01 - Dreamer

1584 Words
Aku sekarang percaya bahwa takdir kita memang nyata karena, sama seperti yang Tuhan katakan mimpimu yang membawaku datang padamu. ∞   Aku Stara, Bintang yang jatuh dari langit. Brak! Brak! Jaemin tersentak kaget, dari mana suara gebrakan tadi berasal? Sosok gadis yang memakai dress putih itu masih tersenyum ke arahnya, namun bedanya, kini tubuhnya perlahan memudar bersamaan dengan suara-suara asing yang kini semakin terdengar jelas di telinga Jaemin. "Kak Jaeminnn!!" Brak! Suara asing itu terus memaksa kedua mata Jaemin untuk terbuka, matanya langsung menyipit berusaha menyesuaikan cahaya. Tidak begitu terik, berarti matahari belum muncul, dan sepertinya dia hanya tertidur beberapa menit─tunggu dulu. Jadi, tadi Jaemin tertidur? Lalu gadis itu? Suara-suara asing tadi? Seingat Jaemin, dia hanya melakukan rutinitas hari minggu sama seperti biasanya. Menyiapkan segelas air putih hangat─Jaemin langsung melirik meja di dekatnya, ternyata air putih itu masih ada bersama dengan satu buah apel terakhirnya. Jaemin belum menerima gaji bulan ini, jadi dia belum bisa membeli stok apel baru. Brak! Brak! Lupakan soal apel. Jaemin sekarang lebih peduli dengan pintu rumahnya yang sedang digebrak berulang kali. Dia baru sadar bahwa suara asing tadi ternyata berasal dari suara gebrakan pintu. Masih dengan keadaan setengah sadar, Jaemin berusaha mengingat-ingat. Dia bertemu dengan seorang gadis aneh yang berniat mencuri buah mangganya.Bola mata gadis itu segelap langit malam, lalu dia memakan apel yang ada di meja dengan tidak tahu dirinya, bertanya soal radio dan piano seolah-olah dia baru pertama kali melihat kedua benda tersebut, dan terakhir dia memperkenalkan dirinya sebagai─ “Stara.” Jaemin bergumam tanpa sadar. Ini bukan pertama kalinya untuk Jaemin. Sudah lama Jaemin tidak mengalami hal ini—bermimpi, lalu terbangun dengan perasaan yang sangat nyata. Seperti merasa deja vu, Jaemin sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka akan bertemu lagi. Brak! “Kak Jaemin!” Karena terlalu pusing, Jaemin baru sadar kalau ternyata suara itu milik tetangga kecilnya yang sedari tadi masih menggebrak pintu rumah tiada henti. “Iya, Jel, sebentar!” Selain karena rasa penasarannya, Jaemin juga jadi takut pintunya benar-benar rusak. Pasalnya, seseorang di balik pintu tersebut menggebrak dengan kekuatan yang tidak main-main. Pintu terbuka, menampakkan seorang anak laki-laki berbadan gempal yang sedang menunjukkan ekspresi kesal, mungkin karena Jaemin terlalu lama membuka pintunya. Di tangannya terdapat sebuah rantang yang Jaemin yakini berisi makanan untuknya. Namanya Razel, tapi Jaemin lebih sering memanggilnya dengan Ajel. “Kak Jaemin!” Razel menarik ujung kaus Jaemin dengan sebelah tangannya yang bebas, lalu menunjuk pohon mangga di depan rumah. “Anak-anaknya Maje lagi dimakanin olang gila!” Oke, Jaemin jadi ingin tertawa mengingat fakta bahwa bocah di depannya ini kesulitan mengucap huruf ‘R’, tapi dia langsung mengulum senyum untuk menahan tawanya. “Yang bener? Siapa orang gilanya? Wah, dia belum tau kekuatan sapu Kak Jaemin ternyata.” Jaemin meladeni perkataan Razel, tidak mau membuat usaha Razel yang sudah menggebrak pintu rumahnya berulang kali menjadi sia-sia. “Emang sapu kakak bisa ngapain?” Semudah itu membuat perhatiannya teralih, Razel langsung bertanya dengan polosnya. “Kamu mau tau?” Jaemin menunduk sedikit agar wajahnya bisa disejajarkan dengan wajah Razel, Jaemin berbisik, “sapu kakak bisa berubah jadi ular kalau ketemu anak-anak nakal.” “IH! AJEL, KAN, ENGGAK NAKAL LAGI!” Jaemin sampai berjengit karena teriakan tiba-tiba Razel. “Itu kamu bawa apa?” Lagi, Jaemin berusaha mengalihkan perhatiannya. “Ini.” Razel melirik rantang di genggamannya. “Ini dali Ajel, tapi mama yang buat. Ajel mau minta maap sama kakak kalna kemalin udah nimpuk-nimpuk pintu. Kata mama, kalau Ajel enggak minta maap, nanti Kak Jaemin enggak mau ngantelin sekolah lagi.” Razel menyodorkan rantang tersebut ke arah Jaemin, yang langsung disambut dengan senang hati oleh Jaemin. Usapan lembut Jaemin berikan di puncak kepala Razel. “Makasih, ya, besok Kak Jaemin pasti anter sekolah lagi. Sekarang Ajel pulang aja, ya─ah, Ajel mau apel? Tunggu sebentar.” Jaemin berjalan cepat masuk ke dalam rumah, mengambil Apel di meja lalu kembali lagi untuk diberikan kepada Razel. Bola mata Razel berbinar senang, namun sedetik kemudian berubah sendu. “Apel kakak masih ada, kan?” tanyanya khawatir. “Masih ada, kok.” Jaemin menjawab sambil tersenyum lebar, dan tentu saja jawabannya bohong. “Oce! Ajel pulang, ya, Kak! Besok antelin, halus! Dadahhh ....” Razel melambai sembari menjauh dari pekarangan rumahnya. Jaemin menghela napas pasrah, sebenarnya dia sedikit tidak rela memberikan apel terakhirnya untuk anak itu, tapi bagaimanapun juga Jaemin harus berterima kasih. Dan ada satu hal yang masih harus Jaemin urus saat ini. Untuk menjawab semua mimpi yang dia dapatkan, Jaemin langsung berjalan cepat mendekati pohon mangganya.Benar saja, ada seorang gadis di atas sana yang sedang duduk dengan tenangnya sambil memakan buah mangga yang entah bagaimana caranya sudah terkupas. Merasa diperhatikan, gadis itu akhirnya menoleh. “Tunggu sebentar, ya, aku masih laper.” Jaemin menghela napas panjang. “Turun sekarang!” ucapnya kelewat tegas, sadar bahwa gadis itu memang Stara─gadis yang sama dari dalam mimpinya, Jaemin jadi kesal mengingat sifat gadis itu yang suka seenaknya. “Ih, bentar, dong. Satu buah lagi, ya?” “Stara, turun!” Gerakannya yang ingin memetik satu mangga lagi langsung terurung begitu mendengar Jaemin menyebut namanya, dengan perpaduan wajah antara kesal dan senang, gadis itu segera melompat dari pohon mangga tersebut, tidak terlalu tinggi sehingga mudah untuk dilakukan. Gadis itu berdecak ketika sampai di hadapan Jaemin. “Kamu galak,” komentarya, namun beberapa detik setelahnya langsung tersenyum lebar. Seakan menyadari sesuatu, gadis itu menatap Jaemin dengan mata berbinar. “Kamu Dreamer!” ujar gadis itu dengan riang. Dahi Jaemin berkerut samar. “Dreamer?” ulangnya tak mengerti. “Kamu punya makanan, kan? Aku enggak bisa menjelaskan sesuatu kalau dalam keadaan lapar—wah, itu apa!” Stara ingin mengambil alih rantang dari tangan Jaemin, tapi gerakan menghindar yang dilakukan Jaemin lebih cepat, sehingga gadis itu gagal. “Lo bener-bener seenaknya.” Padahal Jaemin tidak memuji, tapi Stara justru tersenyum senang mendengarnya. “Kamu mimpi apa aja tentang aku? Selain nama, apa aku udah bilang sesuatu yang lain?” “Sesuatu yang lain?” “Iya.  Nama kamu siapa? Kita belum kenalan.” Tangan Stara terulur di depan Jaemin. “Kenalin, aku Stara. Bintang yang jatuh dari langit.” Bener-bener sama kayak apa yang gue mimpiin, pikir Jaemin. “Bodo.” Jaemin melengos, langsung bergegas masuk ke dalam rumah. Stara mengekor di belakangnya, namun baru saja mencapai pintu, Stara langsung mundur lagi. Memperhatikan sejenak rumah Jaemin lalu kata wah meluncur begitu saja dari bibir mungilnya. Ketika sampai di dalampun, gadis itu tidak henti-hentinya mengucapkan kata wah atau wow dan kadang aku enggak nyangka sebagus ini. Dia menyentuh semua perabotan di rumah Jaemin. Mulai dari kursi, meja, gelas, jendela, pot bunga—beserta bunganya, dan juga benda-benda mati lainnya. “Selama ini aku cuma cuma bisa memperhatikan dari langit, tapi aku enggak nyangka kalau ternyata gelas memang bisa tembus pandang!” Stara berucap riang, mengangkat gelas putih di genggamannya lalu mendekat seolah sedang berkaca. Jaemin hanya memperhatikan tapi tidak bisa menghentikannya, karena Stara memang tidak bisa dihentikan. “Lo siapa?” Jaemin kembali melayangkan pertanyaan yang sama seperti di mimpinya. “Kamu tau siapa aku.” Stara menyahut tenang, tanpa perlu mengalihkan sedikit pun perhatian dari gelas di genggamannya. Jaemin berdecak, lalu mendekat untuk mengambil alih gelas di tangan Stara. “Lo laper, kan?” Stara mengangguk cepat. Jaemin melirik rantang yang berada di atas meja, dan lirikan itu tertangkap oleh kedua mata Stara. “Eh, tunggu dulu─aw!” Jaemin langsung menarik tangannya yang secara tak sengaja memegang lengan Stara ketika gadis itu hendak mengambil rantang, tapi di luar dugaannya, lengan gadis itu ternyata sangat panas. “Kamu jangan sentuh aku dulu, aduh, aku lupa kasih tau!” Stara panik sendiri melihat telapak tangan Jaemin yang sudah memerah. Stara mendekati Jaemin yang sekarang sedang membasuh tangannya, berdiri di samping laki-laki itu dengan wajah khawatir. “Aku baru aja turun dari langit, dan ketika benda langit mengalami perpindahan dimensi antara langit dan bumi, mereka pasti akan selalu dalam keadaan aktif. Jadi, untuk menghindari kecelakaan kayak sekarang, selama satu hari penuh kamu enggak akan bisa sentuh aku, karena aku udah aktif dan bersinar terlalu lama, aku sekarang panas.” “Lo ngomong apa, sih?! Gue enggak ngerti!” Teriak Jaemin kesal, tangannya yang terasa sakit dan di saat bersamaan dia mendengar celotehan aneh gadis di sampingnya membuat darah Jaemin ikut mendidih. “Aku, kan, udah bilang, aku ini Bintang—sekarang bulan berapa, ya?” Stara memiringkan kepalanya untuk menatap Jaemin lebih lekat. Walaupun kesal, Jaemin tetap menjawab, “Mei, 2019.” “Wah! Circinus benar, ternyata perjalanan dimensi makan waktu selama tiga bulan!” “Circinus? Perjalanan waktu? Lo waras enggak, sih?!” “Circinus, dia itu teman. Perjalanan waktu─aku laper, tau!” Jaemin mengusap wajahnya kasar, dia kesal sekali berhadapan dengan gadis ini. Selalu mengucapkan hal-hal aneh, namun ketika ditanya, belum menjawab detail dia langsung mengalihkan ucapannya. “KALAU NGOMONG, TUH, DISELESAIN DULU BISA ENGGAK, SIH?!” Bukan Stara yang terlonjak kaget karena teriakan Jaemin, tapi justru Jaemin yang kini tersentak kaget melihat keadaan Stara sekarang. Gadis itu tiba-tiba saja bersinar. Entah bagaimana mengatakannya, tapi Jaemin sangat yakin. Walaupun sekarang pagi, dan keadaan di dalam rumahnya sudah terang, tapi gadis itu bersinar seperti memancarkan cahayanya sendiri. Begitu terang dan auranya terasa panas secara bersamaan. Tapi yang membuat Jaemin lebih kaget adalah, dalam hitungan detik cahaya itu tiba-tiba meredup bersamaan dengan tubuh Stara yang limbung ke arahnya. Ada satu hal yang pasti dan satu hal yang masih menjadi pertanyaan di benak Jaemin. Stara pingsan. Dan siapa sebenarnya gadis bernama Stara ini?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD