bc

Love Shot

book_age18+
589
FOLLOW
2.5K
READ
murder
HE
powerful
brave
tragedy
bxg
detective
city
crime
weak to strong
like
intro-logo
Blurb

Jangan lupa klik lambang love dulu ya gaes, supaya cerita kece ini masuk ke library kalian. Happy reading.

***

Chika tidak pernah menyangka kalau kematian Gavin--kekasihnya--akan membawa malapetaka baginya. Ia tiba-tiba dituduh membunuh Gavin hanya karena saat kejadian, Chika-lah satu-satunya orang yang berada di rumah bersama Gavin. Dengan ditemukan pistol di dalam tas milik Chika, bukti seolah-olah menguatkan bahwa Chika adalah orang yang sudah menembak Gavin sampai menyebabkan pria itu meregang nyawa.

Chika tidak bisa berkutik ketika pihak kepolisian memutuskan untuk membawanya ke kantor polisi dan menetapkannya sebagai tersangka selagi sesi penyelidikan masih dijalankan. Chika mulai menjalani hari-hari tak bahagia di balik jeruji besi. Di sini ia bertemu dengan seorang reserse kriminal bernama Aaron. Dan hanya Aaron-lah orang yang yakin bahwa bukan Chika pelakunya.

Aaron dan tim-nya makin gencar mencari barang bukti demi membebaskan Chika. Sampai mereka menemukan barang bukti sebuah kalung perak di dalam kamar korban. Kalung dengan liontin huruf T itu seolah-olah memberi petunjuk baru bahwa pembunuhnya adalah orang yang memiliki inisial nama T. Siapa pelaku penembakan Gavin yang sebenarnya? Jika memang Chika bukan pelakunya, lalu siapa orang yang telah tega menjebak Chika?

_______________

Main Cast :

- Aaron Zaiden Li

- Chika Priscanara

Cover vector by : Riandra_27

chap-preview
Free preview
Part 1. Siapa yang Tertembak?
"Pokoknya ibu nggak mau tau, kamu harus mendesak Gavin agar cepat nikahin kamu." Sudah ke sekian kalinya Risti selalu meminta Chika agar membujuk Gavin untuk segera menikah. Padahal Chika sama sekali belum siap dan belum mantap untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius bersama Gavin. Lima bulan berhubungan dengan youtuber terkenal itu, Chika sama sekali belum ingin menikah dengan Gavin. Apalagi Chika dan Gavin bersatu karena dijodohkan oleh Risti. Mendiang ibu Gavin dulunya adalah sahabat lama Risti. Karena kerap kali Risti berjumpa dengan Gavin, akhirnya Risti berinisiatif menjodohkan anak tirinya itu dengan pria tersebut. Beruntung sekali Gavin langsung jatuh cinta dengan Chika pada pandangan pertama, maka Risti tak perlu susah payah untuk menyatukan mereka. Risti tidak peduli Chika menyukai Gavin atau tidak. Yang Risti pedulikan, ia hanya perlu memanfaatkan Chika demi mensejahterakan hidupnya. Jika Chika menikah dengan orang kaya, sudah dipastikan kehidupan Risti akan terjamin. "Nikah itu nggak untuk main-main loh, Bu. Harus dipikirin matang-matang. Aku sama Mas Gavin kan belum lama saling kenal. Kayaknya nggak afdol kalau belum apa-apa udah mutusin untuk nikah." "Duh, lalu mau sampai kapan kalian pacarannya? Pacaran terlalu lama juga nggak baik, Chik. Ingat loh, Gavin itu youtuber terkenal. Banyak perempuan di luaran sana yang ngantri untuk jadi istrinya Gavin. Kalau kamu nggak gerak cepat, yang ada Gavin keburu direbut orang. Kan kalau kamu gagal nikah sama Gavin, ibu yang rugi dong. Capek-capek menjodohkan kamu sama orang kaya, tau-tau malah gagal." Chika hanya sanggup menghela napas kasar menanggapi sikap materialistis ibu tirinya. Memang beginilah karakter Risti. Hobi sekali menjodoh-jodohkan Chika dengan pria berduit. Supaya nanti setelah Chika berhasil mendapatkan pria kaya, Risti pastinya akan ketularan hidup enak. Chika lebih memilih melanjutkan sarapannya dan tidak memberikan respons apa-apa lagi pada ibunya. Sebenarnya ia sudah cukup muak dengan segala tingkah Risti yang kerap kali memaksanya untuk segera menikah dengan Gavin. Mau melawan pun, Chika merasa tak punya nyali. Di dunia ini Chika hanya memiliki Risti sebagai keluarganya. Meski Risti selalu memanfaatkan keluguan dan kebaikannya, Chika tidak ada niat sedikit pun untuk membantah ibu tirinya itu. Semua karena pesan dari mendiang ayahnya. Sebelum sang ayah meninggal, Chika diberikan amanah agar berbakti pada sang ibu tiri yang telah merawatnya sejak kecil. Hanya saja, setelah sang ayah meninggal, Chika akhirnya tahu bagaimana Risti sebenarnya. Wanita itu tidak pernah tulus merawatnya. Risti meminta Chika membalas budi dengan cara bersedia menikah dengan pria pilihan Risti. "Setelah sarapan, kamu datang ke rumah Gavin sambil bawa makanan. Makanannya udah ibu siapkan di meja dapur. Gavin kan lagi nggak enak badan katanya. Kamu datang dan suapin dia makanan dari ibu. Sambil menyuapi, kamu bicara baik-baik sama Gavin dan minta dia supaya segera menikahi kamu. Bilang aja kamu sangat mencintai Gavin dan ingin segera menikah. Pura-pura aja kamu minta putus kalau nanti Gavin menolak ajakan menikah kamu. Ibu yakin, Gavin pasti akan ketakutan kalau diancam putus." "Apa alasan Ibu ingin Chika cepat-cepat menikah dengan Mas Gavin? Apa karena warisan itu?" Chika akhirnya memberanikan diri menanyakan perihal warisan di keluarga Gavin. Orang tua Gavin belum lama meninggal. Dan menurut penuturan pengacara di keluarga Gavin, yang berhak menjadi ahli waris adalah anak kandung mereka yang tidak lain adalah Gavin. Gavin sendiri memiliki seorang adik angkat perempuan bernama Nana. Nana sendiri tidak memiliki hak apa pun atas harta peninggalan orang tua mereka karena posisi Nana hanyalah anak angkat. Namun, warisan itu akan resmi menjadi milik Gavin kalau Gavin sudah menikah. "Kamu tahu betul deh sama tujuan ibu menjodohkan kamu sama Gavin ya karena warisan itu. Kan aturannya Gavin harus nikah dulu kalau mau dapat warisan dari orangtuanya. Makanya ibu mendesak kamu untuk segera menikah sama Gavin, supaya kita dapat warisannya juga, Chik." "Mau sampai kapan sih Ibu memperalat Chika terus? Kalau Mas Gavin sampai tau tentang rencana Ibu, dia pasti marah besar, Bu. Mas Gavin pasti langsung membenci dan memutuskan hubungan kami." Risti refleks menoyor kepala Chika karena jawaban anak tirinya itu terdengar seperti membantah. "Kamu itu, berani melawan ibu?! Kamu tinggal menurut apa kata ibu, apa susahnya sih? Lagian, kalau kamu menikah sama pria kaya, hidup kamu pasti akan terjamin, Chika. Kamu tidak perlu kerja jadi resepsionis lagi. Cukup jadi nyonya muda di rumah, kamu bisa leluasa menikmati kekayaan suami kamu," jelas Risti sambil meredam amarahnya pada Chika. Yang dimarahi pun hanya sanggup mendengarkan sambil menahan diri agar tidak menangis. Kedua mata Chika sudah berkaca-kaca. Ia ingin sekali menangis, memberontak, melawan, atau nekatnya Chika ingin sekali kabur dari jeratan ibu tiri kejamnya. Namun, sekali lagi, Chika teringat dengan amanah sang ayah yang memintanya untuk berbakti pada Risti. Hal itu yang membuat Chika merasa sangat berat untuk pergi dari rumah ini. "Sekarang jangan banyak membantah. Cepat habiskan makanan kamu, habis itu datang ke rumah Gavin, dan rayu dia untuk segera menikahi kamu." Risti meninggalkan meja makan setelah ia memerintah si anak tiri seenaknya. *** "Eh, Mba Chika. Tumben pagi-pagi udah datang ke sini? Silakan masuk, Mba." Mirna membukakan pintu serta mempersilakan kekasih majikannya itu untuk masuk. Pukul sembilan pagi ini Chika sudah mendarat di rumah Gavin sambil membawa kotak Tupperware yang isinya adalah makanan untuk Gavin. "Mas Gavin-nya udah enakan belum, Mba Mir? Kalau udah, suruh turun dong. Ini saya bawakan makanan loh." Chika menaruh bekal yang ia bawa untuk Gavin di meja ruang tamu, kemudian gadis itu memilih duduk di salah satu sofa yang telah tersedia di sana. "Mas Gavin udah enakan sepertinya, Mba. Yakin nih minta Mas Gavin turun? Memangnya Mba Chika nggak mau menemui Mas Gavin langsung di kamar?" goda Mirna. "Saya sungkan, Mba, kalau tau-tau masuk kamar orang. Nanti dikira maling." Chika menanggapi dengan gurauan. "Eyalah, Mba, masa iya Mba Chika disangka maling? Kan biar terkesan romantis gitu loh ceweknya masuk ke kamar cowok. Nanti tau-tau cowoknya keluar dari kamar mandi, cuma pakai handuk doang, terus roti sobeknya itu kelihatan dan auto bikin kaum hawa ngiler." Chika refleks menertawakan khayalan Mirna. Menurutnya, asisten rumah tangga yang satu ini kebanyakan nonton drama Korea yang adegannya seperti itu. "Mba ini korban drakor ya? Saya memang nggak biasa keluar kamar Mas Gavin, Mba. Takut nanti disangka lancang atau gimana." "Duh, sopan banget sih Mba Chika ini. Pokoknya cocok banget lah jadi jodohnya Mas Gavin. Ya udah, sebentar ya saya panggilkan Mas Gavin dulu." Mirna pun pamit menuju kamar majikannya. Sedangkan Chika memilih menunggu sambil mengutak-atik ponsel kesayangannya. "Mas Gavin-nya tadi bilang mau mandi dulu, Mba. Katanya malu mau ketemu sama Mba Chika tapi masih bau asem." Mirna pun datang menemui Chika kembali di ruang tamu kemudian menyampaikan pesan dari Gavin. "Oh, oke deh. Saya akan tunggu di sini, Mba." "Ya udah, kalau begitu saya tinggal sebentar dulu ya, Mba. Saya barusan dapat perintah dari Mba Nana suruh beli bahan masakan ke supermarket. Katanya sih Mba Nana mau bikin video masak gitu. Tapi ini aneh banget loh, Mba, biasanya Mba Nana nggak pernah nyuruh saya belanja keperluan memasak untuk membuat video di channel YouTube-nya. Ini kok tumben-tumbenan banget ya?" Mirna mulai merasa ada yang tidak beres dengan adik Gavin tersebut. "Nana-nya memang ke mana, Mba? Biasanya juga belanja sendiri ya? Waktu itu si Nana pernah bilang, kalau nyuruh-nyuruh orang takutnya salah beli atau belinya nggak sesuai." Chika pun merasa ada yang janggal dengan adik pacarnya itu. "Mba Nana dari semalam menginap di rumah sakit, katanya jaga temannya yang lagi dirawat di sana. Untuk urusan Mba Nana yang tiba-tiba menyuruh saya untuk belanja keperluan memasak tersebut, saya sendiri juga nggak tau, Mba. Ya mungkin karena Mba Nana lagi nggak sempat sepertinya." Mirna mencoba berpikir positif. Asisten rumah tangga itu pun pamit untuk berbelanja ke supermarket demi memenuhi perintah Nana. Dan Chika kembali berselancar di dunia maya sambil menunggu Gavin turun dan menemuinya. Chika mengunjungi channel YouTube milik Gavin dan memutar video yang baru beberapa hari ini diunggah. Video tersebut menampilkan Gavin sedang berbagi makanan dengan para anak jalanan. Chika memilih membaca komentar demi komentar di sana. Isinya orang-orang tengah sibuk memuji kemuliaan hati Gavin. Dan ada beberapa gadis yang terang-terangan menyatakan perasaan dan berharap Gavin menjadi miliknya kelak. Tidak ada yang kurang dari diri Gavin. Sudah tampan, mapan, baik hati, suka menolong sesama, wajar saja jika banyak gadis yang tergila-gila di luaran sana. Namun, Chika justru tidak mengerti apakah ia mencintai Gavin atau tidak. Selama ini Chika cukup merasa nyaman jalan dengan Gavin. Meski kerap kali ia merasa bersalah karena tujuannya mendekati Gavin hanyalah untuk mematuhi perintah ibu tirinya. "Maafin aku, Mas Gavin. Harusnya kamu bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari aku." Dor! "Aw! Astaga ... suara tembakan di mana itu?!" Chika nyaris saja melempar ponselnya ketika mendengar suara tembakan yang sangat keras dari lantai atas. Pikirannya langsung tertuju pada Gavin. "K-kedengarannya dari lantai atas? Terus, kamar Mas Gavin kan ada di lantai atas, jangan-jangan ...." Tbc ...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.3K
bc

My Devil Billionaire

read
94.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.9K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.0K
bc

My Secret Little Wife

read
97.2K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook