M.O.S. 02

1488 Words
"Ebay, kamu belum bangun?" Tanya Khalila mencoba mengetuk pintu kamar Bhanu karena sudah jam 7 dan  pria itu belum bangun dari tidurnya.   Ceklek. Pintu kamar dibuka.   "Lila, terima kasih ya sudah bangunin aku, aku agak kelelahan jadi kesiangan deh. Kamu masuk shift pagi juga?" Ucap Bhani sambil menggeliatkan badan dan menguap.  Khalila tersenyum melihat Bhanu yang masih kucel tapi tetap handsome.  "Iya Bay, aku juga shift pagi. Kamu mandi dulu ya, trus sarapan. Aku mau ganti baju dulu."Sahut Lila.  "Aku anterin kamu ya..." Ucap Bhanu dan Lila mengangguk tersenyum, lalu berbalik hendak melangkah menuju kamarnya di atas.   "Lila." Panggil Bhanu sambil menarik tangan Lila, dan menahan tengkuk Lila dengan tangan satunya, lalu melumat bibir Lila lembut.  "Mmmpphh...Bay...mmmpphhh... Sudah cukup bay! Nanti kelihatan bu Eka ach!" Protes Lila yang sudah terlepas bibirnya dari bibir Bhanu, wajahnya merona tersipu malu.  "Morning kiss dear.." bisik Bhanu tersenyum dan mengecup pipi Khalila.  "Sudah ach! Mandi sana! Bau naga tau gak sih?!" Ucap Khalila terkekeh lalu segera naik ke atas menuju kamarnya.  Bhanu dan Khalila sarapan bersama, Bhanu terus menatap wanitanya dengan tersenyum, dan membuat Khalila salah tingkah.  Sejak kejadian semalam entah setan apa yang merasuki tubuh Bhanu,karena pagi ini mendadak dia kembali gila pada seks nya yang telah dia tinggalkan satu tahun ini. Tubuh Bhanu seakan terus kembali menagih kenikmatan yang dia rasakan kembali semalam, meski otak dan hatinya terus mengutuki kejadian semalam.  "Bay, jangan lihatin aku terus, malu tau!" Protes Lila tersipu malu.  "Kamu cantik banget sih hari ini, sepertinya aku jadi puber nih." Sahut Bhanu dengan kilat gairah dimatanya.  Khalila memang cantik tiap hari, namun gairah Bhanu yang kembali hidup itu hari ini melihat Khalila dengan berbeda.  "Sudah ach! Yuk! Terlambat ntar potong gaji lho!" Ucap Khalila lalu bergegas berdiri dan membereskan bekas sarapan mereka, bergegas mencuci piring dan gelas mereka.   Bhanu mengambil tas kerjanya di dalam kamar dan memasukkan bekal makan siangnya.  Mereka lalu berangkat bersama, karena hotel tempat lila bekerja berada di jalan yang selalu Bhanu lewati setiap akan menuju ke kantornya.   "Dagh.....ati-ati ya, semangat kerja Bay..buat beli cincin berlian..hehehehe" ucap Lila tersenyum menggoda, saat turun dari motor Bhanu.  "Kamu juga ya, semangat kerjanya buat beli s**u bayi..hahahahaa" sahut Bhanu dan mereka tertawa bersama.  Lila menatap dengan tersenyum, bersyukur Bhanu nya telah kembali seperti semula, ya mungkin semalam dia hanya kelelahan saja. Lila menghela napas lega, dan masuk setelah Bhanu mengecup keningnya.   Hari Lila kembali cerah pagi ini, morning kiss dari Bhanu masih terus terasa di bibirnya, membuat sensitifitas nya berkedut dan sedikit meleleh. Bhanu jarang menciumnya seperti tadi pagi, dengan alasan takut kebablasan, tapi Lila ikut menikmati dan bahkan sedikit menginginkannya lagi dan lebih lama dari tadi pagi.   Lila seperti orang yang pertama kali jatuh cinta lagi, tersenyum sendiri dengan tatapan entah kemana.  "Ehem! Pagi-pagi sudah melamun! Bagaimana bisa bekerja dengan baik?!" Tegur Mr. Kenny pada saat melewati lobby menuju lift pribadinya.  "Morning Mr. Kenny, maafkan saya." Jawab Khalila menyapa bossnya itu.  "Khalila! Hari ini tolong ikut saya rapat bersama Mr. Hobbs, jam 10 tepat!" Perintah Mr. Kenny dan masuk ke dalam lift tanpa menunggu jawaban dari Khalila.   "What's?!! Aku?! Ikut rapat?! Gawat! Gawat! Gawat!" Omel Khalila gelisah.  "Apanya yang gawat? Pagi-pagi sudah menggerutu gak baik tau!" Sahut Pak Giring, atasannya di bagian resepsionis.  "Eh! Pagi pak, itu maaf, saya barusaja diminta Mr. Kenny menemaninya rapat dengan Mr. Hobbs. Gawat kan pak?!" Ucap Khalila.  "Lila, itu saya yang mengusulkan pada Mr. Kenny kemarin." Sahut pak Giring.  "Hah??!!! Kenapa saya sih pak?!" Ucap Khalila manyun.  "Mr. Hobbs itu akan melakukan booking massal seluruh kamar di hotel ini selama 3hari untuk acara pernikahannya, keluarganya dari luar negeri akan menginap seluruhnya disini, bahkan acara resepsinya juga di convention hall kita. Jadi Mr. Kenny butuh seseorang yang sangat menguasai seluruh informasi tentang kamar di tiap lantai secara detail. Semua mengatakan bahwa kamu yang paling menguasainya, jadi begitulah kamu yang harus menemani Mr. Kenny." Jelas pak Giring santai.  "Tapi pak Giring kan juga bisa, kenapa harus saya? Biasanya kepala itu hanya mau bicara dengan kepala, mana mau mendengarkan orang bawahan seperti saya?!" Ucap Khalila lagi.  "Saya ini tidak mau serakah Lila, saya tau kalau Mr. Hobbs itu orang yang royal sekali, jadi jika kamu bisa menjelaskan dengan sangat baik, maka kamu akan diberi tips yang tidak pernah kamu kira jumlahnya. Kamu mau menolak?" Sahut pak Giring lagi.  "Apa?! Uang tips?! Oke deh pak kalau begitu, Lila akan lakukan dengan sebaik-baiknya."ucap Lila dan kali ini dengan senyum bersemangat.  "Bagus! Sekarang bersiaplah! Biar saya yang menjaga disini selama kamu rapat. Ingat traktirannya ya kalau tips nya sudah cair." Sahut pak Giring, Lila pun segera mengacungkan jempolnya.  ****   Rapat pun dimulai, Mr. Hobbs ternyata memiliki calon istri orang Indonesia asli dari Bali, cantik, manis dan ramah. Lila mulai presentasinya, menjelaskan semua kamar yang ada di tiap lantai, lengkap segala type dan fasilitas juga dengan kelebihan-kelebihannya. Mr. Hobbs sangat puas dan paham dengan penjelasan Lila, karena Lila sangat menguasai bahasa Inggris dengan lancar. Calon istrinya bahkan meminta pada Mr.Kenny supaya Khalila yang menjadi kepala pelayan kamar di hotel ini untuk mengatur segala keperluan mereka dan keluarga semua selama disini.   Mr. Hobbs juga memberikan daftar para tamu beserta dengan kesukaan mereka dan juga hal-hal yang harus mereka hindari, mulai dari makanan, bahan untuk sprei dan selimut, perlengkapan mandi dan lain sebagainya.  Khalila sempat beberapa saat mencoret-coret di sebuah kertas, dia membuat suatu list pada sebuah kertas, lalu mulai memberikan sebuah presentasi kembali dan menjelaskan tentang ide pembagian kamar sesuai dengan daftar permintaan dari Mr. Hobbs.   Mr. Kenny sedaritadi hanyalah menjadi pendengar dan pembuat keputusan akhir saja, dia terus memperhatikan Khalila.  "Wanita yang sangat diluar dugaan, siapa dia sebenarnya? Very smart." Batin Mr. Kenny sambil memperhatikan presentasi Khalila.   "Baiklah, saya setuju dengan usulanmu Khalila, saya percayakan kepuasan semua tamu padamu ya. Bagaimana dengan anda Mr. Kenny?" Ucap Mr. Hobbs tersenyum lebar pada Mr. Kenny.  "Baiklah, saya senang jika anda puas Mr. Hobbs. Khalila, kamu dengar sendiri kan apa permintaan Mr.Hobbs dan calon istrinya? Jadi mulai sekarang saya percayakan segala kebutuhan tamu Mr. Hobbs padamu. Lakukan yang terbaik, jangan kecewakan Mr. Hobbs." Sahut Mr. Kenny menatap dalam pada Khalila.  "Pasti Mr. Kenny, saya akan segera melakukan persiapan dengan baik. Terima kasih Mr. hobbs dan Mrs.Hobbs atas kepercayaannya pada kami. Saya doakan segalanya lancar dan pernikahan kalian diberkahi banyak anugerah kebahagiaan." Ucap Khalila pada bossnya juga klien nya.   Mr. Hobbs dan calon istrinya pun berdiri lalu mereka berjabat tangan pada Mr. Kenny juga Khalila.  "Kenny, mengapa kau tak pernah mengajak Khalila dalam setiap rapat sebelumnya? Dia sangat cerdas, dan sungguh kau akan lebih mudah jika menjadikannya assisten mu." Ucap Mr. Hobbs, Khalila hanya tersenyum mendengar pujian itu.  "Seorang Khalila?? Anak lulusan SMK jadi asisten Mr. Kenny??? seorang CEO muda, putra tunggal dari triliuner, lulusan S2 dari Havard University??? Ouw my God, sampai lebaran monyet juga gak akan mungkin.." batin Khalila dalam hatinya.  "Saya juga baru mengetahui kecerdasannya, saya akan pikirkan usulan anda Mr. Hobbs." Sahut Mr. Kenny, dan Khalila seolah mendapat angin segar yang menerbangkannya ke langit tinggi, mendengar pujian dari boss nya.  "Kalau anda tidak berminat, mungkin istriku boleh meminta Khalila dari anda? Khalila pasti sangat hebat menjadi asisten istriku dalam mengatur bisnisku di Bali." Ucap Mr. Hobbs lagi.  "I'm so sorry Mr. Hobbs, dia milikku, dan akan selalu menjadi milikku." Sahut Mr. Kenny dan Mr. Hobbs hanya tertawa mendengarnya, berbeda dengan Khalila yang sangat terkejut mendengar ucapan Mr. Kenny.  "Miliknya??? Enak saja!!! Siapa dia?! Huh!!! Belum pernah dihajar sama Ebay nih orang. Dasar sombong!" Batin Khalila dalam hatinya dengan sewot.   Mr. Hobbs dan tunangannya sudah keluar dari ruangan rapat, meninggalkan Mr. Kenny hanya berdua dengan Khalila.  "Ehem! Setelah ini kita makan siang bersama, kita rayakan hasil rapat hari ini. Saya ingin berterima kasih atas segala yang sudah kamu lakukan. Saya tunggu di basement parkiran mobil. Kamu sudah harus tiba dalam 15 menit." Ucap Mr. Kenny pada Khalila.  "Maaf Mr. Kenny, saya tidak bisa menerimanya. Saya hanya melakukan tugas saya. Terima kasih, tapi maaf saya membawa bekal untuk makan siang saya." Sahut Khalila.   Kenny langsung berdiri dan melangkah mendekat pada Khalila, mendekat dalam artian menjadi sangat dekat.  "Aku tak pernah menerima penolakan dari wanita manapun, jadi jangan pernah menolakku atau saat ini juga aku menolakmu menjadi karyawanku!" Bisik Mr. Kenny di telinga Khalila.  Khalila dapat merasakan nafas hangat Mr. Kenny ditelinga juga pinggir lehernya, membuatnya membeku.  "Eh..i..iya..Mr. Kenny, baiklah." Jawab Khalila dengan gugup dan takut.  "Bagus! Lain kali berpikirlah ulang sebelum kamu berani menolak perintahku." Ucap Mr. Kenny berbisik lagi di telinga Khalila, dan bahkan kali ini Kenny sedikit menempelkan bibirnya di telinga Khalila, mengalirkan sesuatu yang beraliran listrik tinggi, membuat jantungnya mendadak berdegup kencang tak beraturan.  Khalila semakin gugup dengan perlakuan Mr. Kenny, tak pernah ada pria yang menyentuhnya sedekat itu dengan titik sensitifnya, bahkan Bhanu pun hanya sebatas bibir saja, itupun tidak selalu dilakukannya setiap hari.  "Ingat Khalila, 15 menit! Aku tak suka menunggu! Atau kamu siap-siap menerima hukumanku yang lebih dari ini." Bisik Mr. Kenny lagi dan kali ini lebih berbahaya lagi karena pria itu berani mengecup leher Khalila, dan tanpa sadar lenguhan justru lolos keluar dari mulut Khalila.  "Eugh.." desah Khalila yang membuatnya terkejut sendiri dan segera menutup mulutnya dengan tangannya.  Mr. Kenny tersenyum menang menatap Khalila, dan berjalan keluar ruangan, meninggalkan Khalila yang masih berdiri membeku disana.   "Damn it! you're so hot Khalila! Aku tak akan melepaskanmu setelah ini Khalila.." ucap Kenny dalam otaknya sambil tersenyum masuk ke dalam lift pribadinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD