bc

Kisah Yang Terlambat

book_age18+
151
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
friends to lovers
scandal
goodgirl
sensitive
powerful
drama
tragedy
first love
like
intro-logo
Blurb

Rendi yang sering di dewa-dewai oleh cewek sebenarnya tidak pernah mempedulikan satupun dari mereka. Tapi saat menjalani kehidupan kuliah, Rendi akrab dengan beberapa teman cewek. Itu adalah kali pertama Rendi peduli terhadap cewek, yaitu teman-temannya. Sampai satu cewek lagi muncul di hidupnya.

Namanya Nadin. Umurnya dua tahun di atas Rendi. Dia kakaknya Arial, sahabat Rendi. Nadin yang keras kepala, ambisius, dan memiliki cita-cita yang tinggi. Umurnya yang lebih tua dari Rendi tapi kelakuannya tidak kalah rumit dengan remaja puber. Nadin sama sekali tidak mencerminkan sosok yang umurnya lebih tua darinya.

Rendi menyukai Nadin. Kedekatannya dengan Arial yang membuatnya sering berkunjung ke rumah temannya itu, menjadikan Rendi juga dekat dengan Nadin. Rendi pikir, Nadin juga menyukainya. Harusnya semuanya terdengar mudah. Tapi ternyata tidak.

Beberapa kali harapan Rendi dibangun lalu dipatahkan oleh Nadin. Tidak apa. Rendi ikhlas harus menghadapi Nadin. Jika saja hanya menghadapi Nadin, Rendi mampu menjalaninya.

Tapi tiba-tiba, ia mengetahui bahwa Tiara, teman mainnya, ternyata menyukainya. Ditambah lagi teman-temannya yang mulai ikut campur dalam hubungannya dengan Nadin.

Sampai akhirnya Rendi mematahkan segala harapan Tiara yang tidak pernah menuntut untuk dibalas. Rendi menolak Tiara dengan telak, bahkan saat Tiara tidak mengatakan apa-apa pada Rendi. Perasaan seorang wanita muda yang berbunga-bunga, saat hanya sebatas mengagumi dalam diam, serta mencintai dari jauh saja sudah lebih dari cukup, justru berbalas sebuah kehancuran.

chap-preview
Free preview
Prolog
= = = = = Rendi = = = = =   “Halo … Sayang, aku hari ini ada lembur ya di kantor. Iya, ini sampe nginep deh, karena besok weekend juga. Kerjaannya lagi banyak banget, jadi dikejar malam ini juga. Iya .. iya besok pas libur aku bisa tidur seharian. Bye…” Aku mendengus pelan mendengar mulut wanita di hadapanku ini tengah merangkai kebohongan. Selagi dirinya berkutat dengan laptop di hadapannya, serta ponsel di telinganya, kepalaku justru tenggelam di area bahu dan lehernya. Menikmati aroma body mistnya yang terasa lembut di hidungku. Lembur. Aku tertawa pelan. Meski tak sepenuhnya berbohong, sebab wanita itu kini masih berhadapan dengan laptop yang ia letakkan di meja kecil yang terbuat dari kayu, yang memang berada di apartemenku. Alih alih duduk di belakang meja kerja, dengan kursi yang bisa di sandari yang ada di kantor – yang merupakan arti dari kata lembur seharusnya – wanita ini justru tengah duduk di atas tempat tidurku, bersandarkan tubuhku yang duduk di belakangnya, dengan tangan melingkari pinggangnya. “Ayok, kita lembur, Honey.” Aku kembali menggodanya sembari berbisik pelan di telinganya, lalu kembali turun menelusuri area tengkuknya yang tidak terhalangi oleh rambutnya yang sudah di kucir tinggi, hingga membuatku bebas menikmati area lehernya. “Ssh, nanti dulu, Sayang. Tanggung ini. Aku kerjain ini dulu ya, nanti Devon ngomel-ngomel lagi.” Tiara mendesis pelan, tapi tak mengelak setiap perlakuanku yang kini tengah bermain di tubuhnya. Sesekali terdengar suara lenguhannya, akibat sentuhanku yang menggapai titik titik sensitif di tubuhnya. Namun, fokus wanita ini luar biasa. Meski tak langsung membalas aksiku saat ini, ia juga tak terganggu sama sekali. Tiara tetap bisa mengerjakan pekerjaan kantornya yang belum selesai, sambil sesekali diiringi desah kenikmatan yang ia rasakan karena aksiku yang menempelinya di belakang tubuh itu.  “Besok ‘kan libur. Kerjain besok aja.” Tanganku menurunkan satu tali dari tanktop yang digunakan Tiara, disusul dengan tali lainnya dari pakaian dalam yang digunakan wanita itu. Merasa benda itu masih menghalangi, tanganku pun bergerak lebih aktif untuk membuka pengait pakaian dalam yang ada di punggunya. “Sayang, please … sebentar lagi, aku janji.” Tiara menghentikan aktivitasnya sejenak, saat merasakan gerakanku mulai mengganggu konsentrasinya, sebab pakaian atasnya yang nyaris ditanggalkan seluruhnya. Meski tanktop dan bra berwarna merah muda ini masih melekat di tubuhnya, tapi kondisinya sudah berantakan karena ulahku. “It’s okay, Baby. Kamu lanjut kerja aja.” Aku menyahut pelan, diiringi dengan tanganku yang mulai naik menyentuh sesuatu yang lebih sensitif dari sebelumnya. Tiara menghentikan aktivitasnya sejenak, merasa tak mampu berkutik saat tanganku terus bergerak menggerayangi tubuh bagian atasnya. Ia tak mampu lagi untuk menjaga fokusnya, terbukti dengah tubuhnya yang semakin menekan untuk bersandar pada tubuhku, lalu gerakan kepalanya yang mulai tak karuan. “Ren, aku mana bisa kerja … kalo kamu … ngerjain aku … gini.” Ucapannya terdengar putus putus, seiringan dengan tubuhnya yang bergerak tak tentu arah, merespon kegiatanku yang tengah berlangsung ini. “Kita bisa ngerjain yang lain.” Aku menyahut lagi, semakin menggodanya. “Just wait a moment, aku beresin laptop.” Ia akhirnya menyerah, lalu mencoba melepaskan diri sejenak dariku. Aku tersenyum lebar, saat melihatnya segera mematikan laptopnya, menyudahi pekerjaannya. Lalu menyingkirkan benda tersebut beserta meja kecil yang tadi di gunakannya untuk menyangga laptop dari tempat tidur. Setelah merasa benda tersebut tak akan mengganggu pergerakan kami di tempat ini, Tiara kembali naik ke tempat tidur untuk melanjutkan aktivitas kami sebelumnya. Wanita itu segera duduk di pangkuanku, tak lagi membelakangiku, kini ia menghadap ke arahku. Tangannya sudah melingkari leherku, di iringi dengan wajahnya yang mendekat untuk mempertemukan kedua bibir kami. Aku memagut bibirnya dengan lembut, merasakan aroma ceri yang menguar dari bibirnya, yang membuatku terus memperdalam aksi ini. Tangan Tiara juga semakin bergerak aktif, memeluk leherku dengan erat, sehingga semakin merapatkan jarak di antara kami. Tanganku tak tinggal diam, menyadari pakaian atasnya yang sudah berantakan, aku pun semakin bergerak aktif untuk menanggalkan pakaian tersebut, hingga membuat pagutan kami terlepas beberapa saat demi melepaskan pakaian tersebut dari tubuh Tiara. Aku menyukai tubuh ini, kenikmatan ini, perasaan ini. Gerakan Tiara yang sensual membuatku menginginkannya lagi dan lagi. Permainan panas yang tercipta di antara kami, yang berlangsung diam diam tanpa di ketahui siapa pun, karena status Tiara yang sudah memiliki pasangan, atau tepatnya suami. Aku tau ini gila, tapi biarkan aku terus menjadi gila bersama Tiara. Biarkan aku menebus kesalahanku yang pernah menyia-nyiakan wanita ini hingga terlepas pada pelukan lelaki lain. Aku tahu, ini sangat terlambat. Sekian tahun aku membiarkan kisah kami tak pernah di mulai. Sekian tahun aku membuat keadaan di antara kami dipenuhi kecanggungan yang berujung menyakiti hati wanita dalam pelukanku ini. Sekian tahun, aku membuat Tiara berlari tak tentu arah, demi mengobati perasaannya yang terluka karena sikapku yang pernah menolaknya dengan telak, demi bersama seorang wanita yang justru mencampakanku dengan tak kalah telak. Saat segalanya semakin rumit, tahun tahun yang terlewati dengan kami yang melangkah sendiri sendiri, berusaha untuk menciptakan kisah lain dengan jalan kami yang tak mungkin bersama, kemungkinan lainnya mendadak terbit. Aku justru menemukan sosok Tiara yang masih berada di sana, di tempat aku pernah membuangnya dulu. Tiara yang masih terluka, lantaran merasa tak terima saat aku di perlakukan semena mena oleh tokoh utama yang selama ini aku agung agungkan dalam kisahku. Tiara yang marah dan merasa tak sanggup untuk menahan segalanya, serta setitik harapan untuknya bisa merasakan, menjalani kisahnya bersamaku meski hanya sebentar saja. Meski keadaan ini terasa seperti penghalang bagi hubungan kami, tapi ia ingin melakukannya, demi menuntaskan perasaan yang tak pernah selesai itu. Tiara yang selalu mencintaiku sejak dahulu, tapi aku justru mengabaikannya. Kini, saat sosok yang ku anggap sebagai peran utama itu membuangku untuk kesekian kalinya, Tiara justru merangkulku ke dalam pelukannya yang penuh kelembutan. Aku ingin terus bersama Tiara, bahkan di tengah keadaan yang tidak memungkinkan ini. Jika memang kami harus terus bersembunyi di balik gelap, maka tidak apa. Aku akan menyusuri kegelapan itu, asalkan bisa terus bersamanya seperti ini. Posisi kami sudah berbalik, kini aku yang tengah bergerak aktif di atas tubuhnya. Tiara menjambak rambutku berkali kali, karena tak kuasa menahan gairah yang terus membakar tubuhnya. Hingga gerakanku seketika terhenti, saat mendengar suara ketukan yang tak kunjung berhenti pintu pada unit apartemenku, meski aku sudah berusaha mengabaikannya. “Aku buka pintu dulu, nanti kita lanjut lagi.” Aku mendesah kesal, saat harus melepaskan tubuhku yang belum mencapai puncaknya dari tubuh Tiara. Wanita itu juga hanya mendesah pasrah, lalu mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya selagi aku membuka pintu. Aku memakai baju sekadarnya, karena berniat hanya akan mengusir siapa pun yang mengganggu aktivitas kami saat ini. “Iya, sabar.” Aku berdecak, saat mendengar ketukannya yang tak mau berhenti selagi pintu belum terbuka. Tak mau berlama lama, aku segera membuka pintu. Lalu mataku seketika melebar saat melihat sosok di hadapanku, terlebih dengan gerakan wanita itu yang dengan cepat memeluk tubuhku. “Rendi … maafin aku.” Nadin menangis dalam pelukanku, tanpa memperhatikan keadaan di dalam unitku yang bertipe studio, sehingga bisa langsung melihat ke arah tempat tidur yang mana terdapat Tiara di sana, tengah berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut. Tubuhku kaku, tak bergerak sama sekali, saat mendapati Nadin – mantan pacarku – tiba tiba kembali. Kepalaku refleks menoleh ke arah Tiara, yang melihat kejadian ini secara langsung, dengan pandangan horor yang juga penuh ketakutan. Sedangkan jantungku sukses berpacu berpuluh puluh kali lipat dari sebelumnya, mungkin salah satu penyebabnya karena tak sempat mencapai puncak kenikmatan dalam permainan kami tadi, atau bisa jadi juga karena kedatangan sosok yang kini masih menangis dalam pelukanku. * * * * * * * * * * * * K I S A H   Y A N G   T E R L A M B A T * * * * * * * * * * * * 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook