bc

Connoisseur Rose

book_age16+
588
FOLLOW
2.2K
READ
others
others
others
independent
dare to love and hate
drama
sweet
office/work place
first love
lawyer
like
intro-logo
Blurb

Sudah setahun lebih lamanya mereka tak saling bertukar kabar atau pikiran, Hailey yang terlalu sibuk dengan kasusnya sebagai pengacara dan Lersen yang sibuk dengan kegiatannya sebagai jaksa. Mungkin memang mereka ditakdirkan bersama hingga sampai satu tahun mereka kembali dipertemukan dengan keadaan yang sama dan pangkat yang berbeda. Hailey yang nyatanya masih menyimpan perasaannya kembali menerima uluran tangan Lersen yang sengaja' pria itu ulurkan untuk meraih hati sang wanita. Lersen menyatakan perasaannya pada Hailey dan melamar perempuan itu tepat di depan gedung pengadilan tinggi Milan. Meminta agar sang perempuan menerima pinangannya itu, Hailey yang tampak malu-malu menerima hal tersebut.

chap-preview
Free preview
Bab pertama
Senyum samar terselip dalam lekuk bibir wanita yang sedang memandangi kertas berstempel resmi dari sebuah perusahaan besar yang mana merupakan bagian salah satu firma hukum terbesar yang ada di Milan Italia. Saat itu belum cukup lama baginya berhenti dari pekerjaannya sebagai pekerja paruh waktu, akhirnya setelah sekian lama menunggu untuk melamar kerja sebagai pengacara. Hailey September itu namanya, perempuan muda berbakat itu, tengah mempersiapkan mental untuk interview nanti. Wanita cantik itu menatap pantulan dirinya di depan cermin, senyum itu tak luntur dari lekuk bibirnya. Hailey mengambil berkas yang akan ia pakai buat panggilan interview nanti, ketika gadis itu sudah siap dan melangkah keluar dari flatnya. Pagi ini cuacanya sangat baik untuk berjalan kaki dipinggiran jalan kota Milan yang begitu besar dan bermobil, Hailey melangkah kakinya ke arah pemberhentian halte subway. Hailey melangkah kakinya santai sembari menikmati semilir angin yang berembus, wanita wangi yang sedang bersenandung kecil itu menatap keliling kota Seoul yang indah dan penuh polusi. Perempuan yang kini mendudukkan dirinya di kursi halte subway itu, Hailey pikir dirinya tidak akan keterima oleh perusahaan pengacara itu makanya gadis itu bersiap untuk pergi ke Busan dan menemui orangtuanya. Wanita itu menghela sedikit lelah dan kemudian Hailey melihat arlojinya yang sudah agak siang. Sial ia terlalu bersemangat dan santai sehingga tidak memerhatikan waktu, mana subwaynya belum datang dan ini akan membuatnya semakin telat datang ke tempat interview. Semenit setelah subway datang Hailey melangkahkan kakinya terburu-buru masuk ke dalam kenderaan umum tersebut, perempuan itu melihat arlojinya kembali dan mengembuskan napasnya panjang lalu mengatupkan bibirnya rapat kemudian merogoh saku celananya meraih sesuatu di dalam sana. Hailey agak membuka jendela subway, ketika ia sudah sampai di pemberhentian halte berikutnya, perempuan yang mulai melangkah keluar dari kendaraan umum tersebut. Perempuan itu berjalan cepat dan agak berlari sedikit ke arah Vicenza station, ia tak boleh melewati kesempatan ini untuk mendapatkan pekerjaan tetap itu. Saat berlari ke arah pintu masuk gedung, tanpa sengaja ia menubruk seorang pria yang mengenakan berjas rapi dengan rompi Hitam, lalu manik keduanya saling menumbuk. Ketika namanya terpanggil di dalam gedung itu, Hailey melangkah masuk dengan cepat dan merapikan rambut serta pakaiannya yang agak sedikit berantakan. Pria itu memandang ke arah dalam lalu menipiskan bibirnya yang sedetik kemudian melengkung indah dan pemuda tersebut melanjutkan perjalanannya yang sempat terhenti, Lersen pergi meninggalkan gedung tersebut. Hailey menoleh sesat ketika ia sudah menyelesaikan urusannya lalu dia mengetuk sesuatu dalam ponselnya kemudian mengirimkan pesan itu buat teman-temannya, wanita cantik itu mengulum bibir dan bergegas pergi dari sana. Sekarang tujuannya menuju tempat lain, langkahnya kini mengarah pada suatu tempat yang lagi ingin ia datangi sebuah taman bunga. Ah tempat itu, jelas menarik baginya terlebih lagi musim yang cantik ini adalah musim favoritnya, Hailey merasa ketika musim sedang mengalami perubahan seperti ini hatinya seperti ikut merasakan apa yang sedang ia alami. “Cantik,” gumamnya, pelan lalu mengulurkan tangannya kedepan dan menangkap satu bunga cantik yang jatuh. Satu jam lebih perempuan yang kini lagi menikmati keindahan alam itu duduk termenung akan sesuatu yang belum pernah ia pikirkan sebelumnya, Hailey beranjak dari kursi lalu menyelempangkan tasnya ke sisi kiri tangannya kemudian berjalan ke arah pinggir jalan setepak yang ada ditaman. Hailey melangkah dengan perlahan seraya memejamkan matanya yang redup dan terlihat sedang berpikir panjang tentang banyak hal. Ketika berada di Genoa seseorang memanggil namanya dan itu membuat sang wanita menolehkan kepalanya kebelakang, Hailey, raut wajahnya berubah cerah saat tau siapa yang memanggilnya. “Hailey! Hey! Sedang apa kamu di sini?” “Oh! Yeslin?” Sentaknya yang kemudian memeluk tubuh perempuan dihadapannya dengan riang dan penuh rindu. Mereka berdua berjalan beriringan dengan senda gurau dan obrolan ringan yang lama tidak bertemu. Setidaknya Hailey bisa melupakan sedikit masalahnya sekarang ini, dengan begitu perempuan yang kini sedang sibuk berbincang itu tak memikirkan nasib orangtuanya yang ada di Tivoli. Sekarang keduanya keduanya sudah ada disalah satu cafe yang tak jauh dari taman. Yeslin terlihat begitu senang bertemu dengan Hailey, meski demikian perempuan itu sangat senang bertemu dengan teman lamanya. Jam terus bergulir hingga sore tak terasa hadir, saat itu Hailey sudah berpisah dari temannya belum beberapa menit menemaninya berbincang tentang banyak hal. Perempuan melengangkan kakinya ke arah pulang, sekarang ia hanya butuh istirahat dan bersantai di dalam rumahnya. Selama perjalanan menuju pulang, lagi, Hailey tak sengaja menubruk seseorang yang membuat langkahnya terhenti. Wanita cantik ini menatap wajah pemuda yang ada dihadapannya dengan kerut bingung, kemudian Hailey tertegun sejenak saat ingat bahwa pria ini adalah pria yang tadi pagi sempat dirinya tubruk juga ketika panggilan kerja. Lersen berlalu begitu saja tanpa mengucapkan apapun pada perempuan yang lagi menatapnya dengan tatapan tak terbaca, pria itu menolehkan kepalanya sesaat setelah itu pemuda yang bersetelan jas itu kembali melanjutkan perjalanannya. Waktu mobil pria itu lewat dihadapannya, Hailey berpikir bahwa pria yang baru saja ditemuinya adalah pria kaya. Namun wanita itu cepat-cepat membuang pikirannya itu dan melanjutkan jalannya. Setelah sampai rumah yang Hailey bukanlah beristirahat namun malah bermain ponsel sembari membuka sosial media yang tak pernah ia sentuh lagi, Hailey menggerakkan tangannya dengan cepat seraya menyala televisi dan meletakkan ponselnya begitu saja. Aneh sekali entah apa yang terjadi padanya tiba-tiba saja sosok pria itu muncul dilayar kaca televisinya, karena terlalu terkejut perempuan itu langsung mematikan televisi tersebut dan masuk ke dalam kamar mandi lalu memilah pakaian kotornya. Dimusim seperti ini memang cocoknya mencuci pakaian dan membersihkan rumahnya, serta menyirami tanaman dihalaman depan flat indekosnya. Tempat tinggalnya sangat indah jika melihat senja sore hari itu yang membuat Hailey betah berada di sana, gadis bersurai panjang itu agak menghela letih ketika semua aktivitas rumah terselesaikan dengan baik. Enggan untuk turun perempuan yang berstatus sebagai pengacara itu duduk di pinggir tanjakan naik sambil menikmati hembusan angin dan peraduan malam, dadanya begitu sesak ketika melihat pergantian hari. Malam telah berganti, suasana yang kian dingin membuat Hailey harus memaksa diri untuk masuk ke dalam rumah dan menyalakan penghangat ruangan. Di keheningan malam ini hatinya merasa mencelos saat menatap beberapa orang yang keluar masuk bersama keluarga kecilnya, Hailey tau jika keluarganya berada disisinya pun tak akan berpengaruh banyak mengingat keluarganya tak suka bepergian jauh dari Roma. “Tuhan, mengapa aku begitu miris,” lirihnya, yang kemudian meraih ponselnya lalu mengetik sesuatu lalu ia berjalan keluar dari flat, langkah perlahan Hailey. “Pengacara Hailey? Sedang apa kamu di sini?” tegur, salah satu orang kantornya, ah iya, baru hari esok dirinya bekerja namun pengacara John sudah mengenalnya lebih dulu. “Oh, pengacara John, rumahku di daerah sini,” ujar, Hailey seraya menyunggingkan senyumnya, pengacara John mengangguk sambil ikut tersenyum. “Ah, begitu ya,” Hailey mengangguk kemudian melangkahkan kakinya dengan santai, kemudian dia melihat arlojinya kembali, malam itu adalah malam yang dingin. Ia pun lupa membawa satu helai pakaian hangat, entahlah mungkin perempuan itu sedang tak berkonsentrasi pada sesuatu yang lagi dikerjakan olehnya. Lersen tengah membaca buku dan bersantai-santai, pria yang kini lagi merenggang tubuhnya itu menatap jam tangan yang bertengger pada tangan kanannya. Agak menghela sedikit ketika ia melihat jam dinding yang berdetak tak sama pada arlojinya, anehnya tiba-tiba ingin pergi ke suatu tempat yang Lersen sendiri tak tau ke mana. Pria itu tersenyum tipis ketika ingat lagi perempuan yang menatapnya seperti orang aneh, ya walaupun ia tak mengerti perasaan apa yang lagi ia rasakan ini, namun sungguh Lersen jauh lebih hangat hatinya ketika menatap wajah perempuan itu. Mobilnya melaju pelan sembari melihat-lihat sekeliling jalan, matanya memicing sedikit saat lihat siapa yang baru saja ia lihat. Lersen menghentikan laju mobilnya dan kemudian turun ke arah pinggir jalan, lalu pria melangkah pelan mengikuti langkah Hailey yang juga sedang berjalan menuju kedai kopi. Lucu sekali ketika sedang mendengarnya lagi menggerutu, pria itu melangkah kakinya cepat lalu menghentikan langkah Hailey. Perempuan cantik itu memandang lekat lelaki yang berdiri tepat dihadapannya ini. Lelaki itu mengulurkan tangannya seraya mengajak bersalaman dengan Hailey, sementara gadis itu masih menatapnya dengan mata sayu. “Baston Ellersen,” tukasnya, kini Hailey mengerti apa mau pria di depannya itu. “Hailey September,” Hailey membalas uluran tangan tersebut dan kemudian mengulas senyum tipis yang diikuti oleh Lersen. Dan saat itulah keduanya mulai saling mengenal, saat musim semi mulai mengisi malam mereka.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mafia and Me

read
2.1M
bc

Bridesmaid on Duty

read
162.2K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.2K
bc

Accidentally Married

read
102.8K
bc

KILLING ME PERFECTLY ( INDONESIA )

read
89.4K
bc

CEO Dingin Itu Suamiku

read
151.5K
bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
289.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook