bc

Mistaken

book_age18+
88
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
possessive
love after marriage
second chance
arrogant
CEO
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Kehidupan di London memang berbeda jauh dari budaya di Indonesia. Namun, walaupun begitu, Anita tetap mampu mempertahankan hijabnya demi orang tua. Namun, sang suami malah memintanya untuk melepas hijab demi menghargai ia yang merupakan seorang fashion designer.

Anita harus bekerja keras untuk memenuhi keinginan suaminya. Ia harus berdandan mati-matian dan merubah penampilannya agar sang suami tak mengalihkan pandangannya pada wanita lain. Namun apa daya jika nafsu lebih kuat di banding iman, Bimo sang suami tetap akan tergoda bagaimanapun usaha istrinya.

Akankah anita mampu mempertahankan rumah tangganya? Atai ia menyerah dan rela kembali kepada orang tuanya di Indonesia?

chap-preview
Free preview
Satu
Bahkan cinta saja tak cukup kuat untuk membangun rumah tangga... . . . "Mas, kamu yakin sama aku?" pertanyaan ini adalah pertanyaan kesekian kalinya yang di lontarkan Anita seminggu terakhir. "Anita, pernikahan kita tinggal dua minggu lagi. Pertanyaan seperti itu hanya akan membuatmu semakin ragu pada mas." Bimo mencoba meyakinkan Anita dengan tatapannya yang menginterupsi. "Iya mas, aku tahu. Dan aku yakin sama kamu. Tapi, aku wanita berhijab, Mas. Kamu sendiri seorang pria yang bergerak di bidang modelling. Banyak model-model wanita yang nantinya akan menggoda kamu. Aku tak sanggup jika kamu menduakan aku, Mas." Raut wajah Anita berubah sendu. Sejak ia tinggal di London, Bimo adalah satu-satunya pria yang berhasil menarik hatinya. Anita memutuskan untuk mulai berpacaran kembali karena termakan ucapan dan rayuan Bimo. Sejak ia bertekad untuk menuntut ilmu di London dan menyelesaikan S2-nya, Anita berjanji kepada kedua orang tuanya untuk tetap istiqomah dan menjaga harga dirinya sebagai seorang muslimah. Apalagi London merupakan minoritas muslim. Pasti banyak godaan yang akan membuat Anita untuk melepaskan hijab yang merupakan identitasnya. Namun, Bimo mampu meyakinkan Anita karena mereka sama-sama berasal dari Indonesia. Mendengar kabar itu, orang tua Anita menyetujui keinginan anaknya untuk menikah. Akan tetapi, Anita masih menyembunyikan pada orang tuanya bahwa ia dan Bimo sudah lama berpacaran. "Jika mas ingin menduakan kamu, untuk apa mas satu tahun ini setia padamu, Nit? Jika niat mas seburuk itu, seharusnya Allah sudah mengingatkanmu untuk jauh dari mas sekarang, atau bahkan dari dulu." Bimo menggemgam tangan Anita erat, "Mas tahu, Allah maha membolak-balikkan hati hambanya. Tapi, memilikimu adalah anugrah terindah dariNya. Mas akan sangat malu jika mas tetap tak pandai bersyukur yang padahal mas sudah mendapatkan kamu." Anita tertunduk. Kalimat Bimo selalu berhasil membuatnya terharu, bangga, sekaligus bersyukur pada Allah. Kalimat penenang seperti itu sudah berkali-kali ia dengar dari mulut Bimo. Ia tahu bahwa ia telah salah memulai pacaran dengan Bimo, namun keegoisan tak mampu ia bendung. Akhirnya ia akan menikahi laki-laki itu dan akan menebus dosanya selama ini. "Maafkan aku, Mas. Maaf jika aku selalu meragukanmu." Anita meneteskan air matanya dan hanyut dalam pelukan Bimo. "Mungkin kamu hanya stress karena urusan pernikahan ini, sayang. Tapi, ada baiknya untuk kamu lebih menenangkan diri. Sudah.. Sudah.. Tenanglah." Bimo menepuk-nepuk puncak kepala Anita perlan. "Besok ayah dan ibu datang, Mas. Katanya berangkat sekitar pukul delapan pagi jam sana. Kemungkinan sampai di sini sekitar jam tujuh pagi kalau tak ada halangan." Anita menarik dirinya dari Bimo. Walaupun hanya sebentar menangis, matanya sudah membengkak dan sembab. "Iya, aku akan jemput mereka besok, ya? Aku akn meluangkan waktu." Anita langsung menyambut tawaran Bimo dengan gelengan, "nggak mas. Nggak usah, aku nggak mau ayah ibuku berpikir macam-macam kalau kita menjemput mereka berdua." "Ya kamu tinggal bawa Ayu toh," balasnya. "Ayu paham kan dengan situasi kita?"  Anita mengangguk, "Ah, iya. Benar mas. Tapi... Ah sudahlah, kalau bukan kita yang jemput, siapa lagi. Mereka tak kenal siapapun di sini." "Hm, kalau begitu, kamu harus cepat balik ke kampus. Kamu bilang, semester akhir lumayan berat, kan? Mas berharap kamu cepat selesaikan kuliah. Istirahat dari dunia pendidikan sebentar, kalau kamu mau lanjut kerja, silahkan. Mas nggak akan larang kamu. Yang penting kamu bisa jaga diri dan kesehatan kamu." Lesung pipi yang melekat di pipi kanannya membuat Anita terkesima dan ikut tersenyum. "Iya mas, aku akan istirahat dulu jika kuliahku sudah selesai. Kamu juga mau balik kantor, kan? Hati-hati ya, Mas," ujar Anita. Mereka berpamitan dan keluar dari kafe tempat mereka berbincang tadi. Karena beda arah, Bimo terpaksa harus mencarikan taksi untuk Anita walaupun ia ngotot untuk mengantar gadis itu. Anita selalu menolak untuk membuat siapapun repot, padahal Bimo tak keberatan sama sekali. *** Bimo, Anita dan Ayu sudah berada di bandara saat ini. Namun orang yang mereka nantikan masih tak memperlihatkan batang hidungnya. Bimo melihat Anita yang gusar sedari tadi, ia tahu dan yakin kalau Anita sedang gugup untuk mengenalkan Bimo pada orang tuanya. "Sayang, tenang. Kenapa kamu gusar begitu?" tanya Bimo. "Mas, kamu tahu kan kalau ayah sama ibuku itu selektif? Aku takut kalau tiba-tiba mereka nggak setuju sama kamu." "Terus, kalau mereka nggak setuju, bagaimana? Kamu mau nggak jadi nikah sama aku?" goda Bimo. Hal itu membuat Anita mengerucutkan bibirnya. Bimo tergelak melihat tingkah kekasihnya itu. "Ya aku tetap mau nikah sama kamu, mas. Jangan sampai ayah ibuku nggak setuju sama kamu. Bisa mati aku," jawab Anita. Bimo tergelak, "Ya makanya kamu do'anya yang baik-baik dong, sayang." Bimo mengelus-elus kepala Anita penuh kasih sayang. "Kalian ini, bisa menghargai aku sedikit tidak? Jiwa jomloku mendadak meronta melihat aksi kalian dari tadi." Ayu tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka untuk di perhatikan. Anita tertawa melihat tingkah sahabatnya itu, "Mas mas yang kamu incer di club itu mana? Kenapa nggak di bawa ke sini sekalian?"  "Kamu ngeledek aku ya, Nit? Kamu kan tahu sendiri cowok yang aku taksir itu sudah berisitri." Ayu menyikut siku Anita kesal. Anita kembali tertawa melihat tingkah sahabatnya. Tak lama, sepasang suami istri berusia sekitar enam puluh-an tiba sembari menyeret koper hitam. Mereka tampak serasi dengan batik berwarna senada. "Ayah! Ibu!" Anita melambaikan tangannya pada dua oramg tersebut. Sang ibu terlihat berkaca-kaca saat Anita meraih badannya untuk di peluk. Begitupun ayahnya yang melepaskan koper saat Anita memeluknya juga. Mereka berjalan menuju Bimo dan Ayu yang sudah menunggu di sana. Mata ayah dan ibu Anita menangkap Ayu dengan sorotan aneh, "Ayu, ini kamu ndok?" tanya ayah Anita "Ngge, pak," jawabnya cengengesan "Astaghfirullahal'adzim, di mana hijab kamu nduk??!" *****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Over Protective Doctor

read
475.3K
bc

My One And Only

read
2.2M
bc

HELP ME - BAHASA INDONESIA (COMPLETE)

read
10.0M
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

f****d Marriage (Indonesia)

read
7.1M
bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.8K
bc

Bermain Panas dengan Bosku

read
1.2M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook