Chapter 3

1090 Words
“Terima kasih, Pet. Kau sangat membantu,” ujar Daniel kepada supir setianya itu. Pet hanya menganggukkan kepalanya. “Biar saya bantu membawanya ke mobil, Tuan.” Daniel menggelengkan kepalanya. Ia menatap perempuan yang kini sudah tidak sadarkan diri dalam gendongannya. “Aku saja. Sekarang cepat tunjukkan dimana mobilnya.” Daniel bersyukur Pet muncul dengan cepat dan memberikan sapu tangan untuk membekap mulut Pamela. Sapu tangan itu sudah diberikan obat bius sehingga Pamela segera tak sadarkan diri beberapa menit kemudian. Ini akan lebih mempermudah dirinya untuk lekas menuju apartemen. Pet menganggukkan kepalanya kemudian melangkah dengan cepat. Daniel terpaksa melakukan ini demi memastikan reputasinya aman. Ia tidak menyalahkan gadis di gendongannya ini yang mendengar percakapannya dengan Bella. Hanya saja gadis ini telah mendengar informasi yang sangat penting dan membungkamnya adalah suatu hal yang mustahil. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah membawa gadis itu dalam pengawasan Daniel. Ya, harus begitu. Jika tidak maka Daniel tidak akan pernah tahu apa yang terjadi esok hari. Bukan hanya karirnya yang hancur. Papanya pasti akan marah setelah mengetahui skandal memalukan yang Daniel perbuat. Ia sangat menyesal sempat meniduri model sekelas Bella Jolanda. Model itu sudah memiliki kekasih dan bisa-bisanya Daniel tergoda begitu mudah. Setidaknya untuk masalah Bella, Max managernya pasti akan mengurusi hal itu. Bella masih bisa dikendalikan jadi semuanya baik-baik saja. Sedangkan perempuan ini, Daniel bahkan tidak mengenalnya. Mereka memasuki mobil dan Daniel duduk dengan membiarkan perempuan itu dalam posisi tidur dengan kepala di atas pangkuannya. “Apa kau siapa dia, Pet?” tanya Daniel. Pet bukan hanya seorang supir. Dia juga sering membantu Daniel dan Max untuk urusan lain. Misalnya mencarikan Daniel seorang jalang ketika dirinya butuh menyalurkan hasrat. Serta kejadian tidak terduga seperti ini. Pet di mata Daniel sebenarnya adalah seorang sahabat. Ya, mereka bertiga adalah sahabat. Daniel, Max, dan Pet. Dengan jobdesk masing-masing untuk mendapatkan uang. Pet dan Max sama bekerja kerasanya dengan Daniel di belakang layar. Meskipun Daniel sudah cukup kaya karena harta papanya sangatlah melimpah. Ia tetap memilih menjalankan karir sesuai passionnya yaitu menjadi seorang aktor. Kalau sampai kehamilan Bella diketahui publik dan dirinya ikut terseret. Maka papanya pasti akan membuat Daniel menjadi CEO yang bekerja di balik laptop dan menjalankan rapat serius dengan setelan dan orang-orang yang membosankan. Itu jauh lebih mengerikan dari kehancuran karir Daniel sebagai seorang aktor. “Tidak. Tapi dia lebih cantik dari Bella.” Daniel menundukkan kepalanya kemudian menatap wajah gadis itu. Kemudian dirinya menyeringai. Pet benar, gadis itu sangat cantik. Daniel lantas mengelus pipi perempuan itu. Ia teringat saat higheels perempuan ini mengenai miliknya, itu terasa.. “Bodynya juga bagus. Melebihi model yang sering kau kencani.” Daniel sangat setuju dengan pendapat Pet. Gadis ini mengenakan gaun dengan ukuran yang sangat ketat di tubuhnya. Membuat lekuk tubuh gadis itu tersuguh begitu saja bagai pemandangan yang indah. Perempuan ini seperti model, tapi seingat Daniel ia tidak pernah melihat model dengan rupa seperti ini. Jika iya, maka pasti Daniel sudah mengencaninya. “Sebaiknya kau berhati-hati. Kita belum tahu siapa dia. Bisa saja orang yang berbahaya. Tunggu sampai Max memberi kabar.” Pet sebagai sahabat sekaligus partner kerjanya yang merangkap tugas lain selain supir, tahu kapan ia harus bersikap selaku bawahan dan selaku teman kepada Daniel. Pet paham bahwa dari tatapan Daniel, ia menginginkan perempuan itu di atas ranjangnya. Itu sebabnya ia harus segera memperingatkan Daniel mengingat dirinya sudah cukup membuat masalah dengan menghamili Bella. “Kau benar. Tapi dia sangat menggoda.” Kini Daniel menyentuh bibir perempuan itu. Mulai membayangkan bagaimana rasanya jika bibirnya memagut bibir itu. Membayangkan bagaimana jika bibir itu- “Daniel. Tahan dirimu,” ucap Pet ketika melihat bayangan melalui kaca yang memperlihatkan Daniel memasukkan jarinya ke dalam mulut gadis tidak sadarkan diri itu. Daniel lantas menarik jarinya kembali. Ia menghela napas dan menatap lurus ke depan, ke jalanan. Pet lantas kembali menyetir. Daniel teringat bahwa ponsel gadis itu berada di saku jasnya. Ia merogoh sakunya dan segera mengeluarkan ponsel milik perempuan itu. Ponselnya terkunci oleh rentetan paswword berupa angka. Daniel jadi tidak bisa mengutak-atik ponsel itu. Akan tetapi ia melihat home screen yang tertera. “Robert Shawn?” gumamnya sambil mengangkat satu alisnya. Ia kembali melirik perempuan di pangkuannya. Tadi selama ia menarik gadis itu, gadis itu selalu saja menyebutkan nama Robert Shawan. Apa hubungan gadis itu dengannya? Daniel mengusap rambutnya gusar. Jika ternyata perempuan ini adalah kekasih Robert, Max pasti akan kesulitan mengurus semua ini. Daniel juga akan berada dalam masalah lainnya jika ketahuan menculik kekasih sutradara itu. Ia merogoh saku lagi untuk mencari ponselnya, namun tidak menemukan apapun. “Ah s**t! Max yang membawanya,” pekik Daniel. Pet hanya diam saja dan tidak menanggapi. “Pet, pinjam ponselmu.” Pet langsung menyodorkan ponselnya kepada Daniel. Ia bisa menebak dengan mudah bahwa tujuan Daniel meminjam ponselnya adalah untuk menghubungi Max. “Apa yang akan kita lakukan jika gadis ini benar pacarnya Robert?” tanya Daniel sambil menempelkan benda pipih itu di sebelah telinganya. “Belum tentu dia pacarnya Robert.” “Gosip beredar bahwa Robert menjalin hubungan rahasia dengan gadis yang bukan kalangan artis. Bisa saja perempuan ini pacarnya karena sejak tadi ia hanya menyebut Robert Shawn dan lock screen ponselnya adalah foto Robert,” ujar Daniel tanpa menyadari bahwa Max telah mengangkat teleponnya. “Dia bukan pacarnya Robert, Dan. Tenang saja.” Daniel sedikit terkejut mendengar ucapan Max, baru menyadari bahwa teleponnya telah diangkat. “Kau serius, Max?” tanya Daniel. Membuat Pet yang tadinya ingin membalas ucapan Daniel mengurungkan niatnya dan menggelengkan kepala. “Ya. Namanya Pamela Abelle. Dia seoarang designer. Kabar baiknya, aku bisa mengatasi lingkungan sosialnya sehingga tidak mencurigakan jika dia menghilang.” Daniel merasakan lega luar biasa setelah mendapat kaabr itu. Ia kembali menatap sang gadis. “Pamela,” gumamnya seraya kembali menyentuh bibir gadis itu. “Aku akan kembali cukup malam karena mengurus kekacauan disini. Kau tahan dirimu selama bersama dengannya. Aku melihat sekilas tubuh perempuan itu, ku harap kau masih waras dengan tidak menidurinya.” Daniel memang kesal dengan Pamela karena perempuan itu telah mencuri dengar pembicaraan penting Daniel. Hanya saja untuk masalah yang satu itu, Daniel sungguh menyukai Pamela. Ia merasa sangat tertarik. Pamela sangat memukau. “Daniel, kau mendengar aku?” “Pet akan mengawasimu dan kalau sampai kau ceroboh kali ini, aku sendiri yang akan memberikan hasil test pack Bella kepada ayahmu. Dan bersiaplah mengadakan pesta pernikahan serta serah terima jabatan posisi CEO.” Daniel merasa kepalanya seketika pening mendengar dua kata barusan, pernikahan dan CEO. Dua hal yang sangat dihindari dalam hidup Daniel. “Baiklah. Cepatlah pulang. Kita harus menyusun rencana terkait membungkam Pamela yang cantik ini.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD