Titik Temu

1026 Words
Mereka bertiga akhirnya kembali ketempat masing-masing. Di dunia Quantum, setiap kali mereka tidur, itu tandanya mereka akan hilang ( pulang ) dari Dunia Quantum dan kembali kedunia nyata. Mereka akan kembali lagi setelah bangun dari tidurnya. dengan mengaktifkan chips nanotermo yang terpasang dibagian kepala mereka. Tidak ada perbedaan waktu antara Dunia nyata dengan Dunia Quantum.   “Kamu sudah pulang nak?“ sambut Marteen   “Sudah yah, Hernalt baru selesai berlatih Kanuragan di Telaga biru dekat dengan pegunungan Ortoks“   “Ayah, boleh Hernalt bertanya?“ sambungnya   Marteen seketika  memandangi putranya “Tentu saja anak ku“   “Hernalt mulai khawatir tentang portal yang ayah jelaskan, Ayah bilang letaknya dibalik pegunungan Ortoks. Apa selain Hernalt tidak ada lagi yang tau tentang hal itu?“   “Hehe... Belum, penduduk Dunia Quantum hanya kamu yang tau. Sedangkan di Dunia nyata hanya ayah dan Romdom yang tahu dimana letak portal itu“ jelas Marteen, mengusap rambut Hernalt.   “Lalu, apa Dewa bernama Kronos itu beneran ada?“   “Hmm… Kronos adalah Dewa keadilan, dia selalu bergerak dibalik sisi gelap dunia Quantum. Kelak kamu akan tahu siapa Dewa Kronos di dunia nyata“ jelas Marteen   “Apa yah? Dewa Kronos adalah manusia di dunia nyata? Woww pemilihan karakter yang hebat“ kagum Hernalt menggema   Marteen hanya tersenyum “Simpan kagum mu nak, menjadi Dewa Kronos tidak sembarang orang."   Merteen mengacungkan jari telunjuknya dihadapan Hernalt "Jangan beritahu siapapun mengenai Dewa Kronos!“   “Baik Ayah!“ jawab Hernalt     Tepat pukul 21.00 Hernalt pergi ke Dunia Quantum, sudah menjadi hobinya sebagai pelancong malam di Dunia Quantum. Disusurinya jalan mengikuti arah lampu berbaris. Langkahnya terhenti seketika dengan cahaya kilat Biru dengan sangat cepat melewatinya dari arah belakang. “Dewa Kronos!!!“ teriak Hernalt   Ia berusaha mengejar kilat cahaya tersebut dengan berlari sekencang-kencangnya, namun hal tersebut sia-sia. Karena Dewa Kronos bergerak dengan sangat cepat. “Apakah Dewa Kronos sedang menghilangkan orang jahat malam ini?“ gumamnya dalam hati   Hernalt kembali melanjutkan perjalanannya menuju caffe favoritnya, sepanjang perjalanan pikirannya terus berkutat dengan sosok Dewa Kronos yang membuatnya sangat penasaran. Hernalt seketika menjadi pengagum berat Dewa Kronos, baginya Dewa Kronos adalah superhero di Dunia Quantum ini.   “Selamat malam Tuan Hernalt“ sapa barista langganannya   “Malam, kak Nabil“ balas Hernalt dengan sapaan akrabnya   “Minuman favorit Tuan?“   “Tidak, malam ini aku mau mencari inspirasi dari Kopi hitam Kapal Api“   “Lhoo... Tumben sekali Tuan?“   “Iya kak Nabil, menurut orang-orang Kopi itu dapat membawa ketenangan“   “Tuan sedang jatuh cinta ya?“ goda si barista   “Kak Nabil, kapan kopi saya dibuat?“ jawab Hernalt, memalingkan wajah masamnya kearah Barista tersebut.   “Baik Tuan hehe“     Berbeda dari malam biasanya, kali ini Hernalt lebih banyak merenung dan berfikir dari tiap-tiap bagian dalam hidupnya yang di habiskan lebih banyak di Dunia Quantum tanpa benar-benar merasa hidup di dunia nyata.   “Ayah, aku ingin hidup selamanya didunia ini“ angannya terus menolak dan menghakimi hidupnya yang malang di dunia nyata.   Sebuah kehidupan yang terasa berbeda 360°. Didunia Quantum Hernalt menjadi dirinya sendiri tanpa belas kasihan orang-orang, terlebih keluarga besarnya yang selalu mengumpatkan keprihatinan atas kondisi fisiknya didunia nyata.   Malam kian menghitam, lolongan anjing hutan mulai terdengar dari kejauhan. Hernalt memutuskan untuk bergegas pulang ke dunia nyata. Mobil Esemkanya mulai digerungkan, mobil dengan mesin yang memiliki kapasitas setara dengan mobil formula 1 ( F1 ) didunia nyata.   “Heiii Dewa Kronos, suatu saat kita harus mencoba beradu kecepatan kurasa“ ucapnya dalam hati sambil tertawa sendirian didalam mobil, sambil memacu mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi.   “CCCHHIIIITTTTT.....!!!“ tiba-tiba gemercit ban menggesek habis aspal jalanan kota. Hal itu menyebabkan Hernalt begitu kesulitan menguasai laju kendaraannya.   “HEEIII... Sudah gila ya? Hampir saja kamu mati tertabrak mobil ini“ teriak Hernalt dengan nada yang sangat keras. Wajar saja, kemunculan wanita tersebut membuat Hernalt begitu gelagapan dan mengharuskannya menginjak rem sedalam-dalamnya agar mobilnya berhenti sebelum menghantam wanita tersebut.   Wanita itu hanya jongkok telungkup, tangannya menutupi wajahnya. Badannya bergetar hebat, nampak dirinya sangat ketakutan. Hernalt turun dari mobilnya dan menghampiri wanita tersebut.   “Heeiii nona, saya minta maaf“ ucapnya dengan nada sedikit mereda   “Hiks... Hiks... Hiks...“ Tangisnya meledak tanpa menjawab permintaan maaf Hernalt   “Jangan... Jangan... Jangan nangis Nona, itu salah saya. Saya minta maaf“   Hernalt tampak ragu untuk menyentuh wanita tersebut “Nona...“   “Heiii Heiii Nona, ayo bangun. Biar kuantar pulang“ Hernalt berusaha menggetarkan pelan tubuh wanita itu, agar segera bangun dari tengah jalan raya.   Dibukanya tangan wanita itu, tampak ia seperti kebingungan dan ketakutan. Hernalt diam seribu bahasa, Dunia Quantum terasa berbeda kali ini. Ada sesuatu yang mengetuk-ngetuk hatinya agar segera di buka lalu masuk begitu saja.   Alogaritma yang mengatur dentang waktu terasa melambat, ditatapnya dalam-dalam wanita itu. Jantungnya berdegup kian cepat, paras yang sangat cantik dengan genangan air mata tersekat menyisakan bulir bulir kecil yang membuat matanya berkaca-kaca.   “Demi tuhan, tidak pernah ku jumpai wanita secantik ini di Dunia Quantum. Bolehkah aku menyekat rambutmu yang terlanjur basah dan menghalangi pandangan mu? Tidak tidak... Sadarlah Hernalt“ batinnya bergejolak, hati dan otak Hernalt mulai saling berbicara satu sama lain.   “Emmm... Apa yang terjadi Nona? Boleh aku bantu untuk berdiri“ tanya Hernalt, memanjangkan tangan ke arah wanita itu   Wanita itu menyambut tangan Hernalt tanpa menjawab sepatah katapun, ia terlalu sibuk menyibakkan rambutnya yang panjangnya yang sebahu.   “Emmm...“ belum selesai Hernalt berbicara   “Reemar, nama ku Reemar“   “Ohh Haii emm hah? Damar? “ tanya Hernalt menyakinkan nama wanita tersebut   “Reemar, apa aku terlihat seperti lelaki?“ jawab wanita itu dengan susah payah menyingkirkan sesegukannya   “Iya maaf, nama aku Hernalt. Hmmm... Aku minta maaf soal kejadian tadi“ ucap Hernalt dengan gesture menggaruk bagian belakang kepala   “Tidak masalah, salah ku juga muncul dengan tiba-tiba ditengah jalan seperti ini“   “Ngomong-ngomong kamu terlihat asing di Dunia Quantum ini?“   “Iyah, kebetulan ini percobaan pertama aku masuk ke Dunia Quantum. Aku sangat ketakutan awalnya karena semua terasa asing. Sejak beberapa jam lalu aku tersesat dan terus berjalan dan berlari agar dapat kembali ke dunia nyata“   “Hehe tersesat ya“   “Adakah yang lucu dari cerita yang aku alami?“ tanya Reemar dengan memicingkan matanya kearah Hernalt   “Bukan, orang yang pertama kali memasuki Dunia Quantum harusnya memiliki guide person untuk memperkenalkan kamu kepada setiap jengkal seisi Dunia Quantum ini“ Menunjukan jam tangan digital berwarna merah kepada Reemar, jam tersebut menerangkan posisi waktu antara dunia nyata dengan Dunia Quantum   “Kamu memasuki Dunia Quantum saat jam operasional perusahaan Quantum hyberlifetimes berakhir. Wajar saja tidak ada guide person yang mengantarmu“ lanjutnya   “Begitu ya, aku jadi merepotkan mu Hernalt“   “Panggil Her saja agar lebih akrab. Oiya besok pagi kita ketemu di caffe seberang, aku yang akan menjadi guide person kamu di Dunia Quantum“   “Hmm... Terimakasih tapi aku tidak mau merepotkan mu lagi“   “Tidak masalah, ayo aku antar pulang“   Remaar Akhirnya diantarkan pulang oleh Hernalt menggunakan mobilnya, selama perjalanan Hernalt banyak menceritakan keindahan Dunia Quantum kepada Reemar yang membuat wanita itu sangat antusias menyambut hari esok.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD