EPISODE 04

940 Words
SELAMAT MEMBACA Ansei dan Alexis mendongkak dengan hawa panas yang mengelilingi mereka dalam kola pemandian air panas milik raja mereka. Di sana mereka tengah berendam sembari berbincang-bincang, bagi Liam mereka ini adalah keluarga yang ia miliki, tanpa perlu pura-pura bersikap baik padanya. Mereka hanya mengenakan kain putih tipis untuk menutupi bagian sensitive mereka. Tubuh mereka benar-benar begitu memikat para pelayan yang nampak sibuk memijat tubuh mereka yang bersandar pada pinggir kolam. Liam menyuruh para pelayan keluar dan mulai mengerutkan dahinya. " Kemana Eliot?" tanya Liam. "Sepertinya dia agak telat, padahal dia yang memanggil kami," kata Alexis. Ansei menyetujui perkataan Alexis. Namun tidak lama setelahnya pintu pemandian terbuka dan menampakkan Auris yang mendekati mereka bertiga. Melihat kedatangan Auris, sontak Alexis berdiri dalam kolam pemandian yang dalamnya sampai sepusar dengan senyum mengembang. " Akhirnya kakak ipar datang!" Seketika wajah Auris merona melihat tubuh Alexis yang begitu sexy apalagi bagian bawahnya hanya ditutupi kain putih yang telah basah dan transparan, untung saja setengah tubuhnya terendam air. Sontak Auris memalingkan wajahnya. Liam serta Ansei yang melihat reaksi Auris menaikkan sebelah alisnya. " Kemarilah Eliot, kami telah menunggumu sedari tadi," kata Liam. " Kenapa kau belum melepaskan pakaianmu?" tanya Ansei. Auris menyentuh tengkuknya kemudian menatap Liam yang menghujam hazel indahnya. "Saya kesini untuk minta maaf karena tidak bisa bergabung." Liam terdiam sejenak dengan tatapan datar, " Kenapa?" "Saya tidak terbiasa mandi air hangat di malam hari, jika saya melakukannya maka besok pagi akan muncul bintik merah pada tubuh saya," jelas Auris. Alexis nampak sedih kemudian merendam tubuhnya kembali, " Ternyata kakak ipar alergi ya." Ansei mengkerucutkan bibirnya kemudian menegakkan tubuhnya ketika berendam, " Aku baru mendengar hal semacam ini." Auris terkekeh kecil, " Aku bahkan merasa aneh dengan hal itu." Liam tersenyum kemudian ia berdiri, turun dari kolam kemudian mendekati Auris yang berdiri dengan mata melebar, tubuh gadis itu membeku kala melihat tubuh Liam yang begitu indah namun terdapat beberapa luka pada bagian perut serta dadanya. Ia mencoba menjaga matanya agar tidak melirik hal lain selain wajah Liam. Liam menarik tangan Auris kemudian membawa gadis itu duduk pada pinggir kolam yang dekat dengan mereka, kemudian Liam kembali masuk ke dalam kolam. "Setidaknya kau bisa duduk di situ menemani kami mengobrol," kata Liam dengan memijat lengannya yang terasa pegal. Alexis menyengir lebar, " Kakak ipar tidak usah sungkan. Yang Mulia walaupun terlihat kejam tapi dia adalah orang yang sangat baik!" Perkataan Alexis tentu saja membuat Liam menahan senyumnya. Ketika mulai saling berbincang panjang dan lebar,  Ansei menatap Auris yang nampak terus menatap arah lain ketimbang mereka, Jantungnya kembali berdetak tidak karuan ketika Auris menyelipkan anak rambutnya pada telinga,  kala Alexis memujinya, sikap Auris yang seperti itu membuatnya terlihat mempesona. Ansei tersadar kemudian berdehem untuk menghilangkan pikiran kotornya. Sedangkan Auris berharap bahwa malam ini cepat berlalu, Auris benar-benar malu! *** Jauh dari Distrik Avanuela, di sebuah hutan berdiri sebuah markas yang dikelilingi parit.  Keadaan disana nampak begitu sibuk, beberapa dari mereka berkumpul seperti tengah melakukan sebuah upacara. Jumlahnya tidak sampai seratus, hanya sekitar lima puluhan. Pakaian mereka serba hitam lalu mereka memakai sebuah topeng bewarna merah darah sebagai penyamaran. Di antara mereka ada yang tidak memakai topeng. Seorang pria dengan tubuh tinggi yang kekar serta wajah tampan dengan luka goresan cukup panjang yang mulai samar pada wajahnya. Dia bernama Matteo Kalandra; Seorang pemuda berusia 28 tahun yang merupakan pemimpin dari sebuah organisasi terlarang bangsa vampir. Matteo Kalandra bukanlah bangsawan vampir, ia memperoleh kekuatan dengan cara melakukan ritual dengan mengorbankan para vampir bangsawan yang kuat untuk ia ambil kekuatannya. Kali ini, ia berniat menjatuhkan Distrik Avanuela dan menangkap seluruh bangsawam disana sebelum bulan merah kembali muncul, sebab Matteo akan melakukan ritual ketika bulan merah muncul. Matteo mengintruksikan pada seluruh bawahannya untuk mempersiapkan diri. Matteo tidak membawa seluruh pasukannya, ia hanya membawa beberapa dari mereka yang cukup kuat untuk menghadapi para bangsawan pada Distrik Avanuela. Matteo telah mendirikan markas di hutan ini sekitar dua bulan lalu, pemilihan tempat yang strategis yang sangat bagus, Matteo yakin mereka tidak akan menyadari jika hutan ini memiliki markas, jika pun ada, Matteo yakin orang tersebut bukanlah vampir bangsawan biasa. Matteo menatap seluruh pasukannya kemudian angkat bicara. "Penyerangan dilakukan ketika tengah malam! Kalian bersiap pada posisi masing-masing. Lima orang di antara kalian akan menjaga area sekitar danau; Sepuluh orang berjaga di markas dan sisanya ikut aku untuk melakukan penyerangan pada Distrik Avanuela," kata Matteo. "SIAP, TUAN!!" jawab mereka serentak. Lalu di tempat lain yang merupakan Distrik Avanuela. Di perkotaan tentu saja banyak sekali rumah tinggal yang di bangun bahkan dimiliki oleh para bangsawan, serta rumah-rumah kecil yang merupakan milik rakyat vampir biasa. Salah satunya adalah kondotel. Kondotel adalah jenis hunian apartement namun pelayanan serta fasilitasnya menyerupai hotel, pagi ini seorang pria paruh baya baru saja meninggalkan kondotel setelah bertemu dengan kepala keluarga bangsawan Hervas.Namun, sebelum pergi meninggalkan Distrik Avanuela, ia tidak sengaja bertemu seseorang. "Pangeran, saya harap anda bisa memikirkan penawaran yang saya katakan kemarin. Ayah anda tidak bisa melihat peluang, saya rasa anda paham maksud saya," kata orang tersebut. Dia bertemu seorang pangeran bangsawan vampir yang kebetulan datang untuk mengantarnya kembali. Pangeran itu nampak berpikir keras kemudian tersenyum simpul. "Ayahku mungkin tidak akan mau mengambil penawaranmu, tapi aku akan mengambilnya," pangeran tersebut beujar pelan. Tentu saja pria paruh baya tersebut mengulum senyum lebar kemudian merangkul pundak Pangeran itu, " Aku pastikan kau akan berada di posisi puncak yang akan sangat dihormati oleh seluruh bangsawan vampir. "Jadi, apa yang akan ku lakukan selanjutnya?" "Bergabunglah denganku, kami akan menciptakan sebuah ledakan bagi Liam Osmond, dia tidak pantas duduk di singgasana itu!" katanya dengan sorot mata penuh kebencian. "Haha.. tentu saja! Aku akan bergabung denganmu," kata pangeran tersebut sembari menjabat tangan pria paruh baya di hadapannya. BERSAMBUNG....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD