bc

Masa Percobaan Hari Ke-29

book_age16+
114
FOLLOW
1K
READ
friends to lovers
goodgirl
powerful
maid
drama
twisted
bxg
female lead
office/work place
illness
like
intro-logo
Blurb

Biasakan tap love sebelum baca agar ceritanya tidak hilang, happy reading ....

Setiap daun yang jatuh di kursi tidak sama

Setiap pertemuan akan ada perpisahan

Sama halnya seperti dirimu

Terima kasih karena sebelumnya telah banyak memberiku kebahagiaan. Kini aku tahu, salah satu bentuk dari mencintai adalah merelakanmu pergi.

Cover by Ayne Kim

chap-preview
Free preview
Eps. 1
Inggris, London Tahun 2016 Seorang gadis berjalan dengan girang sambil menggenggam sebuah surat. Sesekali ia melompat senang dan memeluk surat yang ada di genggamannya sambil tersenyum cerah. Gadis itu bernama Liliana Brown, gadis cantik dengan mata bulat besar dan rambut yan berwarna coklat, sesuai dengan nama marganya. Liliana Brown atau yang kerap disapa dengan nama Ane itu kini tengah dalam perjalanan pulang dari sekolahnya. Hari ini ia mendapat surat undangan dari Oxford University, universitas impiannya selama ini. Ane mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan tingginya di Oxford. Dua jam yang lalu .... "Miss. Brown, Anda dipanggil ke ruangan kepala sekolah segera," ujar salah satu pengajar yang ada di sekolahnya. Liliana yang tengah memakan bekal makanannya langsung menghentikan aktifitas makannya. "Ada masalah apa, Miss?" tanya Liliana pada wanita berkacamata yang merupakan gurunya tersebut. "Kau akan segera mengetahuinya, yang pasti ini bukanlah hal buruk," balasnya. Liliana hanya bisa menghela napas kasar. Ia menutup kotak bekal dan merapikan penampilan sebelum akhirnya mengikuti sang guru ke ruang kepala sekolah. Liliana bingung kenapa dirinya dipanggil karena seingatnya ia sudah tidak menunggak biaya pendidikannya lagi. Setelah berjalan di lorong dan melewati beberapa belokan, Liliana sampai di ujung ruangan yang memiliki pintu paling besar yang bagian atasnya dibuat melengkung. Di samping kanan dan kiri pintu terdapat bendera lambang negara dan bendera kebesaran sekolah. Sang guru mengetuk pintu sementara Liliana masih diam di belakang wanita berkacamata itu sambil melihat ke sekitar. Liliana memang sudah sering dipanggil oleh kepala sekolah karena sering menunggak biaya pendidikan selama sekolah, meski begitu pihak sekolah tidak pernah mengeluarkannya karena Liliana telah berjasa. Gadis berambut coklat itu sering mengikuti beberapa kejuaran dan memenangkan hadiah utama yang mengharumkan nama sekolah, karena hal itu Liliana sering diberikan keringanan oleh pihak sekolah mengenai biaya pendidikannya. "Come in (masuk)," seru kepala sekolah dari dalam ruangan. Setelah kepala sekolah menyuruh mereka masuk, sang guru membuka pintu lalu menyuruh Liliana masuk ke dalam kemudian ia menutup pintunya. "Selamat siang, Maam (bu)," sapa Liliana pada seorang wanita paruh baya, rambutnya yang sebagian sudah memutih itu digelung dengan rapi. Kacamata bertengger di hidungnya yang bagir. Keriput yang ada di bawah mata dan dahinya dapat terlihat dengan jelas. Wanita yang berpangkat kepala sekolah itu tengah fokus menulis sesuatu di atas meja kebesarannya. Setelah kedatangan Liliana, ia melirik sejenak gadis itu kemudian meletakkan alat tulisnya. "Silakan duduk, Miss. Brown," titahnya pada Liliana. Gadis itu tersenyum dan berterima kasih, lalu duduk di sofa yang disediakan di ruangan sang kepala sekolah. Liliana menjelajahi ruangan milik kepala sekolah dengan kedua netranya. Ruangan dengan nuansa coklat itu masih tetap sama, tidak ada yang berubah sejak terakhir kali ia masuk ke sana. Di pinggir ruangan terdapat meja kebesaran sang kepala sekolah. Di belakang meja kepala sekolah terdapat rak buku besar yang berisi berbagai macam buku serta dokumen yang diletakkan dengan rapi hingga memenuhi rak. Di depan meja kepala sekolah, diletakkan sofa panjang berwarna putih dan satu sofa kecil yang berwarna hitam di samping membentuk huruf L. Di dekat sofa kecil, terdapat meja berbentuk kotak yang diatasnya terdapat lampu kecil sebagai hiasan. Di sudut ruangan terdapat satu pot besar dan tinggi yang berisi tanaman hias milik kepala sekolah. Jendala yang berada di samping meja kepala sekolah tertutup tirai tipis berwarna putih dan coklat, membuat penerangan di ruangan itu sedikit redup. Air conditioner di ruangan itu membuat suhu tetap stabil, tidak panas dan tidak dingin. Di dinding belakang sofa juga terpajang beberapa foto kepala sekolah dari awal sekolah itu berdiri sampai kepala sekolah yang terakhir. Sang kepala sekolah berdeham sebelum berdiri dari singgasananya lalu berjalan ke arah Liliana. Wanita paruh baya itu memegang semacam amplop putih dan memberikannya pada Liliana tepat setelah ia mendudukkan diri di samping muridnya. "Selamat, Miss. Brown. Anda mendapat kesempatan pergi ke Oxford University, satu bulan lagi akan diadakan tes masuk jadi kau harus berusaha keras agar berhasil." Sang kepala sekolah menjabat tangan Liliana. Gadis itu terdiam, ia terkejut dengan apa yang dikatakan oleh sang kepala sekolah. "Maaf, Maam. Anda serius? Saya benar-benar mendapat kesempatan pergi ke Oxford?" Kedua mata Liliana berbinar ketika mengulangi perkataan kepala sekolah. Sang kepala sekolah tersenyum dengan tulus, memberikan selamat pada Liliana atas prestasinya. Liliana tidak menyangka, ia bahkan menutup mulutnya sendiri dan perlahan air matanya menetes. Air mata kebahagiaan. Liliana yang terlalu senang memeluk sang kepala sekolah dan mengucapkan terima kasih berulang kali. Liliana pamit dari sana setelahnya. Ia tidak sabar memperlihatkan surat itu pada kedua orang tuanya dan adik-adiknya. "Selamat, Ane. Mimpimu akan segera menjadi kenyataan. Aku tahu kau adalah siswi yang berbakat, Oxford tidak akan menyesal telah memilihmu," kata sang guru yang bangga pada Liliana. "Thank you, Miss. Ini semua juga berkat bantuan Anda," balas Liliana. Kedua wanita itu lantas berpelukan. Sang guru menepuk punggung siswinya, ia berulang kali membisikkan ucapan selamat untuk Liliana. Sudah sejak lama Liliana memimpikan hal ini, dan hari itu akan segera menjadi kenyataan. Ia akan segera melanjutkan kuliah di universitas ternama. Mengingat hal itu membuat Liliana senang. Ia menatap amplop putih dengan stempel dari Oxford university tersebut. Ia sesekali mencium amplop tersebut. Baru saja membayangkan indahnya kehidupan perkuliahan yang akan ia jalani, tiba-tiba sebuah mobil yang sepertinya kehilangan kendali melaju ke arahnya. Liliana hendak berlari untuk menghindar dari mobil, tetapi semuanya terlambat. Ia tidak sempat menyelamatkan diri hingga akhirnya mobil tersebut menabraknya. Liliana terseret di depan mobil yang langsung menabrakkan diri ke tiang lampu jalanan hingga membuat tiang itu ambruk tepat di depan mobil dan membuat kaca depan mobil pecah. Kedua mata Liliana tidak sengaja terkena pecahan kaca dari mobil yang membuat kedua matanya sakit luar biasa. Mata Liliana tiba-tiba menggelap, tetapi ia masih sepenuhnya sadar. Darah mulai keluar dari kepalanya yang terbentur. Liliana masih bisa mendengar suara, ia bahkan kini bisa mendengar suara orang yang ramai, seperti bekerumun, hanya aja ia tidak bisa melihatnya karena hanya hitam yang terlihat. Mobil itu mengeluarkan banyak asap setelahnya, Liliana terbatuk karena menghirup asap terlalu banyak. Tepat ketika Liliana hampir kehilangan kesadarannya. Ia masih bisa mendengar sirine dari mobil polisi yang perlahan mulai mengabur bersama dengan kesadarannya yang lenyap. Setelah kejadian itu, Liliana sudah tidak bisa mengingat hal apa pun lagi. Semua orang yang melihat kejadian itu buru-buru membantu Liliana, mereka memanggil ambulan dan polisi. Setelah beberapa menit, ambulan datang dan Liliana di bawa ke salah satu rumah sakit terdekat. Si pengemudi yang juga terluka parah dibawa oleh ambulan lain. Polisi yang ada di sana menanyai orang-orang yang melihat kejadian tersebut untuk pemeriksaan. to be continue ....

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook