bc

KICK IT

book_age16+
1.1K
FOLLOW
11.4K
READ
forbidden
love-triangle
badboy
independent
CEO
sweet
bxg
city
cheating
like
intro-logo
Blurb

(NOVEL 16+) - INDONESIA - TAMAT

Tiap part tidak terlalu panjang.

(Main Character : Arslan dan Ellen)

____________________

"Kau perlu menendangnya keluar dari hidupmu untuk memulai kebahagiaan bersamaku. Percayalah. Kau yang kuinginkan."

--- Arslan.

"Aku akan menendangmu jika kau hanya membual. Dasar payah."

--- Ellen.

Arslan dan Ellen tidak sengaja bertemu dan tanpa sadar "pertemuan itu" membuat mereka terikat satu sama lain. Pencarian keras, tekad memiliki, dan perjuangan. Meski hati menolak keras, meski ada penghalang, cinta tetap menempati porsinya.

Bali sebagai saksi perjuangan Arslan dan Ellen terhadap apa yang mereka inginkan.

Lalu bagaimana cara mereka saling menemukan? Bagaimana pula lika-liku perasaan keduanya disematkan?

Semua ada dan terasa berbeda. Selamat membaca.

(KARYA ORIGINAL, BUKAN BAJAKAN DAN JANGAN DIBAJAK)

chap-preview
Free preview
PART 1
Sebuah pesta perayaan diadakan secara private di salah satu beach club. Malam itu Bali terasa indah dan nyaman dengan berkumpulnya sahabat dalam satu waktu. “Aku tak menyangka Ayahmu menyerah secepat ini.”, ucap lelaki dengan tampang berkarakter nan tampan. “Jadi, apa aku sudah bisa menyombongkan diri?”, jawabnya. Beberapa orang memberikan tawa sebagai tanda persetujuan. “Sudah sejak dulu kau memang sombong, Ars.”, sambung wanita tercantik di malam itu. Arslan tersenyum miring dan mengangkat alis dengan maksud agar semua tahu itu memang dia. Arslan Gimawan, lelaki karismatik yang kini sudah resmi memimpin G-grup pusat milik keluarganya. Dave dan Anne sahabat dekat Arslan duduk satu meja mengabaikan rekan Arslan lainnya. Mereka berdua memiliki prioritas di hidup Arslan. “Sayang, simpan kata-katamu. Tak perlu kau puji lelaki macam ini. Biarkan aku yang melakukannya dan kemuakan seutuhnya akan kutelan sendiri.”, ucap Dave pada Anne sang kekasih. “Oke stop, sudah kuingatkan jangan menggunakan kata kata cinta saat kalian di dekatku, mengerti? Hargai aku.”, sela Arslan. Anne tertawa keras melihat sahabatnya merajuk seperti biasa. “Sudahlah, malam ini milikmu. Tapi Anne memang milikku, Ars.”, Dave menekankan. Arslan mendengus kalah. Sementara itu Anne tertarik pada satu keadaan maka ia bertanya. “Aku ingin tahu, apa perjodohanmu kemarin memberi dampak pada luluhnya hati seorang Cokro Gimawan?”, tanya Anne. Arslan dijodohkan oleh keluarganya tanpa penolakan beberapa waktu lalu. Namun baik Dave ataupun Anne tidak tahu kelanjutan cerita itu. Arslan menggeleng dengan lemah dan menyandarkan diri di kursi. “Orangtua jaman sekarang tidak seperti dulu. Aku hanya dikenalkan, tidak ada kewajiban aku harus berjodoh dengannya. Aku bangga memiliki ayah modern walaupun kadang ia sedikit keras.”, Arslan menjelaskan. “Benarkah? Apa dia tidak menarik? Wanita itu.”, selidik Anne. Dave sama sekali tidak tertarik dengan pembahasan seperti ini. Dia akan mendengarkan jika memang Arslan ingin bercerita tetapi tidak dengan mengorek informasi seperti yang dilakukan kekasihnya sekarang. “Mmm wanita itu menarik. Semua orang kaya bisa merawat diri dan dia juga berprestasi, tapi....?” “Tapi???”, sela Anne. “... tapi entahlah kami belum bisa satu frekuensi.” Dave mengangguk-angguk mungkin pertanda setuju. “Apa maksud anggukanmu itu?”, ternyata Anne memperhatikan kekasihnya. “Aku hanya berpikir jika Arslan harus kembali mengikuti hati, sekalipun itu perjodohan.” Arslan mengangkat tangan bermaksud toss pada Dave namun diacuhkan. “Sial, tapi kau benar. Belum sekarang, mungkin nanti atau tidak sama sekali, aku dan dia tidak saling memaksa. Kurasa dia juga kurang tertaik padaku, karena aku terlalu......tampan. haha...”, bangga Arslan atas dirinya. Dave melempar kentang goreng padanya. “Lihatlah. Dasar b******k kau, Ars.” Arslan masih tertawa. “Aku percayakan G-hotel pada kalian. Kupastikan Dave akan naik minjadi GM atau bahkan Direktur. Lalu kita akan berbeda kantor mulai bulan depan.”, ucap Arslan kali ini lebih serius meskipun masih dengan tawa riang khasnya. “Semoga kau tidak mengacau di kantor pusat.”, balas Anne. “Tentu, aku sudah melakukan banyak riset untuk beberapa hal kedepan. Terimakasih Dave sudah membantuku sejak dulu. Kalian akan terkejut dengan diriku yang sesungguhnya.” “Jangan lupa janjimu padaku. Ingat, GM atau Direktur harus kudapat.”, tantang Dave. Arslan tersenyum lebar dan berucap Oke dengan pasti. “Huuufh, aku benci berada diantara lelaki ambisius.”, Anne mengeluh. “Sudah terlambat untuk kau keluar dari lingkaran ini, Sayang.”, sahut Dave.     *** Venice, Italy. Arslan mengendarai mobilnya kemudian berhenti di satu kedai kopi. Beberapa saat bermain dengan laptop, setelah habis satu cangkir, dia beranjak. Siang itu tidak secerah harapan Arslan. Dia memajukan mobil dari parkiran saat mobil didepannya juga tengah mundur sehingga keduanya bertubrukan. ‘Braaak’ Suara kedua bemper mobil membuat pengendaranya terkejut. Arslan masih diam tidak percaya dengan kejadian ini. Seorang wanita keluar dari mobil di depannya. ‘Sexy’, batin Arslan sekilas. Wanita cantik dengan rambut hitam legam terurai menggantung di kaos Dior putih dengan kaki jenjang dibalut Balenciaga pants terlihat begitu indah. Kemudian wanita itu mendekat, mengetuk kaca kemudi Arslan. “Maaf, ohh I mean sorry.”, ucapnya, mungkin wanita itu sedikit keceplosan. “Indonesian?”, tanya Arslan kemudian. Dia sadar wanita tadi sempat berkata maaf dengan bahasa Indonesia. “Yes. Why?”, tanyanya. Arslan hanya menghembuskan nafas seraya meredam amarah. “Aku tidak menyangka memiliki masalah dengan sesama Indonesian padahal ini Venice. Terimakasih sudah berkata maaf.” Wanita itu mencebik. “Bisa kau keluar dari mobil sialanmu ini dan kita berbicara dengan benar?” Arslan terkejut dengan kata-katanya. Berubah drastis dengan sapaan di awal. Arslan segera membuka pintu. “Jadi, bagaimana?’, tanya Arslan. “Kurasa mobilku tidak pernah sesial ini saat aku yang mengendarai.” Sedetik kemudian si wanita bergerak ke depan mobil dan melihat plat nomor lalu kembali ke hadapan Arslan. “Sama-sama mobil sewaan. Payah.”, ucapnya. Arslan mengerutkan dahi. “Tidak merubah kenyataan bahwa kau telah menabrak mobil ini, Nona. Dan ingat bahwa kau sudah minta maaf, secara tidak langsung kau mengaku salah. Terimakasih.”, sambung Arslan dengan bersedekap tenang di depan wanita itu. Tak disangka Arslan mendapat reaksi tertawa darinya. Tawa smirk dengan gelengan kepala beberapa kali. “Haha, lagi-lagi aku bertemu lelaki tidak gentle. Ku kira setelah aku minta maaf kau juga mengikutinya dan kita akan berjalan dengan saling baik satu sama lain. Jelas aku salah dan kau juga tidak becus mengelola parkirmu, sialan.” Arslan melebarkan matanya. “Jaga ucapanmu.” “Kita orang aisng dengan beda pikiran. Aku tidak harus menjaga kesopanan di depanmu.” Arslan menyerah. “Oke cukup. Apa maumu? Aku tidak ada waktu untuk berdebat. Apa kau perlu ganti rugi? Berapa perkiraanmu? Sebutkan!”, tantang Arslan sekali lagi. “Haha... aku tidak butuh uangmu dan cukup dengan pertemuan ini. Urus urusan kita masing-masing. Selesai. Aku malas berhadapan dengan lelaki cemen.” Arslan tersinggung. “Begitu? Baiklah. Kita sama-sama salah dan sama-sama rugi. Mari berpisah di sini.” “Tentu.”, jawab wanita itu dengan pasti. Mereka kemudian masuk ke mobil masing-masing dengan membanting pintu dengan keras.     *** Becca Rent Car. “What?”, ucap Arslan begitu keluar dari mobil. Dia melihat wanita tadi sedang berbincang dengan wanita lain yang memakai kaos bertuliskan Becca Rent Car. Setelah membawa barang-barangnya dari mobil, Arslan majukan langkah dan sedikit mendengar percakapan mereka. “Terimakasih kau selalu mengerti aku, Becca. Akan aku transfer uangnya sebentar lagi.”, ucap wanita itu pada pemilik Rent Car. “Santai saja, aku tahu kau bertanggungjawab, kawan.” Arslan mengerutkan dahi mendengar itu. ‘Jadi, mereka berteman?’, batin Arslan. Saat wanita itu berbalik ke arah pintu keluar, disitulah mata mereka bertemu kembali. Sekali lagi, Arslan terpukau dengan iris mata yang lebar itu, seimbang dengan paras manis yang dimilikinya. “Oh... perusak mobil bertemu dengan perusak mobil. Becca, dia sudah datang.”, ucapnya sedikit keras untuk memberitakan pada Becca. “Kau tidak terkejut bertemu lagi denganku?”, tanya Arslan. Wanita itu tampak tenang. “Bukan pertemuan spesial.”, hanya itu jawabannya lalu berjalan melewati Arslan. Sial. Arslan acuh dan memilih memproses masalahnya dengan Becca si pemilik rental. Dia menukar mobil penyok itu dengan mobil sewaan lain, mobil Mercy berwarna hitam dengan atap terbuka menjadi pilihannya untuk menikmati kota Venice.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

I Love You, Sir! (Indonesia)

read
260.9K
bc

Mrs. Rivera

read
45.5K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
91.0K
bc

Suamiku Calon Mertuaku

read
1.4M
bc

T E A R S

read
312.9K
bc

Bastard My Boss

read
2.7M
bc

MOVE ON

read
95.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook