Fans , Shes your gilrfriend?

1801 Words
Nino tersenyum padanya "Nona, kenalin gue Nino hehe nama kita mirip ya? Gue rasa kita berjodoh" penampilan Nino yang berantakan namun masih tetap terlihat keren dan tampan inilah yang menjadikannya idola beberapa siswi kecuali Nona Nona kembali tersenyum kikuk, ia semakin bingung harus bagaiamana menghadapi pria-pria ini. "Gue boleh minta nomor whats app loe?" "Nona! Cepetan masuk, kita bisa-bisa ketinggalan pesawat" teriak bang Juna dari dalam sana, hal itu mampu menyelamatkan Nona dari pria ini. "Eh maaf, abangku marah. Aku duluan ya" ujar Nona yang langsung memasuki mobil itu dengan cepatnya Nino memandangi kepergian mobil yang Nona tumpangi, sorot matanya tajam dan penuh ambisi. "Ternyata ada benarnya si Andre, Nona mau ke London nonton Alli ya? Kalo gitu gue pasti ikutin Nona kemana pun itu Nino akan selalu mengikuti Nona" desisnya lagi dengan senyuman tampannya. Tak jauh dari Nino ada seorang pria yang sejak tadi memperhatikan aktifitas Nino, pria itu menatapi Nino benci dan penuh kekesalan. "Jadi bukan gue aja yang mengejar Nona?" Ujarnya penuh penekanan di setiap katanya Namun dari blangkon sana Pero menatapi mereka, Dava dan Nino. Bukan hanya dari situ, Pero memandangi saat Nona di dekati Dava lalu di dekati Nino. Pandangan Pero nampak redup, entahlah rasanya hatinya yang berawal ceria menjadi seketika redup. "Nona, loe memang cewek langka di dunia. Tapi apakah seberat itu saingan-saingan gue untuk mendapatkan loe? Pertama Dava ketua osis terkenal dengan kecerdasan dan ketampanannya, dia karismatik. Kedua Nino berandal nomor satu di SMA, dia tampan cool dan keren khas geng motornya, mana mungkin lah gue cari gara-gara sama penjahat kelas kakap seperti dia. Hah, apalah daku yang hanya anak berandal, bodoh dan berwajah biasa ini? Tapi inget Nona gue akan terus membuat loe nyaman di samping gue hingga loe akan bener-bener mau hidup bersama gue yang humoris dan romantis ini" ujarnya panjang lebar Nona menyiapkan pakaiannya dan memasukannya ke dalam koper ia sangat bersemangat kali ini. "Bang Nona udah siap! Ayo berangkat" teriaknya dari dalam kamar ia membawa koper dan perlengkapan lainnya. Nona menuruni anak tangga, terlihat Juna yang sudah duduk di ruang tamu. Ia nampak kesal menunggu Nona. "Udah?" Ketusnya sebal Nona mengangguk-angguk sambil tersenyum "Udah bilang sama mami papi kita berangkat sekarang?" Juna memejamkan matanya tanda iya "Dia bilang lusa mereka akan kembali pulang kesini" "Oke ayo bang" Sesampainya di bandara mereka bergegas menuju London, perjalanannya cukup melelahkan untuk Nona. Tapi entahlah, jiwanya masih sangat bersemangat untuk bertemu sang kekasih idola di sana. Nona berjalan bersama kakaknya yang masih mencari Alli, nampaknya Alli belum datang. Fikirnya. “Nona” teriak seseorang dari belakang, Nona dan Juna menengok kesana. Terlihat Alli beserta 4 orang suruhan-suruhan Alli untuk membawakan barang-barang milik Nona. Alli memberi salam pada Juna sesopan mungkin, selanjutnya pada sang kekasih. "Bagaimana perjalanmu babe?" "Melelahkan" Ia mengambil nafasnya dalam "Tapi semua itu terbayar saat aku melihatmu" ujarnya lagi dengan senyuman. Alli memegangi kepala Nona lalu mengacak-acak rambutnya perlahan. "Dasar ya kamu gemesin tau" "Haruslah" jawab Nona masih dengan senyuman indahnya "Ayo ah abang duluan ya? Lelah nih" desisnya menatapi keduanya Alli nampak ingat sesuatu "Oh abang mau langsung ke apartemen? Soalnya Alli mau ajak Nona ke restoran dulu, abang ikut gak?" Juna menggeleng segera "Abang lelah Li, kayaknya langsung istrahat aja disana" "Oh yaudah, mereka akan antarkan abang ke apartemen!" Ujarnya Juna tersenyum "Oke thank's Li, jagain adek abang oke?" "Siap bang" Alli tersenyum merekah, Juna berjalan meninggalkan mereka berdua dari sana diikuti oleh 2 orang suruhan Alli. Alli memegangi tangan Nona "Ayo kita jalan dulu" ucapnya dengan senyuman yang mengembang "Emang kamu ada duit?" Ujarnya mengejek dengan senyuman yang spontan Alli memelototi Nona "Kamu fikir aku akan bayarin?" Jawab Alli di barengi dengan senyumannya yang meledak Hal itu membuat Nona mendengus sebal "Ih nyebelin, yaudah aku anter kamu makan aja! Aku gak mau makan" dengusnya Alli memegangi kedua pipi Nona gemas "Eh ni anak suka marah-marah gak jelas, aku becanda sayang" Nona masih mengerucutkan bibirnya "Tau ah, Alli nyebelin. Nona gak mau makan pokonya" "Kamu gak mau makan, aku cium kamu disini" ancaman Alli terdengar romantis kali ini hingga tanpa di sadari wajah Nona memerah. "Udah, aku mau ikutin abang aja" Alli menatapi Nona masih dengan senyuman indah yang terukir di wajah kokohnya, Namun saat itu juga suara sesuatu membuat keadaan berubah. Krukk-Kruukk.. Alli menatapi Nona dengan senyuman yang kian mengembang "Gak mau makan yakin? Itu perut kamu udah minta jatah" Wajah Nona memerah ia menutupi wajahnya malu "Ih perut nyebelin, malu-maluin aku" gerutunya tidak jelas Alli menarik tangan Nona "Ayo ah jangan susah kalo diajak makan!" Nona masih sebal, entah mengapa terhadap Alli Nona begitu sangat manja berbeda dengan sikapnya pada orang lain bahkan keluarganya. "Aku gak mau Alli" teriak Nona meringis Alli menatapi Nona marah "Kamu mau cari masalah sama orang tampan ini?" Alli marah namun masih menggunakan leluconnya "Agh Alli gak lucu" Nona menatapi Alli sebal Alli bergerak lebih cepat ia menggendong tubuh Nona dengan sigapnya. Nona tersentak kaget dengan perilaku Alli. Alli berjalan melewati orang-orang yang kini menatapnya penuh kekaguman. "Eh bukannya itu Alli?" "Alli si penyanyi itu kan?" "Ya ampun gila ganteng banget" "Tapi siapa cewek itu?" "Ih aku cemburu Li, siapa sih dia?" Begitulah tanggapan bule-bule yang berada disana jika di translet ke bahasa Indonesia. Alli hanya tersenyum pada semua fansnya disana, masih berjalan dengan santainya. "Yang disini banyak orang turunin ya, banyak fans kamu lagi ih" bisik Nona yang bersembunyi di bahu Alli karena malu. Alli tersenyum "Kamu pacarku, jadi buat apa malu Nona?" Nona menyubit pinggang Alli "Aw! Kenapa nyubit sih babe? Sakit" desah Alli "Cepetan dikit dong jalannya, lihat tuh fans-fans kamu lihatin aku gitu banget" kesalnya Alli menuruti permintaan Nona, hingga mereka pun cepat sampai di depan mobil milik Alli. Mereka segera memasuki mobil karena nampak fans-fansnya Alli mengejar mereka. Untung saja ada dua orang bodyguard yang sedari tadi mengikuti Alli. Setelah di dalam mobil Nona melihat fans-fansnya Alli yang berteriak-teriak memanggil namanya. "Alli" "Love you Alli" "Who she?" "Alli tell me! Who she?" "Your girl friend? Uh no!" Begitulah teriakan-teriakan mereka yang membuat Nona geram. "Jalankan saja mobilnya!" Suruh Alli kepada si body guard Alli duduk di belakang mobil bersama Nona. Sementara kedua body guardnya berada di depan. Nona nampak kesal, ia terdiam sejak tadi dan hanya menatapi jalanan saja. Alli tersenyum "Babe, kenapa?" Nona hanya terdiam "Kamu marah?" Tanya Alli bodoh "Fans kamu banyak banget, mereka tergila-gila lagi sama kamu" lirih Nona mengerucutkan bibirnya Alli memegangi kedua tangan Nona dan menatapnya serius "Lalu kenapa kamu marah? Kamu cemburu? Sayang, udahlah jangan cemburu sama fans-fansku kan yang pacar Alli itu Nona, mereka fans yang selalu mendukung Alli dan membuat Alli menjadi seperti sekarang. Tapi hanya kamu kekasihku jangan khawatir aku tidak akan berpaling" Nona menatapi Alli serius "Kamu yakin?" Alli menertawakan Nona "Ya iyalah yang, masa iya aku bohong sama kamu" Nona pun tersenyum "Awas aja kalau kamu bohong dan main di belakang aku" "Main apa sayang? Main dance? main skeatboard? Atau main piano?" Nona menutupi mulut Alli "Jangan mainin perasaan Nona" bisik Nona perlahan tepat ke telinga Alli Alli mematung sejenak membuat Nona terheran "Kamu kenapa sih?" "Bisikan mu membuat ku merinding babe" lirihnya lagi masih dengan keadaan mematung dan mata tak berkedip. Nona mendorong tubuh Alli "Ah tau nyebelin" "Sayang kamu main dorong-dorong aja! Aku masih kerja keras ko buat halalin kamu yang sabar dong" gerutu Alli dengan senyuman bodohnya "Aliiiiiiiiiiiii" teriak Nona yang benar-benar sudah kesal dengan ocehan Alli Alli menutup mulut Nona "Sayang jangan teriak-teriak. Nanti orang fikir aku apa-apain kamu! Udah ku bilang kan aku sedang nabung ko buat halalin kamu" Nona menggigit tangan Alli "Aw sakit babe" "Abisnya kamu main bekap-bekap mulut orang! Gimana kalau aku mati?" Gerutunya kesal Alli tertawa renyah "Ya ampun kamu lucu banget sih Nona! Haha" Nona mengerutkan keningnya "Kamu mau aku mati?" Bentak Nona "Ya ampun pertanyaan bodoh macam apa ini?" Kesal Alli "Kamu emangnya mau aku m-" ucapan Nona terpotong saat itu juga, karena Alli memeluknya begitu erat. Alli menenggelamkan kepalanya di bahu Nona "Jangan mengatakan hal itu lagi! Kita akan hidup berdua selamanya berbahagia, ingat? Jadi jangan katakan soal perpisahan pada ku!" Lirihnya perlahan Nona membalas pelukan Alli "Hmm" Nona menatapi tubuh pria yang sedang dipeluknya saat ini, tubuhnya terlihat begitu lelah dengan segala aktifitas yang dilakukannya. Alli sosok yang bertanggung jawab dan kuat. Ia mandiri dan menekuni segala pekerjaannya dengan senang hati, meski sudah jelas-jelas Alli adalah pewaris tunggal dari semua aset keluarganya. Meski begitu Alli tetap ingin mencari uang sendiri, juga tetap menjalankan perusahaan ayahnya. Mereka sampai di restoran Alli memegang lengan Nona dengan lembutnya. Seluruh mata kini tertuju pada mereka, siapa yang tak mengenal Alli si artis idola? Mereka berhenti di meja nomor 16 Alli mempersilahkan Nona duduk terlebih dulu. Alli tak pernah berubah ia pasti memperlakukan kekasihnya dengan sangat spesial bahkan di depan umum. Nona pun duduk di kursi yang sudah Alli persiapkan. "Babe mau makan apa?" Nona nampaknya sedang melihat-lihat di menu, namun saat itu Alli berdiri. “Aku mau ke toilet dulu, kamu tunggu ya” sahut Alli Alli menatapi kedua body guard yang berdiri tak jauh dari mereka “Jaga dia” ujarnya dalam bahasa inggris Nona pun mengangguk lalu menatapi kepergian sang kekasih. Alli telah selesai dari toilet namun nampaknya ia sedang mengotak-atik sesuatu di ponselnya. Lalu detik selanjutnya ia tersenyum cukup manis. Di kursi sana, Nona nampak bosan akhirnya ia membuka kunci ponselnya. Menunjukan foto Alli dan dirinya yang sedang duduk berdua dengan fose V dan saling tersenyum. Nona membuka aplikasi instagramnya, ia menemukan sesuatu yang membuatnya tersenyum manis “Dia ternyata berbakat menjadi serang paparazzi” gumamnya lalu kembali menaruh ponselnya setelah melihat sang kekasih telah kembali. Alli kembali duduk di sampingnya “Udah tentuin mau pesan apa babe?” tanya Alli dengan tatapan intens kemudian ia mengambil menu yang di meja itu sambil menatapinya “Aku pengen burger aja” ujar Nona menatapi menu yang di pegang oleh kekasihnya itu Alli menatapi Nona “Kesukaan kamu burger itu, kenapa gak coba menu yang lain” “Aku gak mau beradaptasi dengan rasa baru” jawabnya tersenyum lucu Alli mengacak-acak rambut Nona perlahan “Gimana sekolah kamu? Gak ada cowok yang ganggu kan?” Nona sejenak berfikir, ia teringat oleh beberapa pria yang akhir-akhir ini mengganggunya selain Pero. “Nona?” sahut Alli membuyarkan lamunannya “Eh, engga ko gak ada” jawabnya cepat “Serius kamu?” Alli menatapi Nona dengan seriusnya, Nona mengalihkan pandangannya “Kamu bohong ya? Cerita aja ayo” tambah Alli lagi Namun bersamaan dengan itu pelayan pria datang membawakan pesanan, ada kejanggalan dari sosok pelayan itu bagi Nona. Pasalnya ia menutupi seluruh wajahnya dengan masker kecuali bagian mata. Nona menyipitkan matanya melihat serinci-rincinya, mata itu sangat tidak asing baginya. Pria itu tengah menyajikan hidangan yang dipesan oleh keduanya “Exusme?” sahut Nona memberi sapaan pada pria itu namun nampaknya ia tidak mendengar sahutan Nona, karena ia pergi begitu saja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD