1. Keep Calm

1056 Words
'Seharusnya aku bahkan sadar, bahwa perasaan ini hanya bertahan sementara, bukan untuk selamanya'-My Unkown Husband oOo "Chika, kemarilah, papa ingin berbicara kepadamu" Ujar Fahri dengan tegasnya. Dengan langkah gontai, Chika mendekati ayahnya itu dengan wajah yang siap untuk dihujani kritikan pedas serta komentar-komentar yang rasanya ingin membangkitkan hasrat untuk memukul orang "Iya pa?" Chika lantas duduk disamping Adelyn yang sedang membaca majalah mode "Kau ingat perjanjiannya bukan?" Chika mengangguk lemah dengan wajah cemberut "Papa akan memberimu mobil kalau peringkatmu itu hanya ada satu angka" Ucapan papanya ingin membuatnya menangis saat itu juga. Tapi dia bukan perempuan cengeng. "Tapi nilainya lebih baik dari yang kemarin, Pa" Chika masih membela diri atas nama nilainya yang membaik itu "Kalau gitu, mobilnya tidak tapi hadiah yang lain. Kau mau?" 'Ah terserah!' batin Chika "Terserah papa" ujarnya kemudian mengangguk menyetujui perkataan Fahri "Baiklah, bersiaplah hari rabu kau ikut kami makan malam bersama keluarga teman papa" Chika Yah, makan malam lagi. Aku bosan jika makan malam dengan teman mama atau papa, ujung-ujungnya mereka membicarakan masalah bisnis yang tak kumengerti sama sekali. Entahlah mungkin aku kurang pengetahuan. Tapi yasudahlah "Baiklah" ujarku kemudian "Dandanlah yang cantik. Nanti mama akan meyuruh make up artist kesini" ucapan mama membuat mulutku menganga lebar. "Terserah mama saja" selanjutnya aku beranjak untuk pergi ke kamar tercinta. Setelah aku menutup pintu kamar, aku tiba-tiba saja merindukan Deldian. Entah itu Cuma perasaanku saja, aku merindukannya. Tangan ku beranjak untuk menyentuh ponsel berwarna rosegold itu. Mengetikkan sesuatu di layarnya dan menempelkan benda itu di telinga kanan. Beberapa kali aku mendengar bunyi nada sambung tapi tak juga ada jawaban "Kau kemana?" aku kawatir padanya, aku bahkan meneleponnya belasan kali "Jerk!" langsung saja aku mematikan sambungan telepon dan lantas menjatuhkan tubuhku di kasur queen size yang sangat empuk itu, melanjutkan tidur pagi yang sempat terganggu karena papa memanggilku tadi. Mimpi indah Chika oOo Ya, pagi hari di hari minggu memang sedikit menyebalkan bagi Chika, pasalnya kali ini ibunya menyuruhnya untuk segera bangun dan bersiap-siap. Bersiap-siap untuk apa? Chika kan sudah lulus? Ah, bukan untuk sekolah, tapi untuk kerumah nenek lebih tepatnya. "Chika, cepatlah...." teriak Adelyn dari luar kamar Chika. Chika yang sedang memilih baju itu tentunya harus segera turun kebawah. Selang beberapa menit kemudian, Chika keluar mengenakan dress berwarna biru muda dengan sneakers adidas berwarna putih seraya menenteng tas selempangnya sambil mengembangkan senyumnya. Hal itu membuat Chiko sangat geram ingin mencubit adiknya yang lucu dan menggemaskan itu. "Heh, kau terlalu lama di sarangmu bodoh" ujar Chiko seraya merangkul gemas Chika yang tingginya sangat pas dalam dekapannya "Kau tau kakakku tercinta? Bahkan ketika kau memakai minyak rambutmu itu bahkan lebih lama dariku" balas Chika lalu keduanya masuk ke dalam mobil yang sudah berisi Adelyn dan juga Fahri Sepanjang perjalanan Chika hanya diam melamun entah apa yang dipikirkannya, untuk saat ini dia sangat merindukan Deldian. Entah setan mana yang membawa perasaannya, tiba-tiba ia teringat Deldian hingga ia berniat untuk memberi Deldian pesan Chika N. Horiston Hallo? Deldian Zanquen Ya? Maafkan aku tak menjawab panggilanmu sama sekali. Kau tahu, aku sangat sibuk kali ini, aku sangat sibuk dengan penelitianku sehingga tidak bisa menghubungimu. Maafkan aku, aku tau kau marah padaku Chika bahkan bingung, terakhir kali ia bertemu Deldian adalah disaat acara Graduation di sekolahnya, dan itu saja Deldian langsung pergi tanpa alasan karena melihat Chika tak sengaja memeluk Gilang Chika N. Horiston Bukannya kau sedang marah padaku? Aku tau jika kau cemburu, seharusnya aku yang meminta maaf padamu. Aku tau aku salah, maafkan aku Deldian Zanquen Aku memang cemburu, namun sayangnya aku mencintaimu lebih dari rasa cemburu itu. Maukah kau memaafkanku? Chika N. Horiston Lupakanlah, kukira kit sudah mebaik melebihi kemarin. Kau tak merindukanku? Deldian Zanquen Sangat, andai kau tau aku sangat merindukanmu. Memikirkan setiap detik bersamamu bagaikan aku jatuh cinta kepada pikiranku tentangmu Chika N. Horiston Kau mencari Quotes dimana? Aku bahkan tak bisa menemukan yang seperti itu Deldian Zanquen Kau jahat padaku sayang Chika N. Horiston Ah, pacarku tidak seperti ini, ini siapa? Katakan dimana pacarku?! Deldian Zanquen Iya hahaha, ini adalah penculik. Aku mnculik pacaramu dan sekarang ia sedang kutodong pistol Chika N. Horiston Huh, langsung tarik pelatuknya saja tak perlu basa basi Deldian Zanquen Ah, kau yain? Kurasa kau terlalu mencintainya hingga kau tak ingin kehilangannya? Chika N. Horiston Pacarku gila. Kau pernah membaca novel seperti itu? Deldian Zanquen Hahaha, sepertinya tidak pernah. Sudahlah, aku akan melanjutkan penelitianku. Apa kau keberatan? Chika N. Horiston Tidak, tak apa. lanjutkan saja Deldian Zanquen Baiklah....see you Chika N. Horiston See you too Chika lantas memutuskan untuk menutup ponselnya dan kembali fokus kepada keadaan sekitarnya. "Kak, kenapa kau tida— Chiko yang diajak berbicara oleh Chika ternyata tidur. Kakak yang jahat "Dasar b*****h!" oOo Setibanya dirumah neneknya di Portland, Chika lantas memasuki kawasan mansion yang sangat luas itu. Rasanya jika ia ke Portland hatinya damai melihat pepohonan besar yang berada di kanan kirinya. "Mam, nenek dimana?" tanya Chika disela turunnya dari mobil yang diikuti oleh Chiko dengan wajah bantalnya "Masuklah, mama sudah memberitahu para pelayan keluarga untuk membukakan pintu ini" ujar Adelyn kemudian membuat langkah Chika berlari lalu memasuki rumah berdaun pintu coklat itu. "Nenek? Kakek?" teriaknya kemudian namun tak ada yang membalas hingga ia memutuskan untuk menuju ke taman belakang rumah yang tampak ramai dengan banyak suara-suara yang ada Ah ternyata benar, kali ini di halaman belakang tidak hanya ada keluarga Chika, ada keluarga dari ayahnya dan juga keluarga adik dari ibunya-Lina. Lina datang bersama suaminya-Rendy serta ketiga anaknya; Verrel, Avalon, dan Vano. Verrel berumur satu tahun diatas Chika. Avalon berumur sama seperti Chika. Sedangkan Vano baru berumur empat tahun. "Ah, nenek, sepertinya keluarga Narendra sudah datang" ujar Verrel ketika melihat Chika mematung di pintu seraya tersenyum. "Hai" ujar Chika kemudian dibuahi Verrel pelukan hangat. Sementara yang lain tentu saja menyalami kedua orangtua Chika serta Chiko "Bagaimana kabarmu?" ujar Verrel kepada Chika. Nyatanya Verrel juga sama seperti Chiko, hanya saja Chiko mendapat peran untuk menganiaya lalu melindungi Chika, sedangkan Verrel mempunyai peran bersikap lembut dan selalu melindungi Chika sebagai adik perempuannya. Karena memang Verrel tak memiliki adik perempuan, semua saudaranya adalah laki-laki. "Sangat baik as you see. Bagaimana Illinois?" tanya Chika lalu matanya menatap Avalon yang sedang menuju kearahnya "Baik. Sepertinya kau tau sendiri seperti apa" ujar Verrel lalu merengkuh Chika ke dalam pelukannya lagi "Hai, Chika" sapa Avalon dengan senyum mengembang. Avalon ini adalah tipe-tipe cowok most wanted yang paling baik. Bahkan Avalon sendiri tak sombong dengan ketampanan miliknya, perempuan w*****d pasti tau bagaimana karakter laki-laki most wanted yang pernah ada, namun Avalon berbeda-dia cenderung tak mempedulikan soal ketenaran dan yang lainnya. Chika pernah berpikir, jika Avalon bukan saudaranya, mungkin kini ia telah memacari Avalon dengan segala plus minusnya. Avalon sangat baik, sangat menghormati wanita dan selalu lembut dengan perempuan manapun, itu yang Chika suka dari Avalon. Jika ia sudah kehilangan akal, mungkin kini ia sudah mengalami yang namanya brother complek dengan Avalon
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD