|TDF - SATU|

694 Words
Tunangan Benar! Hari ini di adakan acara pertunangannya antara Keira dengan Aldo. Jujur saja, Keira tidak berharap bisa bertunangan dengan Aldo, bahkan hal ini sama sekali tidak di sangka sepanjang hidupnya. Kalian bayangkan saja, umur 17 tahun yang senin besok baru masuk kelas 11 SMA di sekolah baru yang akan di tempatinya, sekarang udah tunangan. Fyi, Keira murid pindahan dari Bandung ke Jakarta. Keira ingin menangis atas kejadian yang menimpanya. Seandainya dia tidak bertemu dengan sahabat mudanya papa, pasti dia tidak akan bertemu dengan Aldo dan tidak akan bertunangan dengan Aldo saat ini. Namun, itu hanyalah sebatas 'seandainya', faktanya Keira hari ini akan bertunangan. "Aku bahagia banget, akhirnya kamu jadi milik aku" celetuk Aldo yang membuat Keira menengokan kepalanya "Tapi gue gak, gue malah nyesel bisa ketemu sama lo". Ingin sekali Keira mengucapkan kata-kata itu dengan lantang, tapi takdir berkata lain. Keira kembali terbayang akan ucapan seseorang yang selalu memenuhi benaknya. "Pokoknya, kamu harus selalu bikin Aldo senang. Awas aja kalo saya liat Aldo sedih dan itu karena kamu, kamu liat apa yang akan terjadi sama keluarga kamu nanti" Keira terpaksa harus menerima pertunangan ini , Keira tidak ingin memberatkan beban orang tuanya. "Kei" panggil Aldo yang membuat Keira tersadar dari lamunanya. "Eh..em.. kenapa do?" tanya Keira spontan. Aldo masih bertoleransi, mungkin Keira sangat bahagia sehingga dia tidak mendengarnya. "Aku bahagia banget akhirnya kamu jadi milik aku" ulang Aldo lagi sambil memasangkan cincin berwarna putih dengan desain yang simple namun terdapat batu berlian kecil yang semakin memperindah cincin itu ke dalam jari manis kiri Keira. Keira memaksakan senyumnya, lantas menjawab "Iya, aku juga bahagia kok jadi milik kamu ". Keira pun memasangkan cincin yang mirip denganya ke jari manis Aldo. Seketika riuh tepuk tangan terdengar, membuat Keira mau tak mau melingkarkan tanganya ke lengan Aldo, sehingga mereka berdua berjejeran menghadap tamu undangan disertai memamerkan jari manis mereka yang terpasang sebuah cincin. Tak lupa, menebar senyum menggambarkan ke semua tamu undangan bahwa mereka berdua sangat bahagia atas pertunangan ini. Mereka tidak tahu saja, bahwa Keira harus berdrama berpura-pura bahagia karena ucapan seseorang yang selalu menghantui dirinya.                                                                                        ❄❄❄ Hari pertama masuk sekolah baru di Jakarta membuat Keira bersemangat menyambut pagi yang cerah ini dengan senyuman. Keira tak sabar masuk sekolah yang baru, bertemu dengan teman-teman yang baru, guru baru, pokoknya semuanya baru. Bahkan seragam, tas, sepatu Keira baru seperti kebanyakan murid lainnya yang mulai ribut membeli ini dan itu jika akan masuk sekolah. Dengan semangat, Keira menuruni anak tangga rumahnya menuju meja makan. Keira tersenyum lebar melihat mamanya yang sibuk kesana kemari membawa hasil masakan, sedangkan papanya terlihat sangat fokus membaca koran edisi pagi hari ini. "Selamat pagi" sapa Keira yang langsung dibalas, "Pagi Kei" balas mereka berdua kompak. "Cepet sarapan, nanti kamu telat" omel mama Keira. "Iya-iya ma,  lagian ini masih setengah tujuh kurang kok " Tidak ada sahutan, yang ada hanya suara sendok dan piring beradu. Mereka semua fokus pada sarapan mereka. Di tengah-tengah mereka sarapan, terdengar suara pintu diketuk yang sukses membuat mama Keira mengomel lagi. "Ck, siapa sih pagi-pagi gini udah bertamu. Kayak gak tau waktu bertamu aja" Papa Keira menghela nafas, "Sudah-sudah, gak baik mengumpat di pagi hari. Kei, sekarang kamu buka pintunya" ucap papa Keira bijak. Dengan langkah yang enggan, Keira membuka pintu dan "Aldo, kamu ngapain kesini?" tanya Keira terkejut. Namun, dalam hati ia menyumpahi kedatangan Aldo yang sukses membuatnya down. Semangatnya tiba-tiba hilang entah kemana. "Jemput tunangan aku lah" ujar Aldo santai. "Yuk, kita sekarang berangkat" ajak Aldo kemudian Keira ingin menolak, tapi ia tak bisa melakukanya. Jadi, "Aku masih sarapan Al" jawab Keira berharap Aldo segera pergi. "Ya udah, kamu lanjutin dulu sarapanya, Keira bersorak dalam hati mendengar kalimat ini. "Aku tunggu di mobil, jangan lama-lama" sambung Aldo yang membuat Keira mendesah kecewa dalam hati. Dia terlalu berharap ! "Oke" jawab Keira seadanya. Keira masuk ke dalam, sedangkan Aldo melangkah menuju mobil. "Siapa yang datang Kei?" tanya mama Keira. "Aldo mah" jawab Keira singkat. Dia dengan cepat menghabiskan sarapanya, dia takut membuat Aldo menunggu lama. Bukan! Bukan kalian pikir Keira peduli terhadap Aldo, tapi ada ucapan dari seseorang yang membuatnya harus selalu membuat Aldo bahagia. Pokoknya jangan sampai Aldo sedih, marah atau Keira akan tamat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD