bc

Stray Heart

book_age16+
1.9K
FOLLOW
13.6K
READ
badgirl
self-improved
student
drama
sweet
bxg
campus
love at the first sight
lecturer
like
intro-logo
Blurb

Jangan lupa untuk Tap Love sebelum membaca!

"Jatuh cinta sama Pak Ibrahim adalah patah hati yang disengaja." - Najma.

Pernah tidak kalian jatuh cinta hanya karena mendengar suaranya saja? Jika iya, selamat, kalian sama dengan Najma. Karena untuk pertama kalinya, Najma jatuh cinta hanya karena mendengar lantunan ayat suci yang dibacakan oleh seorang yang bernama Ibrahim.

Bagi Najma, Ibrahim adalah pria yang memenuhi kriteria sebagai pasangan yang sempurna, karena Ibrahim itu : Tampan, baik hati dan penyayang.

Dengan kriteria itu siapa yang tidak akan suka dengan Ibrahim?

Sayangnya Najma tidak memenuhi kriteria sebagai istri yang baik untuk Ibrahim. Dulu Najma peduli dengan itu, tapi itu dulu. Sekarang bagi Najma, Ibrahim hanyalah masa lalunya.

chap-preview
Free preview
Prolog
Hidup akan terus berjalan dengan semua kisah misteri di dalamnya, suka tidak suka kita akan menghadapi semua misteri yang akan terjadi di hidup kita, begitupula dengan Najma. Hidupnya terlalu sayang hanya untuk menyesali apa yang sudah terjadi dan terlalu sayang untuk menangisi apa yang sudah terjadi. Yah, setidaknya dia berpikir seperti itu karena satu orang yang sekarang menjadi kekasihnya. “Dia udah semester 7 sekarang udah mau KKN, lo enggak takut Naj kalau Wira cinta lokasi sama temen KKNnya?”   “Gue kenal dia dari lama dan dia enggak akan gampang tertarik sama cewek lain. Terus ya, yang pacaran siapa sih? Gue apa lo sih?” Najma menyeruput minuman yang bertengger manis di atas meja depannya.   “Ya kan gue perhatian sama sahabat gue, takut aja gue.”   “Ya udah tinggal cari yang baru kalau gitu.” Najma nyengir.   “Sekalian cari suami aja biar ada yang ngurusin lo.”   “Kalau suaminya mapan dan masih muda, hayuklah nikah,” canda Najma.   “Mau yang kaya? Ada nih dosen baru masih muda, mungkin bisa aja dideketin terus nilai lo jadi bagus.”   “Yakali deketin dosen sendiri, pernah lo liat dosen kita ada yang bener?” Membayangkan dirinya mendekati seorang dosen, apalagi yang mengajarnya membuat Najma bergidik ngeri. Bukan rahasia umum jika dosen teknik informatika di kampusnya sangat-sangat garang, melebihi singa di hutan. Sesama dosen saja mereka bisa saling bermusuhan dan saling menyindir satu sama lain, jadi jangan harap jika diajar oleh mereka kamu akan baik-baik saja jika berbuat masalah dengan mereka.   Viona mencoba mengingat kembali rumor-rumor yang dia dengar tadi. Rumor ini bahkan menyebar dengan hebohnya di kelas matakuliah mengulangnya tadi. “Tadi sih katanya anak-anak yang ngintip liat cara ngajarnya seru, mana ganteng lagi katanya.”   “Baru sehari ngajar enggak menjamin dia beda sama yang lain.” Najma mengingatkan Viona akan tipu muslihat yang dosen-dosen mereka perlihatkan.   “Nama dia juga ada loh di jadwal kita, mungkin setelah mid semester giliran dia yang ngajar.”   “Enggak tertarik, bisa enggak sih kita enggak bicarain dosen? Kita baru saja masuk setelah libur, tugas masih belum ada dan dengan bicarain dosen kek gini bikin keinget tugas terus tau.”   “Ya namanya ini berita yang lagi viral-viralnya diangkatan, siapa yang enggak tertarik coba? Lo doang ni yang enggak tertarik, awas aja kalau lo ter….”   Mulut Viona seketika dihadang oleh jari telunjuk Najma. Najma meminta Viona untuk tidak melanjutkan ucapannya lagi. Viona tampak kebingungan karena diamnya Najma.   “Apaan sih? Mau ke mushola?” tanya Viona yang sadar akan arah pandang Najma.   Najma hanya diam terpaku memandangi mushola yang sekarang tengah terdengar suara azan yang menurutnya terasa familiar di telinganya.   “Gue ngerasa beda setelah denger suara azan ini,” gumam Najma yang masih terus memandangi mushola yang hanya beberapa puluh meter dari posisinya sekarang.   “Ya suara azankan di mana-mana.” Viona terdiam sejenak sebelum dia memekik keras dan berucap dengan semangat, “Lo dapet hidayah ni!”   “Lo ngomong apaan sih.” Jelas terlihat Najma yang mendadak canggung setelah pembicaraan itu, apalagi ada beberapa anak yang menatapnya tanpa ragu.   “Suara azannya beda dari yang biasanya sih.” Setelah mengingat-ingat bagaimana suara azan yang sering dilantunkan di mushola fakultasnya Viona jadi mendapatkan perbedaan itu.   “Penasaran aja siapa yang azan.”   “Merdu banget sih, mungkin mahasiswa baru tahun ini yang azan, rata-rata mahasiswa barunya keliatan lebih lugu soalnya.”   “Mungkin aja sih.”   Dalam diamnya, Najma masih memikirkan suara azan yang terdengar sangat merdu itu. Suara azan tadi ternyata sukses membuat jantungnya berhenti berdetak untuk sesaat dan setelah itu jantungnya berdegup dengan kencang dan rasa dingin yang menjalar di sana membuat Najma merasa takut. Suara itu juga seakan memaksanya untuk mengingat sesuatu yang sudah lama sekali dia lupakan.   Suara itu seakan mengatakan jika dia harus mengingat ‘sesuatu’, tapi terlalu banyak kisah yang dia lupakan yang membuat Najma jadi bingung. Apa yang harus dia ingat? Sesuatu yang sangat pentingkah itu? Kenapa dia bisa melupakan hal-hal itu? Tapi, Najma sadar jika banyak kisah yang awalnya dia bersikeras untuk tidak dia ingin lupakanpun mendadak lenyap di kepalanya. Fakta itu membuat Najma terkekeh mengingat kekonyolannya itu, tidak ingin melupakan namun nyatanya dia lupa dengan hal itu.   “Pergi yuk,” ajak Viona karena sadar jika salat berjamah yang dilakukan di mushola sudah selesai dan sebentar lagi akan banyak dosen-dosen yang keluar dari mushola dan mereka tidak akan melewatkan berkunjung ke kantin untuk memasan kopi kemudian duduk bersama-sama sembari mengobrol. Viona jelas tidak akan betah di kelilingi oleh dosen-dosen.   Untuk pertama kalinya Najma menggeleng. “Gue masih mau di sini.”   Pandangan Najma terlihat sangat fokus sekali memandangi pintu samping mushola yang biasanya dilewati oleh laki-laki ketika akan ke mushola. Dari posisinya duduk di salah satu sudut terluar kantin, Najma bisa melihat semuanya dengan jelas.   “Dih, gila ni anak.” Viona memandangi sekelilingnya dan hanya tiga meja yang terisi oleh mahasiswa, yang lainnya kosong.   Najma hanya tersenyum singkat sebelum dia kembali memfokuskan pandangannya lagi ke arah mushola. Najma sendiri tidak mengerti kenapa dirinya sampai seperti ini. Pertanyaan di kepalanya itu akhirnya terjawab saat Najma melihat di antara banyaknya orang yang keluar dari mushola setelah salat zuhur selesai, ada satu sosok yang terlihat tidak asing diingatan Najma. Sosok yang berbicara sambil tersenyum itu.   Dia berdiri di sana, dia terlihat bersinar dibandingkan yang lainnya. Senyum cerah itu tampak selalu sama walau si pemilik senyum terlihat matang. Sudah berapa lama berlalu hingga akhirnya mereka kembali dipertemukan seperti ini? Melihat sosok itu membuat Najma perlahan kembali mengingat apa yang sudah dia lupakan, sebuah kenangan yang seharusnya memang pantas dilupakan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.5K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.9K
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
471.2K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.4K
bc

Chain Of The Past ( Indonesia )

read
4.1M
bc

Perfect Marriage Partner

read
810.4K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook