Gangguan mereka

1726 Words
Ya sepadat itulah jadwal Alli yang sangat sulit menghubungi Nona, Alli kuliah di Inggris sambil mengurusi perusahaan papanya yang sudah lama dirintis dan mencapai tingkat kesuksesan. Di samping itu pula, Alli seorang penyanyi, model dan dancer. Semuanya Alli lakukan tanpa kata lelah, karena menurutnya ini masanya untuk mencapai mimpi dan segala hal yang diinginkannya ingin diraihnya di usia muda. Begitulah tekad Alli. "Hari ini aku ngampus bentar, terus ini lagi di tempat latihan dance aku manggung besok malam. Kamu mau kesini gak? Alli beliin tiketnya" Nona tersenyum merekah ia sangat senang dong pastinya "Hm emang gak repotin babe?" "Enggalah babe, aku pengen kamu nonton konser ku. Masa aku udah 3 kali tampil sekali aja kamu gak pernah nonton" "Hihi iya bawel aku kesana, tapi sama abangku ya?" "Oke nanti aku siapin tiketnya, biar kalian tahu seberapa tenarnya aku disini haha Nona menggeleng sambil tertawa renyah "Ah dasar ya kamu so, kalau abangku denger kepala kamu udah di timpuk batu nanti" "Yaelah masa abangmu masih segalak itu sih" Nona kembali tersenyum "Haha becanda, kamu makannya jangan telat jangan kecapean ya! Dan satu lagi jangan naksir cewek lain" "Nona sayang, mana mungkin lah aku naksir cewe lain jika kamu aja udah sempurna banget buatku. Kamu lucu ih" Nona membuang nafasnya berat "Ya aku cuma takut, abisnya sih pas kamu nembak aku dulu mukanya datar banget aku sebel" "Nona kamu ini kenapa sih? Kamu kan tahu aku ini emang cool jadi gitulah wajahku datar karena gugup takut kamu tolak hehe.. kamu cepet siap-siap ya" "Eh kamu emang cool pas dulu, tapi pas udah aku kenal kamu nyebelin tau!" "Iya aku nyebelin sama kamu doang, biar kamu engga bisa lupain kelucuan ku" "Ya deh gombal mulu hehe" "Alli latihan lagi nih babe, kamu jaga diri ya makannya teratur! Dan cepet siap-siap kesini i miss u babe" "Ya sudah gih latihan, aku juga bentar lagi masuk kelas. Aku sangat rindu kamu malah lofyu Alliku" "Lofyutu Nonaku, jangan bandel ya! Nanti aku hubungi lagi bye sayang" "Bye babe" Nona mematikan layar ponselnya dan kembali menaruhnya di saku seragam sekolah. Suara berdehem seseorang terdengar cukup jelas di telinga Nona, Nona menengok ke sumber suara. "Indra?" Aneh Nona "Jangan-jangan kamu nguping ya?" Tanya nya curiga Indra hanya mengangguk-angguk bodoh, indra adalah teman kelas Nona yang cukup bad namun nampak konyol. "Ndra kamu bisa dieum kan, jangan bilang ke siapa-siapa ya" sahut Nona memohon Indra menarik nafas "Hah, sebenernya gue pernah denger dari kelas sebelah, gue sangka itu bohong cuma hoax eh ternyata beneran ya! Tapi karena gue adalah temen sekelas lo, jadi so santai lah sama gue. Asal bantu gue pahami pelajaran yang gak ngerti ya oke" ujarnya dengan senyuman bodoh Nona pun mengangguk-angguk "Siap" Indra pun tersenyum "Oke gue mau jajan dulu bye!" Ujarnya seraya pergi Sambil berjalan Indra bergumam "Ya ampun gue padahal ngefans banget sama Alli, ah lain kali gue minta Nona buat kasih tiket gratis aja ma gue yang misquenn" Nona pun bangun dari duduknya, berniat untuk segera memasuki kelas karena sebentar lagi jam pelajaran dimulai. Nona membalikan badannya, namun saat itupun seorang pria tampan berhadapan langsung dengannya. Seseorang yang hampir disukai oleh semua siswi di SMA ini kini berhadapan intens dengannya. Nona mengalihkan pandangannya, ia tak tahu kenapa mereka tiba-tiba bisa beradu tatap secara tidak langsung. Pria itu masih menatapi Nona dengan tatapan yang sama "Eh maaf" desis Nona yang kemudian memilih untuk pergi meninggalkan pria berwajah tampan itu. Pria itu masih menatapi Nona tanpa berkedip satu kali pun "Tuhan, siapa dia?" Desisnya Seseorang memegang bahu Nino dan membuatnya sekejap tersadar "Loe kenapa No?" "Cewek yang tadi duduk disini siapa? Loe tau gak?" Ujarnya spontan Teman berambut gimbalnya itu nampak mengingat-ngingat "Oh kelas sebelah? Dia namanya, e siapa sih gue lupa. Emang napa?" "Gue musti dapetin dia!" Tegas Nino mengepalkan tangannya keras Teman Nino nampak memegangi kepalanya "Ya ampun Nino kan loe cewek banyak, kenapa musti sama dia sih?" Nino menatapi temannya serius "Emangnya kenapa dengan dia?" "Loe jangan berurusan sama dia deh mending!" Nino mengerutkan keningnya "Ya emangnya kenapa? Ngomong dong!" Tegasnya membuat temannya merinding, siapa yang tak tahu Nino? Berandal sekolah yang terkenal masuk ruang BP setiap minggu. "Dia itu pacarnya artis, model, dancer, calon bos terkenal. Jadi bakalan runyam kalo loe deketin dia No" Nino mengangkat satu alisnya "Hah? Maksud loe pacar dia ada empat?" "Bukan Nino, pacar dia itu multi talent udah kaya raya, calon CEO, artis pula model pula dancer pula! Pintar pula! Dia kuliah di Inggris gue tau banyak tentang dia karena gue fansnya!" Nino menatapi temannya dengan bodoh lalu tertawa keras "Loe udah gila Dre, mana mungkin anak sekolah disini dapetin pacar artis! Gak ada dalam sejarahnya!" "Loe gak tau siapa yang barusan duduk disini? Dia itu penulis novel terkenal, novelnya bahkan udah masuk pasar internasional! Loe gak tahu?" Nino menggeleng cepat "Ah sudahlah, loe gak akan tahu menahu tentang orang terkenal dengan kesuksesannya!" "Wah loe berani ngata-ngatain gue loe!" Andre tersenyum bodoh "Hehe abisnya sih loe bodoh, masa gak tahu sama Alli Rianto?" Mata Nino seketika membelotot "Watdepak? Kata loe Alli Rianto?" Teriaknya sambil menggoyahkan tubuh Andre cukup keras "Anjir pusing bodoh, hentikan!" Nino menghentikannya dan masih tak percaya "Alli Rianto itu kan artis internasional yang berasal dari Indo. Yah anjir saingan gue berat dong!" Desisnya kecewa "Ya iyalah saingan loe berat, makanya gue suruh loe berhenti deketin Nona nah gue ingat nama cewek tadi itu Nona!" Nino mencengkeram kerah baju Andre "Loe bilang gue harus berhenti? Hah? Justru ini awal dari segalanya, gue pasti bisa dapetin Nona dari Alli si artis papan atas itu haha" ia melepaskan baju Andre perlahan "Hahaha" Andre mengikuti "Nah gitu dong, dukung temen loe! Bukannya ditakut-takuti" ujarnya mendorong tubuh Andre Andre tertawa "Ya ampun No gua ketawa karena gua yakin loe bakalan gagal haha, loe banyak ngehayal!" Teriaknya lagi "Wah cari mati loe sama gue!" Nino memelototi Andre yang kemudian langsung lari meninggalkannya "No daripada gue dengerin cerita khayalan loe, mending gue cepet-cepet beli tiket konser Alli besok di London bye halu haha" teriaknya lagi sambil berlari sekencangnya Nino nampak marah ia mengepalkan tangannya "Gila si Andre bisa-bisanya muji si Alli daripada temen sendiri. Lihat aja, siapa pun orang di dunia ini bakalan lebih memuji gue dari pada si Alli, termasuk loe Nona" Nona berjalan menuju kelasnya, ia tak lagi memikirkan pria yang baru saja bertemu dengannya di kantin. Menurutnya bukan hal penting baginya, sudah banyak cowok yang didapati seperti itu oleh Nona. Siapa yang tak tertarik pada Nona? Tubuh tinggi yang putih dan mulus, mata indahnya berwarna cokelat, rambut panjang bergelombangnya yang berwarna cokelat, bibir mungil merah mudanya yang menawan. Di tambah lagi Nona memiliki attitude yang baik dan disukai banyak orang. Semua pelajaran telah berakhir, jam pulang menantinya kali ini. Nona sangat bersemangat berkemas buku-buku sisa pembelajaran. Ia mengingat sesuatu, lalu mengetikannya di ponsel applenya itu.   BangJuna Bang, hari ini kita berangkat ke London ya. Siap-siap, aku udah minta ijin sama mami papi ko mereka ijinin.   "Uh ke London mau ngapain loe?" Ujar seseorang yang berada di belakangnya, rupanya pria ini mengintip ketikan yang Nona berikan pada abangnya. Nona menatapi pria itu sebal "Euh Ero apaan sih maen ngintip-ngintip chatan orang" teriaknya "Ya abisnya sih gue kesel dari tadi gue panggil nama loe gak nyaut-nyaut, ya sudah gue berdiri aja dari tadi di belakang loe" jawabnya penuh alasan Nona mendengus sebal "Udah ah, aku males ngomong sama Ero" Pero kini berdiri di depan bangku Nona "Nona, mau ngapain loe ke London? Gue ikut ya?" Tegasnya lagi menatapi Nona serius Nona tak habis fikir kenapa ia berteman dengan anak gila ini "Ero apaan sih ngawur deh" Pero menatapi Nona dengan mata yang berbinar "Nona, gue pengen coba jalan-jalan ke luar negeri gimana ya rasanya eum" "Ero udah ah, aku buru-buru abang udah nungguin di depan" ujar Nona yang langsung memakai tas gendongnya Pero memegangi kepalanya "Ah Nona gak ajak Gue! Nyebelin luu" teriaknya lagi Nona berjalan cepat takut Pero mengikutinya, ia sangat menyebalkan untuknya. "Dasar ya si Ero nyebelin banget, gangguin Nona aja terus padahal temen kelas banyak. Kenapa harus aku coba yang dideketi terus, kan risih aku!" Jelasnya lagi sambil menghentak-hentakkan kakinya "Nona?" Teriak salah seorang pria, membuat langkah Nona terhenti. Ia mengambil nafasnya dalam-dalam, siapa lagi yang akan mengganggunya? Oh tuhan Nona cukup lelah hari ini. Nona membalikkan badannya dengan tatapan yang melas menatapi pria itu. "Eh?" Desis Nona Ada apa lagi nih ketos? Kok perasaan ku gak enak. "Nona aku anterin pulang ya?" Jelasnya, lagi-lagi ucapannya itu tidak bisa di duga-duga, ketos yang aneh. Nona menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sedikit pun "Eh maaf, abang aku udah di depan. Dia jemput Nona" "Oh gitu, yaudah lain kali aku anterin kamu pulang boleh ya?" Tambah Dava dengan senyumannya, Dava memang tampan ia pria idaman ketua osis yang sering mengikuti berbagai perlombaan sains sampai tingkat nasional. Namun, bagi Nona tak ada pria yang bisa mengalahkan kehebatan Alli. Nona tersenyum kikuk "Kurang tahu sih, hehe aku buru-buru maaf ya" Nona berjalan pergi secepatnya, ia tak ingin lagi berhenti dan terjebak pembicaraan dengan pria manapun. Ia tahu jika hal ini terus-terusan terjadi Alli akan marah, memaksakan pulang ke Indonesia dan bahkan memberi pelajaran bagi siapa pun yang berani mendekati kekasihnya. Hanya saja Nona tak berani mengatakan siapa saja pria yang sudah berusaha mendekatinya terus menerus, ia takut Alli marah ia juga kasihan pada pria yang nantinya akan babak belur oleh kemarahan Alli. Tapi mungkin jika ada pria yang keterlaluan padanya baru ia akan menceritakannya pada Alli. Nona berhenti di satu mobil honda jazz berwarna hitam yang sudah menunggunya semenjak tadi. Ia menatapi orang yang berada dalam mobil itu, lalu tersenyum. Kaca mobil itu terbuka perlahan "Nona dari mana saja kau lama sekali? Abang udah dari tadi nunggu tau!" Tegas bang Juna "Abang gak sabaran banget sih" ujarnya sebal Juna memutar bola matanya sebal "Bagaimana gak sabar Nona? Dari tadi anak-anak cewek lihatin abang dari luar mana banyak banget lagi terus pada ngintipin dari kaca, gua takut serius anjir" "Haha abang halu ah" Nona hendak membuka pintu mobilnya, saat itu juga Juna menutup kaca mobilnya karena takut hal tadi terjadi lagi. Namun saat tangan Nona akan menarik pintu mobil, tangan seseorang tiba-tiba berada di pergelangan tangan Nona. Membuat Nona menghentikan gerakan tangannya. Nona menatap ke arah si pemilik tangan itu, pria kantin tadi gumam Nona. Ia segera melepaskan pegangan pria itu. "Eh?" Nona menyembunyikan tangannya menatapi pria itu aneh, takut, heran dan campur aduk intinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD