bc

Belenggu Cinta Atreya

book_age18+
25
FOLLOW
1K
READ
inspirational
drama
bxg
swordsman/swordswoman
royal
secrets
weak to strong
bodyguard
sacrifice
knight
like
intro-logo
Blurb

Kontes Menulis Innovel II -- Girl Power

Atreya, gadis yang memperjuangkan sebuah pengakuan atas jati dirinya, serta terbelenggu akan perasaannya untuk sang Putra Mahkota Kerajaan Aldera.

***

Kisah tentang seorang perempuan bernama Atreya yang terus memperjuangkan haknya dan berusaha menjadi kebanggaan sang ayah. Dia adalah Putri seorang jenderal perang bernama Zargara Ankaa yang begitu terkenal akan kehebatannya hingga seluruh dunia.

Namun, Zargara tidak mau mengakui Atreya sebagai anaknya, karena tradisi keluarga menganggap jika anak pertama dari keturunan keluarga Ankaa adalah seorang perempuan, tak ubahnya bagai kutukan bagi keluarga Ankaa yang sudah memiliki tradisi menjadi perisai kerajaan Aldera secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Kenyataan pahit di rasa oleh Helena, Ibu dari Atreya yang harus dipisahkan dari putrinya yang baru saja dilahirkan ke dunia ini. Parahnya lagi, orang yang memisahkan Helena dengan putrinya adalah Zargara, suaminya sendiri.

Helena yakin pada suatu hari nanti Atreya akan kembali ke dalam pelukannya. Namun, Zargara tetap pada pendiriannya untuk mengasingkan Atreya dan meminta kepada Kakek gurunya untuk menyembunyikan identitas Atreya dengan penyamaran.

Apakah Atreya mampu menutupi identitasnya dengan sebuah penyamaran? Bagaimana jadinya jika suatu hari Atreya muncul di dalam istana? Apakah Zargara akan mengakuinya sebagai seorang putri atau sebagai anak laki-lakinya?

Cover vektor by Riandra_27

Font dan efek by PicsArt Gold

chap-preview
Free preview
1. Malam Penuh Luka
Seorang pria berjalan dengan sangat tergesa-gesa menuju paviliun istrinya. Hatinya berkecamuk merasakan hingar-bingar yang begitu bergejolak karena sebentar lagi dia akan menjadi seorang ayah. Zargara Ankaa, seorang pria yang begitu disegani di kerajaan Aldera. Dia adalah seorang jenderal perang di kerajaan Aldera yang kehebatannya begitu termasyhur hingga seluruh penjuru dunia. Pernikahannya dengan seorang putri bangsawan bernama Lady Helena sudah berlangsung selama lima tahun. Malam ini untuk pertama kalinya Helena akan melahirkan buah cintanya bersama Zargara. Menjadi perisai kerajaan Aldera sudah menjadi tradisi turun temurun keluarga Ankaa. Leluhur Zargara merupakan tokoh yang ikut andil dalam mendirikan kerajaan Aldera. Beliau mengabdikan dirinya sebagai pelindung dan perisai kerajaan Aldera. Tradisi itu berlangsung turun-temurun hingga pada masa kepemimpinan Rex Athan yang menjadi keturunan ke-12 kerajaan Aldera. Zargara sudah sangat lama mengidamkan seorang putra sebagai penerusnya menjadi perisai kerajaan Aldera. Dia begitu yakin bahwa putranya bisa menjadi sosok yang sangat tangguh dan hebat hingga termasyhur ke seluruh penjuru dunia seperti dirinya. Raut wajah penuh harap akan keselamatan putra dan istrinya terpancar jelas dari roman muka Zargara. Dia terus berdoa dan berharap untuk segera sampai di dalam paviliun istrinya. Deru napas dan jantung Zargara semakin memburu ketika dia sudah melihat pilar pintu paviliun sang istri. Dengan langkah yang begitu cepat, dia menerobos masuk ke dalam kamar Helena. Tentu saja dengan penuh keyakinan bahwa sang istri sudah berhasil melahirkan seorang putra untuknya. Sinar bulan purnama yang awalnya bercahaya meneduhkan jiwa, perlahan mulai temaram. Sinarnya semakin redup bersama embusan angin yang membawa gumpalan awan gelap menyelimuti kediaman keluarga Ankaa. Gemuruh ikut menyambar. Semua orang melihat situasi cuaca yang begitu aneh terjadi malam itu. Sebelum Zargara melangkah lebih jauh untuk melihat anaknya yang baru saja dilahirkan oleh Helena. Dia melihat ke arah jendela yang ada di paviliun itu. Bulan purnama yang semakin temaram sudah tidak tampak lagi karena tertutup awan yang gelap. ‘Perasaanku mengatakan ada sesuatu yang terjadi malam ini. Firasatku mengatakan ini adalah sebuah pertanda buruk. Bulan purnama yang begitu terang dengan langit malam tak berbintang, jika berubah menjadi gelap dan gemuruh ikut terdengar menggelegar di atas sana. Pertanda apa ini?’ batin Zargara begitu peka akan ada sesuatu hal buruk yang akan menimpa Aldera. Semua orang yang ada di dalam kamar itu terdiam ketika melihat Zargara berjalan menghampiri mereka. Helena tampak begitu pucat. Matanya seakan menyimpan sesuatu ketakutan ketika suaminya hampir saja menghampiri bayi mereka. Seorang bidan persalinan baru saja selesai membalut bayi itu dengan selimut yang tebal. Seorang dayang tengah membersihkan sisa darah pada tubuh Helena. Mereka terlihat sangat tegang dan semakin gemetaran ketika Zargara tiba di depan mereka. “Helena, Sayangku. Kau terlihat begitu pucat? Apa kau baik-baik saja?” Zargara terlihat mengkhawatirkan keadaan Helena yang baru saja selesai melahirkan anak mereka. “Semuanya baik-baik saja, Suamiku. Aku telah melahirkan benih cinta kita.” Helena merasa sangat ketakutan ketika Zargara menatapnya. “Kenapa? Kau seperti seseorang yang sedang ketakutan, Sayang? Bukankah seharusnya kita berbahagia? Aku begitu mencintaimu! Terlebih ketika kau berjuang mempertaruhkan nyawamu demi putraku yang terlahir ke dunia ini. Tidak ada wanita lain di dalam hidupku selain kau, Helena!” Zargara begitu mencintai istrinya. Dia merasa ingin selalu melindungi wanita pujaannya itu. “Apa kau masih mencintaiku kalau ternyata aku melahirkan seorang putri untukmu?” Helena memberanikan diri untuk menatap suaminya. Dia sama sekali tidak pernah mencintai pria lain selain suaminya. Selalu melayani suaminya dengan baik. Menjaga nama baik keluarga. Serta merawat keluarganya dengan tulus penuh kasih sayang. Tapi satu hal yang Helen takutkan, ketika dia mengecewakan suaminya. Helena merasa bahwa kali ini Zargara akan benar-benar bersikap dingin padanya. Padahal bukan kesalahan Helena, melainkan takdir yang bertindak nyata. Bahwa Helena melahirkan seorang putri untuk suaminya. “Apa maksudmu, Sayang? Kau bergurau?” Zargara justru menyangka bahwa istrinya bergurau, kalau dia melahirkan anak perempuan ke dunia ini. Karena secara turun-temurun anak pertama seorang perisai kerajaan sama halnya seperti seorang Raja dengan keturunan pertama seorang bayi laki-laki. “Suamiku! Aku tidak sedang bergurau! Aku melahirkan seorang putri untukmu. Lihatlah! Dia begitu cantik laksana sinar rembulan yang menuduhkan hati.” Helena sangat menginginkan Zargara agar mau menerima kenyataan. “Tidak mungkin! Ini salah! Keturunan pertama seorang perisai kerajaan haruslah laki-laki! Karena nantinya putra pertama kita akan meneruskan trah keluarga sebagai perisai kerajaan Aldera. Mana mungkin seorang perempuan bisa menjadi perisai kerajaan? Itu artinya trah keluarga kita akan terputus sebagai pelindung keluarga kerajaan Aldera. Hal ini tak ubahnya bagai kutukan bagi keluarga Ankaa!” Zargara mulai meninggikan nada bicaranya. “Tapi anak kita bukanlah seorang putra, Suamiku! Anak kita seorang putri yang jelita. Dia masih polos! Tolong jangan sia-siakan Putri kita!” Helena memohon kepada suaminya untuk menerima anak mereka seperti layaknya keluarga yang lain. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan akan mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang sama dari kedua orang tuanya. “Tidak Helena! Anak pertama bagi keluarga Ankaa haruslah seorang laki-laki! Jika anak pertama dari keluarga Ankaa seorang putri, sama saja seperti aib dalam keluarga. Ini kutukan, Helena!” Zargaraa terlihat murka. “Kutukan!” Zargana menegaskan. “Aku tidak bisa tinggal satu atap dengan anak itu! Aku tidak mau seluruh dunia tahu kalau aku tidak memiliki seorang putra! Setelah penantian selama lima tahun, lalu anak pertamaku bukan seorang Putra, jelas ini membuatku dilema, Helena! Anak itu akan aku bawa ke puncak gunung Yuzi!” Zargara benar-benar kecewa dengan kenyataan yang ada. Gemuruh yang menggelegar seakan menjadi pertanda kemarahan dan kecewanya hati seorang Zargara Ankaa. Awan gelap yang menyelimuti kediaman keluarga Ankaa menjadi suatu pertanda kelamnya hati Helena yang baru saja melahirkan seorang putri ke dunia ini, tetapi harus berpisah dengan malaikat kecilnya itu. “Aku mohon! Suamiku! Jangan bawa anak kita pergi ke Puncak gunung Yuzi! Biarlah dia tinggal bersamaku di sini ... bersama kita! Anak yang aku lahirkan ke dunia ini adalah malaikat yang akan menjaga dan membanggakan kita suatu hari nanti. Bukan aib seperti yang kau katakan!” nada bicara Helena ikut meninggi karena dia merasakan kekecewaan yang begitu mendalam kepada seorang Zargara Ankaa. “Kau tidak akan pernah mengerti bagaimana tradisi yang ada di dalam keluarga kami! Anak pertama keturunan keluarga Ankaa haruslah seorang laki-laki! Kau tidak bisa memberikan itu kepadaku, Helena! Jika aku tetap mempertahankan anak itu di dalam keluarga ini, sama saja aku mengumbar aib keluargaku sendiri! Aku harus membawanya pergi ke Puncak gunung Yuzi!” Zargara bersikeras untuk membawa anaknya ke puncak gunung Yuzi. “Tidak!” “Tidak, Suamiku! Kau tidak bisa memisahkan aku dengan bayiku sendiri! Jika putri kita tinggal di puncak gunung Yuzi bersama Kakek guru Altara, maka aku juga harus tinggal di sana!” Helena tidak mau dipisahkan dari putrinya yang baru saja dilahirkan. “Apa maksudmu? Ingin pergi meninggalkanku?” Zargara menatap lekat ke arah istrinya. Helena hanya bisa membalas tatapan Zargara dengan mata yang mulai berkaca-kaca dan wajahnya yang masih pucat pasi setelah melahirkan. Helena berusaha untuk menyembunyikan kepedihannya walau hal itu tetap saja diketahui oleh Zargara. Helena merasa Zargara begitu egois dan angkuh jika menyangkut urusan keluarganya. “Aku hanya tidak ingin dipisahkan dengan anak yang baru saja aku lahirkan. Darah daging kita! Apa kau tidak merasa iba pada bayi yang tidak berdosa itu? Apa harus kau pisahkan antara aku dan bayi kita? Dia terbuat dari setetes a******i yang kau tanamkan dalam rahimku, buah cinta kita! Aku merawatnya, menjaganya sepanjang waktu selama sembilan bulan lamanya, lalu setelah aku melahirkannya dengan bersusah payah bahkan kau masih melihat bagaimana darah itu mengalir? Teganya kau harus memisahkan kami? Karena kau lebih mementingkan keangkuhanmu! Rasanya percuma saja aku memohon kepada orang yang masih diliputi perasaan kecewa karena keegoisannya sendiri. Jika kau tetap membawa bayi itu ke puncak gunung Yuzi, Jangan harap aku akan menyapamu selama dia belum kembali ke dalam rumah ini!” Helena merasa sangat kecewa atas sikap suaminya. Dia masih menatap suaminya dengan tajam bahkan matanya mulai berkabut dengan bulir bening itu tampak menetes di pipi Helena. “Hanya satu senjata wanita yang selalu kalian andalkan! Usap air matamu! Dan aku tetap pada pendirianku! Aku akan pergi malam ini ke puncak gunung Yuzi! Ancamanmu tidak akan mengubah apa pun! Lebih baik aku asingkan anakku! Daripada menjadi aib bagiku dan keluargaku!” perkataan yang keluar dari mulut Zargara bagai petir yang menyambar perasaan Helena. “Bahkan kau lupa, Suamiku! Kau sendiri terlahir dari rahim seorang wanita! Janganlah terlalu angkuh akan kehebatanmu! Karena Suatu hari nanti, jika kau sudah berada di usia senja, maka yang akan merawatmu adalah anak perempuanmu! Jangan pernah menganggap kecil seorang perempuan! Bahkan kau tidak akan memiliki anak jika tidak ada aku, wanitamu yang baru saja melahirkan benih yang kau tanam dalam rahimku!” Helena merasa sangat kecewa bahkan dia terlihat bagai singa betina yang tidak mau dipisahkan dari anaknya. “Jangan samakan ibuku dengan, Kau! Karena ibuku memberikan anak pertama untuk ayahku seorang putra, yang bisa mereka andalkan dan mereka banggakan sebagai penerus keluarga Ankaa, menjadi perisai kerajaan Aldera yang disegani hingga seluruh penjuru dunia! Sedangkan kau tidak bisa memberikan keturunan pertama untukku seorang bayi laki-laki, apa pun alasanmu! Apa pun perkataanmu! Bahkan jika kamu memohon dan berlutut di depanku, keputusanku tetap sama tidak akan membiarkan bayi ini untuk tinggal bersama kita! Aku tetap dengan keputusanku membawa bayi ini ke Puncak gunung Yuzi!” Zargara Ankaa yang dibutakan oleh kekuasaan dan takhta membuatnya angkuh, sehingga melupakan hakikat anugerah dari yang Maha Kuasa. Helena merasa sangat tidak berdaya di atas raganya yang sama tidak berdayanya. Dia hanya bisa berserah kepada Tuhan kalau memang takdir harus memisahkan dia dengan putrinya. Helena menghela napas dan bibirnya terkunci. Bahkan Helena tidak mau menatap suaminya. Ketika Zargara menggendong bayi itu untuk ia bawa pergi ke Puncak gunung Yuzi. “Kalian! Rahasiakan apa yang terjadi di dalam ruangan ini! Beritakan kepada semua orang bahwa Helena melahirkan seorang putra. Jika mereka semua menanyakan di mana keberadaan putraku, kalian katakan saja bahwa aku langsung membawanya ke puncak gunung Yuzi, agar dididik langsung oleh Kakek guru Altara! Jika salah satu dari kalian membocorkan rahasia ini, aku tidak akan segan-segan untuk menghukum kalian semua! Camkan itu baik-baik!” Sorot mata Zargara bahkan bagai orang yang kehilangan rasa belas kasih dan juga cinta, yang muncul ke permukaan hanya amarah, keangkuhan, keegoisan. “Dayang! Kau rawat istriku hingga dia pulih! Dan jangan biarkan dia menangis berlarut-larut! Karena itu tidak baik untuk kesehatannya! Berikan dia makanan yang bergizi dan juga banyak vitamin! Agar tenaganya kembali pulih dan bisa beraktivitas seperti biasanya! Satu hal yang sangat penting untuk kalian semua ingat, terutama kau dayang! Rawatlah Helena! Satu hal lagi yang paling penting! Aku tidak pernah akan mengizinkan Helena pergi mengunjungi putrinya! Tidak ada yang boleh pergi kecuali aku! Namun setelah aku selesai menyerahkan anak ini kepada Kakek guru Altara, Aku tidak akan menemui anak ini lagi! Biarlah Kakak guru Altara yang mengajarkan segala hal padanya. Agar suatu hari nanti dia pun tidak akan menyusahkan Kakek guru Altara. “Putriku tidak akan menyusahkan siapa pun! Aku doakan kau akan menyesal suatu saat nanti, Suamiku! Biarlah waktu yang akan menjawab siapa dia yang sebenarnya!” Helena yakin bahwa suatu hari nanti putrinya akan kembali ke dalam pelukannya dan Zargara akan menyesali perbuatannya. “Apa pun yang kau katakan tidak akan aku pedulikan, selamat tinggal! Malam ini aku akan pergi ke Puncak gunung Yuzi!” Zargara meraih bayi itu dan membawanya pergi. “Tunggu!” “Suamiku!” suara Helena begitu menyayat hati siapa pun yang mendengarnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.1K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
4.0K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook