Prolog

307 Words
Siswi SMA Pertiwi yang sedari tadi menyaksikan pertandingan basket sambil berteriak kini sudah berkerumun di tepi lapangan mengerubungi idola mereka yang sudah selesai bertanding. Ada yang memberikan handuk kecil, minuman dan lain-lain. Ada pula yang sekedar ingin foto. Alyanshah Pradipta, pesonanya memang tak bisa di tolak oleh siapa pun. Lelaki tampan bertubuh atletis dengan warna kulit eksotis. Selain itu, ia adalah kapten tim basket dan paling berkuasa di SMA Pertiwi. Bukan itu saja, ia bersahabat dengan anak dari pemilik yayasan sekolahnya, Bima Leonardo yang tak kalah mempesona darinya. Setiap hari mereka tak luput dari kejaran siswi-siswi SMA Pertiwi yang memuja ketampanan mereka. Seakan sempurna, kehidupan keduanya terlalu liar untuk anak remaja. Hobi clubbingnya sering kali membuat mereka bolos sekolah, karena kerap kali mengalami hangover setelah minum-minum. Aly menepis tangan siswi-siswi yang mengerubungi sambil bergelayut manja di tangannya. Ia sedikit berlari menerobos kerumunan gadis-gadis alay tersebut dan menyeret sahabatnya menuju ruang ganti. **** Seorang gadis terus berjinjit kesusahan menggapai kertas yang terletak di atas lemari piala yang berada di koridor sekolah. Ia terlihat bersusah payah menggapainya tapi usahanya tak membuahkan hasil. “Nih!” Sebuah tangan kekar mengambil dan menyerahkan kertas itu kepadanya. “Makasih,” ucap si gadis dengan tangan yang sibuk merapikan kertas-kertas di tangannya tanpa menoleh pada orang yang membantunya dan masih setia berdiri di sebelahnya. “Baru kali ini ada cewek yang nolak pesona seorang Alyanshah Pradipta,” sindir Aly. “Ah iya maaf, gue sibuk banget. Thanks, Al. Gue duluan ya, buru-buru banget.” Gadis itu berlalu sambil tersenyum tipis ke arah Aly dan Bima. Aly tertegun karena baru pertama kali ada yang memanggilnya Al selain dan itu sangat manis. Tanpa sadar, ia memikirkan perkataan gadis itu hingga ia menyunggingkan senyumnya. “Sakit nih.” Bima yang melihat hal itu menyentuh dahi Aly sambil terkekeh sebelum berlari meninggalkan Aly yang baru kembali ke dunianya. “Bangs*t! Tungguin gue!” teriak Aly saat Bima setengah berlari meninggalkannya. “Lo harus jadi milik gue bagaimanapun caranya,” batin Aly. Ia menatap ujung koridor dimana gadis itu menghilang dan kembali menyunggingkan senyumnya sebelum akhirnya berlari menyusul Bima.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD