan yang memperhatikan. Aku memiliki anak laki-laki yang baru mulai bekerja di perusahaan ternama di Jakarta, setelah ia lulus kuliah.  Namun ia lupa dengan ku, sebagai bapak nya.  Nama anak ku adalah Amat Hidayat, usia 21 tahun.  Dia anak yang baik dulunya dikarenakan, aku kurang mengawasi dia dalam pergaulan,  sifatnya kini jadi suka melawan ku. Jadi seorang bapak sangatlah berat ketika istriku meninggal dunia 10 tahun yang lalu.  Sejak saat itu pun,Amat jadi suka membangkang dan mudah marah. Di umur 48 tahun, aku mudah sakit-sakitan dan punya penyakit jantung.  Aku meninggal tanpa ada kehadiran anakku yang nakal itu,tapi aku sangat menyayangi dia.  Bagaimanapun juga, Amat adalah anak ku, dan istriku tercinta. Ketika aku meninggal, aku bertemu dengan seorang yang sangat bijak.  Orang itu mengaku sebagai Dewa dari dunia baru.  Awalnya aku sempat heran kenapa bisa ada seorang Dewa yang memintaku untuk menjadi seorang pengunjung dunia baru. Dewa yang berpenampilan seperti seorang yang taat dan begitu terlihat berwibawa.  Rambut yang panjang sepundak berwarna putih,  berpakaian serba putih dan memiliki kumis dan jenggot berwarna putih juga. Dengan alasan bahwa aku seorang yang tabah.  Dewa itu tertarik dengan sifatku ini.  Dan dengan senang hati aku menerima tawaran beliau.  Sang Dewa memberikanku pengetahuan tentang dunia baru.  Aku tak menyangka akan dilahirkan kembali di dunia yang seperti film luar negeri. Di kehidupan yang baru, aku tetap dengan nama yang sama tapi, hanya nama depanku.  Namaku sekarang, Agus Baron yang dulunya dikenal, Agus Siswanto. Baron adalah gelar bangsawan kelas bawah.  Biarpun kelas bawah, tidak ku jadikan beban pikiran.  Aku sudah cukup bersyukur bisa hidup lagi sebagai manusia.  Tak pergi ke akhirat untuk menebus dosa-dosa yang mungkin telah menumpuk tanpa ku sadari.  Karena setahuku manusia pasti ada dosanya. Hidupku sekarang seperti dalam film-film barat yang pernah ku tonton di televisi dan bioskop di jaman ku dulu waktu masih muda.  Dewa tetap memberikanku ingatan lama ketika aku masih hidup dulu. Agus Baron, seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dengan status sebagai anak kedua, bangsawan Baron.  Ayahku bernama William Baron dan istrinya bernama Elisa Baron. Kakakku bernama, Zidane Baron. Kewajiban seorang bangsawan bawah ternyata seperti tuan tanah yang menarik pajak terhadap penduduk yang tinggal di wilayah yang dimiliki Baron. Tanpa ada keluhan apapun para penduduk seringkali datang untuk membayar pajak tepat waktu. Sistem pemerintahan zaman ini sangat menguntungkan kami para bangsawan.  Mereka yang bukan bangsawan hanya bisa menerima apa adanya dari kehidupan mereka.  Kadang aku miris dan kasihan, begitu susahnya hidup mereka lebih susah ketimbang diriku yang dulu di kehidupan sebelumnya. Aku merasa lebih pintar ketimbang dulu. Mungkin berkat pengetahuan yang aku terima dari sang Dewa.  Kakakku yang lebih tua 3 tahun.  Dia sangat sombong dan arogan kepada siapapun kecuali terhadap kedua orang tua kami. . . . . Kemeja putih dan celana pendek hitam sampai atas lutut,  yang sedang aku kenakan sekarang. Aku menyusuri halaman taman kediaman Baron,  yang cukup megah bagiku pribadi, ini seperti jaman film-film kuno.  Ada pelayan yang bekerja sebagai tukang kebun dan pelayan wanita yang membantu tukang kebun. Pelayan wanita mengingatkanku kembali ke film telenovela jaman dulu.  Warna putih dan hitam itu sangat berkesan ketika film telenovela jaman dulu sempat terkenal. "Tuan muda, selama pagi!" "Selamat pagi," jawabku, ketika ada yang menyapa.  Dia adalah Lili si pelayan seumuran denganku.  Lili, yang setahuku,  dulunya ia adalah b***k yang dijual sebagai pelayan bagi bangsawan. "Lili, mencari tuan muda dari tadi," kata Lili. "Oh, memangnya untuk apa kamu mencari ku, Lili?" "Kan, saya sebagai pelayan pribadi, tuan muda.  Saya harus selalu ada di dekat tuan muda." "Gitu ya, kamu apa tidak bosan terus mengikuti ku kemanapun?" "Saya tidak akan pernah bosan. Tuan muda 'kan selalu menolong saya.  Lili, pernah janji akan selalu ada buat tuan muda, sebagai balasan terimakasih." Di dunia ini terlalu banyak aturan dan sebagai manusia yang punya simpati sepertiku.  Aku tak habis pikir kenapa Lili, tidak memilih untuk bersantai-santai? Bukan hanya Lili,  bahkan semua pelayan terlalu mengikuti aturan yang ada. Saat ini tanggal 1, bulan 5, tahun 125.  Aku dulu sempat terkejut karena kalender dunia ini berbeda.  Karena bulan Januari sampai Desember diganti dengan angka saja.  Entah kenapa bagian itu tidak masuk dalam hitungan pengetahuan yang aku miliki. Yang lebih parah lagi hampir semua penduduk desa yang tinggal di daerah kami tidak bisa menulis,  membaca dan berhitung. Sekolah tak ada untuk rakyat jelata dan hanya untuk para bangsawan dan pedagang saja. Lili, yang sedang mengikuti ku berkeliling. Dia bisa membaca dan berhitung karena diajari oleh kepala pelayan.  Walaupun masih meng ejah dan saat berhitung masih mengandalkan bantuan jarinya. Lili selain rajin, ia lumayan manis. sebagai gadis kecil berusia 7 tahun.  Rambut panjang sampai pinggul berwarna coklat dan mata berwarna sama dengan warna rambutnya.  Aku berbeda dari yang lainya, warna rambut dan mata berwarna hitam sedangkan kedua orang tua ku yang sekarang matanya berwarna biru muda cerah dan warna rambut berwarna putih, bahkan kakakku yang sekarang mirip dengan orang tua kami. Ayah dan ibu bilang, aku mirip dengan kakek buyut ku, yang hampir mirip denganku.  Jujur saja ini sangat berbeda dibandingkan dulu ketika waktu aku masih kecil. Tubuh ini seperti bukan milikku yang dulu. Belajar dan belajar adalah kewajiban sebagai anak bangsawan sepertiku.  Sebagai anak kedua sepertiku memang tak mungkin menjadi pemilik tanah keluarga Baron,  dan yang pasti aku akan hidup mandiri ketika dewasa. Bicara soal dewasa di dunia baru ini, sangat berbeda dari duniaku yang dulu.  Di sini usia 15 tahun sudah seperti orang dewasa usia 25 tahun.  Harus kerja dan hidup mandiri.  Bahkan kakakku nanti akan bekerja keras sebagai bangsawan untuk mengatur wilayah Baron,  mengenai pajak atas bantuan ayah. Tak terasa sudah hampir larut malam entah sudah jam berapa sekarang...,  karena di jaman ini belum ada jam. Aku meniup lilin,  bersiap untuk tidur dan belajar mengenai dunia ini lagi besok. "Bagaimana kabar, anak nakal ku sekarang ya?" Aku hanya bisa mendoakannya agar cepat sadar akan sifatnya itu.  Amat Hidayat, semoga kamu jadi anak yang baik seperti ketika masih ada ibumu dulu. . . . . BERSAMBUNG. Semoga ada yang suka, dan sudah saya edit biar mudah dibaca, hehe....  Kalau ada yang minta lanjut bakal aku Lanjutin! Cerita Originalku yang pertama ini!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

THE DISTANCE ( Indonesia )

read
580.1K
bc

Destiny And Love

read
1.5M
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
400.4K
bc

DRIVING ME CRAZY (INDONESIA)

read
2.0M
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.7K
bc

MY DOCTOR MY WIFE (Indonesia)

read
5.0M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook