3. Song Escanor Royale

1051 Words
Ayah Zhafira terdiam untuk beberapa saat ketika melihat pria yang sedang menggendong anaknya di depan pintu rumahnya itu. Untuk beberapa alasan yang tidak di ketahui pasti olehnya, dia takut untuk melangkah ataupun berbicara dengannya.   “Ah… Maaf sudah merepotkanmu. Bagaimana mungkin dia bisa tertidur dengan begitu mudahnya padahal dia sangat waspada terhadap orang asing.” Ibu Zhafira dengan segera mengambil Zhafira dari gendongan Song tanpa ada rasa takut sama sekali.   “Bu, jangan terlalu dekat dengannya!” Ucap suaminya memperingatkan istrinya karena merasa curiga dengan Song.   “Huffttt, apa seperti itu sopan santun yang diberikan kepada seseorang yang sudah membawa anakmu pulang? Jika dia berniat jahat, maka harusnya dia tidak akan membawa pulang anakmu ini.” Tatap istrinya dengan kesal kepada suaminya yang masih telihat memasang jarak dan waspada.   “Saya minta maaf atas tindakan suami saya. Sungguh suatu kehormatan bagi saya jika seorang Royal dengan kedudukan tinggi, mau masuk ke dalam rumahku yang sangat sederhana ini.” Ibu Zhafira menunduk dengan penuh hormat kepada Song.   Suaminya terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya, sebab ia tidak menyangka kalau orang yang sedang berada di hadapannya saat itu adalah seseorang bangsawan dengan kedudukan yang sangat tinggi. Terlebih di pulau kecil mereka yang sangat jauh dari ibu kota negara Indonesia.   “Tidak ku sangka, ke peka’an anak anda ternyata menurun dari ibunya. Terima kasih atas undangannya.” Song juga tak lupa memberi hormat sebelum masuk kedalam rumah mereka.   “Bagaimana bisa, e.. maaf, maafkan saya.” Ucap Ayah Zhafira dengan sangat gugup.   “Ah.. tidak masalah. Saya hanya datang untuk berjalan-jalan saja menikmati wisata di daerah ini, dan tidak secara kebetulan saya bisa bertemu dengan anak anda. Mungkin ini adalah takdir yang sudah mempertemukan kami.” Ucap Song dengan tersenyum menawan.   “Silahkan anda duduk dulu, saya akan membaringkan Zhafira terlebih dahulu.” Ibu Zhafira segera undur diri untuk masuk kedalam kamar dan menidurkan Zhafira.   “Sungguh sebuah takdir yang sangat besar. Dari sekian banyak hal yang sudah di temuinya selama ini, tidak aku sangka dia akan bertemu dengan seorang bangsawan dari negeri yang jauh ini. Terlebih lagi dia adalah seorang Royale.” Batin ayah Zhafira tertegun melihat Song yang berada di hadapannya tersebut.   “Pufft.. Anda tidak perlu khawatir, saya sama sekali tidak melakukan apa pun pada anak anda. Dia sudah menemani saya berkeliling Keraton seharian ini, dan sebagai ungkapan rasa terima kasih saya. Saya memberikannya sebuah hadiah yang akan membuatnya dapat bergerak bebas dan tidak takut lagi dengan malam hari.” Terang Song dengan suara dan gaya bicara yang penuh wibawa.   “Apakah itu mungkin? Jadi anda tahu mengenai kemampuan Zhafira?” Tanya Ayah Zhafira yang sebenarnya tentu saja ia bisa merasakannya, tetapi Zhafira masih berada dalam benteng yang seharusnya ia akan baik-baik saja terutama saat matahari belum tenggelam sepenuhnya.   “Benteng ini benar-benar memiliki magic yang sangat kuat, awalnya aku cukup kesulitan untuk bisa masuk kedalam benteng ini karena penghalang yang kalian pasang sangatlah kuat. Aku hampir saja menghancurkannya, tapi karena dari awal aku tidak memiliki energi dan niat jahat, tak ku sangka benteng ini menyambutku untuk masuk.” Terang Song mengingat saat ia pertama kali menginjakkan kakiknya di pintu masuk gerbang benteng Keraton Buton tersebut.   “Sepertinya benteng ini pun sengaja memberikan jalan untuk pertemuan kalian yang sudah merupakan takdir yang tidak bisa di elakkan lagi.” Terang Ayah Zhafira akhirnya paham mengapa seorang yang seharunya tidak dengan mudah berada dalam benteng bisa bertemu dengan Zhafira dan mengantarkannya hingga kerumahnya sekarang.   “Maaf, saya hanya bisa menyediakan minuman khas dari kepulauan Buton ini, saya tidak tahu apakah anda bisa meminumnya atau tidak.” Ibu Zhafira datang membawakan minuman jahe yang dicampur dengan gula merah, s**u dan telur.   “Apa ini yang di sebut dengan minuman Saraba?” tanya Song terlihat sangat tertarik dengan minuman yang di suguhkan untuknya.   “Saya sangat tersanjung anda bisa mengetahui nama minuman ini, semoga sesuai dengan selera anda.” Ucap Ibu Zhafira menantikan seperti apa reaksinya.   “Meski sebenarnya darah adalah sumber energi utama kami, tapi kami tetaplah manusia yang bisa merasakan makanan dan minuman secara normal. Mungkin itu berkat yang diberikan kepadaku sebagai seorang Royale. Selain itu, kami memiliki cara tersendiri untuk bisa mendapatkan darah meski bukan dengan cara membunuh. Jadi saya berterimakasih banyak atas suguhan ini.” Terang Song dengan penuh rasa terima kasih kepada ibu Zhafira.   Mendengar apa yang dikatakan oleh Song membuat ibu Zhafira sedikit legah dan sangat senang.   “Maaf, kami belum memperkenalkan diri kami dengan baik. Nama Saya adalah La Ode Hafrin Al Azmi, dan ini istri saya Wa Ode Shirin Ebida. Kami berdua adalah orang tua dari Wa Ode Zhafira Afshin, anak yang baru saja anda bawa pulang sebelumnya.” Terang Ayah Zhafira dengan suara yang lebih ramah dan santai dibandingkan dengan sebelumnya.   “Kalau begitu, izinkan saya untuk memperkenalkan diri juga. Nama saya adalah Song Escanor Royale, selebihnya saya tidak begitu tertarik untuk membeberkannya.” Ucap Song dengan sangat sopan.   “Song Escanor Royale? A.. anda adalah seorang Pangeran?” mata kedua orang itu terbelalak tak percaya bisa bertemu dengan seorang pangeran Vampir dari negeri ginseng tersebut.  Ayah Zhafira yang mengira kalau pria dihadapannya hanyalah seorang bangsawan saja tak menduga kalau ternyata pria itu lebih dari dugaannya. Nama Escanor yang dia sandang merupakan sebuah identitas yang tidak akan bisa diberikan kepada sembarang orang. Hal itu menandakan bahwa pria dihadapannya saat ini adalah seorang bangsawan tertinggi yang mungkin memimpin klannya saat ini.   “Sudah ku duga kalau kalian pasti mengetahuiku, pantas saja benteng ini juga tak menolakku. Ternyata memang kalian sudah mengetahuiku sehingga keberadaanku seolah bukanlah ancaman bagi kalian semua.” Terang song tertawa pelan melihat rekasi keduanya.   “Ummm… saya sempat mendengar ucapanmu tentang Zhafira. Hadiah seperti apakah yang anda maksudkan hingga dia bisa bergerak bebas meski itu di malam hari? Apakah itu ada hubungannya dengan kemampuan Zhafira saat ini?” Ibu Zhafira yang terlihat ragu-ragu berusaha bertanya dengan penuh keberanian kepada Song.   “Hadiah yang saya berikan mungkin tidak seberapa dengan apa yang sudah dia berikan kepada saya hari ini, karena saya hanya memberikannya sebuah tanda yang akan membuat energinya dapat ditekan sehingga dengan begitu, dia memang bisa melihat mereka, akan tetapi para makhluk itu takkan menyadari kehadiran dari Zhafira. Kecuali Zhafira sendiri yang mengakui keberadaan mereka.” Terang Song sembari terus menikmati minuman yang di suguhkan padanya.   “Itu artinya sekarang Zhafira tidak perlu takut dan ragu lagi untuk bisa bergerak dengan bebas meski di malam hari?” tanya Ayah Zhafira ingin memastikan sekali lagi maksud dari Song.   “Ya benar, akan tetapi energi yang selama ini saya tekan, akan berfungsi pada saat dia kembali bertemu dengan saya. Seperti takdir yang mempertemukan saya dengannya sehingga saya memberikan hadiah itu, maka dengan takdir pula kekuatannya akan kembali seperti semua.” Tegas Song yang langsung membuat air mata ibu Zhafira jatuh karena penuh syukur.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD