3

1111 Words
Tidur nyenyak Clara terganggu saat mendengar suara orang berbicara tak jauh darinya. Membuka matanya dengan malas, ia melihat Gara sedang berbicara dengan seseorang diponselnya. “Iya, bu. Nanti aku telepon Shana” Clara mengernyitkan dahinya. Shana? Siapa dia? “Aku belum bisa pulang sekarang. Tuan masih diluar kota. Nanti kalo tuan pulang, aku minta ijin pulang kampung” Clara semakin mengernyitkan dahinya. Gara mau pulang kampung? Dia akan ditinggal? Clara sebal memikirkan Gara akan meninggalkannya. Apakah Gara pulang kampung untuk menemui perempuan bernama Shana itu? “Udah bangun?” Clara tersadar dari pikirannya “Kamu mau pulang kampung?” Gara tersenyum kecil. “Udah hampir empat bulan aku nggak pulang. Ibu katanya kangen” jawab Gara “Aku ditinggal?” Clara memanyunkan bibirnya. Gara mendekat dan duduk didepan Clara. Tangannya terulur membelai pipi gadisnya “Cuma seminggu kok, Cla” Jawab Gara “Nggak mau” Clara menepis tangan Gara dipipinya “Cla, aku udah empat bulan loh nggak pulang kampung. Ibu sebenarnya mau nyusul aku kesisni tapi nggak aku bolehin. Kasihan ibu nanti kecapekan.” Clara diam sejenak. Gara memang belum pernah pulang kampung semenjak ia berpacaran dengannya. Gara selalu bersamanya dimanapun, menemaninya dan selalu mengikuti kemauannya. Padahal ia juga seorang anak yang memiliki keluarga dikampung, akan sangat egois jika Clara merangnya untuk bertemu orang tuanya. Menarik napas dalam Clara kemudian memberikan senyum tipis “Iya deh. Kamu boleh pulang” “Serius?” Gara menggenggam kedua tangannya Clara menganggukan kepalanya. namun kemudian mata Clara memicing “Siapa Shana?” “Shana? Oh, kamu denger ya?” “Siapa dia, Ga?” tanyanya tak sabar. Gara tersenyum kecil “Shana Iskandar. Adikku” jawab Gara. Calara terbengong. Adik Gara? Jadi tadi dia cemburu kepada adik kandung Gara? Betapa memalukan. “O..Oh..adik kamu…” Clara menggaruk tengkuknya salah tingkah “Kamu cemburu ya?” Gara mengusap lembut pipi Clara “Emm… yaa kan aku nggak tau” “Jadi boleh kan aku mudik?” Tanya Gara memastikan kembali “Iya” “Kamu nggak bakal bolos kuliahkan?” Clara mengangguk “Nggak bakal mogok makan?” Clara mengangguk kembali “Nggak bakal jutekin tuan sama nyonya?” Clara lagi-lagi mengangguk “Aku dikampung seminggu ya?” “Iya, Ga. Tapi nanti sering VC aku ya” Clara memeluk lengan Gara manja “Hem… nanti sesering mungkin aku VC kamu” Clara mengangguk ***         Diruang keluarga papa dan mama Clara—Bill Handoko dan Whulandary Herman—duduk Sdisofa panjang sedangkan Gara berdidri dihadapan mereka. “Saya udah nanya Clara dan dia bilang nggak ada kegiatan lain diluar kampus selama seminggu kedepan, jadi kamu bisa pulang kampung” kata Bill “Tapi kamu sudah ngomong sama Clara kan, Gara? Takutnya anak itu ngambek lagi” kata Whulandary dengan cemas. Pasalnya kejadian beberapa bulanlalu saat puterinya mengambek sungguh membuat kepalanya pusing “Sudah, Nyonya. Saya sudah minta izin sama Nona dan Nona Clara mengizinkan” jawab Gara     Whulandary mengangguk kemudian menatap suaminya “Pa, gimana kalau kita cari bodyguard sementara buat satu minggu kedepan? Biar Clara ada pengawal selama Gara libur” memang seover protektif itu Whulandary pada puterinya “Nggak usah, ma. Kan seminggu ajah Gara libur. Lagian ada Yuyun yang bakal temenin Clara” ucap Bill “Tapi pa, papa kan tau anak itu sering jalan-jalan keluar, nongkrong sama temen-temennya. Yuyun mana bisa jagain dia kalo terjadi sesuatu. Kalo Clara diculik gimana, pa?” Whulandary menjerit pelan diakhir kalimatnya. Bill menghela napas pelan. “Nyonya tenang saja. Non Clara sudah janji sama saya kalau satu minggu ini dia nggak akan kemana-mana selain kekampus” jawab Gara yang sedari tadi menyaksikan obrolan majikannya. Whulandary menatap Gara dengan mata memicing. “Clara janji sama kamu?”     Gara gelagapan “Eh..maksud saya, kata non Clara dia memang lagi nggak mau keluar kemana-mana selain ke kampus. Karena memang selama seminggu kedepan nggak ada kegiatan apapun diluar kampus. Dan kalau mau kumpul sama teman-temannya, sebisa mungkin akan ditolak sama non Clara” Jawabnya. Hampir saja ia keceplosan. Whulandary mengerutkan keningnya, sedangkan Bill menatap Gara dengan pandangan yang sulit diartikan.     Bisa Gara rasakan hawa diruangan itu menjadi lebih panas dari sebelumnya. Keringat mulai terasa pada dahinya. Kali ini adalah momen yang menegangkan untuknya. Bukan berhadapan dengan lawan. Jika berhadapan dengan lawannya, Gara hanya perlu melumpuhkannya dengan semua pukulan yang ia kuasai. Namun kali ini ia menghadapi majikannya yang adalah orang tua dari gadis yang ia cintai. Whulandary mengalihkan tatapannya “Bagus deh kalau Clara bilang begitu” “Baik. Nanti saya suruh Dono antarin kamu kekampung” “Tidak perlu, tuan. Saya bisa naik bus” tolak Gara “Enggak apa-apa. Biar lebih cepat sampai dikampungmu. Saya tau kerinduan kamu sama keluargamu” Kata Bill dengan ramah *** “Jadi Papa ijinin?” Tanya Clara. Gara mengangguk. “Padahal aku ngarep Papa nggak ijinin kamu pulang” desahnya. “Katanya kamu ijinin” “Iya, tapi setelah aku pikirin lagi. Aku nggak mau ditinggal, Ga” rengeknya kepada Gara. Kedua lengannya memeluk lengan kanan Gara, wajahnya mendongak menatap Gara.     Gara tersenyum tipis. Mereka berada dikamar Gara. Kamarnya jauh lebih kecil dibanding kamar Clara—sang majikan. Hanya ada ranjang yang tidak terlalu luas, lemari pakaian, meja belajar, namun dilengkapi dengan AC dan kamar mandi. Dikamar itu terdapat pajangan miniature rumah yang terbuat dari stik ice cream yang dibuat oleh Gara. Mungil namun begitu artistic. “Padahal dulu pas awal-awal aku jadi pengawal kamu, kamu sering usir aku, nggak mau diikutin kemana-mana, terus seneng kalo aku ditugasin untuk mengawal tuan Bill. Kok sekarang malah ngerengek nggak mau aku tinggal” kata Gara tersenyum miring     Clara cemberut. Dulu ia memang senang ketika Gara dipanggil papanya untuk ikut keluar kota mengawal papanya karena Hendra—pengawal papanya pulang kampung. Karena ia bisa bebas kelayapan tanpa pengawal. Ia sering mengusir Gara saat ia ingin jalan-jalan bersama temannya. “Tapi itu dulu tau! Kamu mah” dengan kesal Clara beranjak naik ke ranjang Gara dan membaringkan tubuhnya. “Hei, bangun” Gara menggoyangkan lengannya Tidak ada jawaban dari Clara “Cla, jangan tidur disini. Nanti ketahuan” Gara mencoba membalikan tubuhnya “Biarin!” jawabnya jutek Gara menghela napasnya. Ia tahu perempuan ini sedang kesal. Jadi ia harus mebujuknya “Yaudah, kamu maunya apa? Besok sore aku udah mau pulang” bujuk Gara “Katanya lusa! Kok jadi besok sore sih?” Clara membalik badannya dan duduk. Matanya menatap tajam Gara “Lusa mas Dono mau nganterin Satrya dan Aletta balik ke New York. Jadi aku berangkatnya besok” jawabnya dengan tenang “Kak Satrya bali ke New York, kamu pulang kampung. Terus kalo mama sama papa tiba-tiba keluar kota, aku sama siapa? Nggak ada temennya” “Nyonya sama Tuan nggak kemana-mana kok, Cla. Jangan marah dong. Aku bakalan nurutin semua kemauan kamu. Asal jangan kesel lagi” Gara membelai rambut lembutnya “Serius bakalan nurutin?” Tanya Clara. Gara mengangguk. “Aku mau tidur disini. Bareng kamu” “Nanti ketahuan, gimana?” “Nggak bakal” “Ranjangku sempit, Cla” “Nggak papa” “Banyak nyamuk. Kamu nggak bakal tahan” “Mana nyamuknya? Nggak ada tuh” “AC nya sering mati. Entar kamu kepanasan” Dengan kesal Clara memukul lengan atasnya. “Bilang ajah kalo kamu nggak mau aku tidur bareng kamu” Gara mengusap lengannya walau sebenarnya pukulan Clara tidak berasa sama sekali. “Yaudah” putus Gara akhirnya “Kok kamu kayak nggak ikhlas gitu sih?” “Ikhlas, Cla” “Yaudah kalo ikhlas sini. Baring sini” Clara merubah posisinya menjadi tidur telentang dan menepuk sisi kirinya yang cukup lapang. Gara kemudian mengambil tempat disebelahnya. Clara menarik lengan kanan Gara untuk dijadikan bantalan. “Aku tuh bakalan kangen sama kamu, Ga. Jadi aku pingin malam ini puas-puasin waktu bareng kamu. Maaf kalo aku nyebelin” ucapnya pelan. Tangan kiri Gara memebelai rambutnya kemudian turun kepipinya. “Iya. Aku ngerti” Gara menatap wajah pujaan hatinya dengan lembut “I love you” “I love you too” balas Gara dan kemudian mencium dahinya   To be continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD