2. Relationship

805 Words
'Kurasa, tak salah jika bersama. Karena aku tau, kita sama-sama saling diuntungkan dengan simbiosis ini. Aku menginginkanmu dan kau juda menginginkanku. Apakah aku salah?' -My Unknown Husband oOo "Kau baik sekali hari ini" tukas Chika sembari memasukkan mie gorengnya ke dalam mulut. Deldian hanya menatapnya sembari tersenyum manis. "Hanya ingin tobat saja menjadi pria m***m" ujarnya sambil terkekeh disela memakan mie gorengnya. Chika memukul bahu Deldian pelan. Kejadian menye-menye seperti ini justru membuat hati Chika entah terbang kemana karena teman kakaknya yang tampannya agak kurang manusiawi ini. Chika Kau tau tidak, rasanya makan bersama seseorang yang kau suka tetapi kau sedang menyembunyikan perasaanmu kali ini? Perasaanku seperti ada banyak kupu-kupu menggelitik dalam tubuhku "Kau yakin akan bertobat?" Deldian tiba-tiba mendelik ke arahku. Am I wrong?. "Kenapa?" "Yah mungkin, karena aku sudah tua. Tapi tidak terlalu tua, usiaku seperti ini masih tergolong muda" tukasnya yang membuatku tertawa. "Ha? Muda? Kau bahkan terlihat seperti om-om" aku terkekeh pelan lalu Deldian menyipitkan matanya ke arahku "Aku merasa tua dan muda dalam satu waktu asal kau tau" Deldian terkekeh pelan "Ah, terserah kau saja" akhirku "Kenapa? Kau tidak mau dengan pria tua?" eh? Apa yang dipikirkannya? "Ti...dak" aku benar-benar gugup "Kau masih menyukaiku?" aku tak bisa berpikir kali ini "Kau jangan terlalu percaya diri" alibiku "Aku tidak percaya diri, memag kenyataannya begitu kan? Jika kuminta kau menjadi kekasihku bagaimana?" pertanyaan yang sangat membingungkan bagiku Aku harus menjawab apa? Sandra help. "Bagaimana?" tanyanya setelah sekian detik aku terdiam karena bingung harus menjawab apa "Memangnya aku harus menjawabnya?" Deldian mengangguk dengan manisnya sedangkan aku memikirkan jawaban yang pas diantara hati yang sedang berdetak dengan cepat ini ditambah kupu-kupu menggelitik diperutku semakin membuatku tambah gila. "Kalau kita bisa bersama tanpa adanya relationship mengapa tidak?" oke mungkin ini jawaban yang tepat. "Kalau kita bisa lebih, untuk apa kita hanya berteman saja?" I'm dead "Kau sedang memaksaku?" aku tau sakit hati Del "Aku tidak memaksamu, aku hanya sedikit percaya diri. Kau menyukaiku, aku juga menyukaimu, memangnya salah jika aku ingin kita ada relationship?" ya Lord. It's confusing, bagaimana ini. "Aku hanya sedikit ragu denganmu" ah be honest ternyata lebih mudah. "Chik, dengarkan aku. Aku tak memiliki kekasih, kau juga, kenapa kita tidak menjadi sepasang kekasih saja?" memang benar apa yang dikatakan Deldian. "Jadi jawabanmu adalah?" lanjutnya sambil megangi pipiku yang tembam karena sedang memakan mie yang belum sempat ku kunyah Selaras dengan otakku yang mengatakan, 'Kesempatan tidak datang dua kali, kau kan menyukainya'. Hatiku mengatakan, 'Berikan jawaban yang tepat karena kupu-kupu di perutmu itu sudah berlarian ke hati'. Akhirnya, because fate, aku mengangguk "Seriously?" Deldian yang sedang bahagia itu tiba-tiba memelukku dengan mulut yang penuh mi goreng. Pelukannya itu apa ya, bagaikan aku menaruh pantatku di atas tungku. Hangat dan membuatku hampir terbakar Aku menelan mie sialan yang membuatku tak dapat berbicara ini dengan susah payah. "Tapi Del, kuharap kau tak mengatakan hal ini pada kakak ku satu itu. Aku malas harus menjadi bulan-bulanannya setiap hari" Deldian lantas mengangguk dan tersenyum kearahku. Mungkin ini adalah awal yang baik. Kau tau? Awal yang baik selalu diawali dengan senyuman bukan? "Baiklah, aku mengerti" Deldian masih saja tersenyum. Ah! Akhirnya aku memiliki senyumnya, memiliki jiwanya dan bahkan raganya. Meskipun status kami hanya berpacaran, tapi aku senang oOo "Chik, sudah sore, kita harus pulang" ucapan Sandra ada benarnya juga. Karena hari ini adalah hari minggu, dan besok adalah hari senin. Hari yang paling dibenci oleh murid-murid. Di sekolahku, setiap hari senin pasti ada apel pagi, kalau upacara itu hanya hari-hari besar dan setiap tanggal 6 di setiap bulan. Sekolah ku termasuk sekolah elit di Seattle, kalian tentunya sangat mengenal Cantarono Senior Highschool. Sekolah yang sangat elit dengan fasilitasnya yang sangat-sangat cukup kelebihan memadahi "Baiklah" kami lantas mengambil ransel yang berada di kamar atas lalu berpamitan kepada Chiko "Kakak ku tersayang, aku dan Sandra harus pulang. Kau tau kan besok adalah hari senin" ujar ku seraya melihat Chiko yang sedang membuat kopi di pantry "Pulang dengan siapa?" tanyanya kemudian. Naik taksi lah, memangnya naik apa? mobil saja aku tak diberi papa "Dengan Sandra lah, memangnya siapa lagi?" Chiko justru mendekatiku seraya membawa kopinya yang tadi sudah dibuatnya. Mungkin dia mau nganterin gue pulang? *CUP!* Dia mencium kepalaku di depan geng ABCD ditambah Sandra, omg! Aku sangat malu, ini memalukan. "Hati-hati. Aku masih liburan disini selama tiga hari dan kuharap kau tak merindkanku dirumah. Sampaikan salamku pada papa dan mama, aku sangat merindukan mereka" Ha? Memangnya apa? Jika ia rindu kan tinggal pulang saja. Kukira Chiko akan mengantarku pulang, nyatanya hanya memberiku ciuman perpisahan. "Hmm...yasudah, kami pulang dulu" kami melangkahkan kaki keluar villa yang ternyata sudah ada taksi yang ku pesan tadi, yah bersyukurlah bisa menghilang dari geng ABCD yang mesumnya kelewat batas itu. Kecuali Deldian, kan dia sudah tobat *LINE!* Ada pesan masuk di ponselku, dan ternyata adalah Deldian Deldian Zanquen Hati-hati, aku akan merindukanmu Chika Narendra H. Aku tau, cepatlah kembali ke kota Deldian Zanquen Siap Ms. Zanquen Chika Narendra H. Apa kau bilang?! Ms. Zanquen darimananya? Deldian Zanquen Calon ;) Chika Narendra H. Memangnya aku mau? Deldian Zanquen Kupaksa harus mau, laki-laki tampan sepertiku mana ada yang menolak Chika Narendra H. Kau terlalu percaya diri Mr. Zanquen. Aku harus tidur Deldian Zanquen Daah, goodnight babe :* Chika Narendra H. Too.....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD