Part satu

259 Words
Gelap. Adalah satu kata yang menyambutku saat terbangun dari tidur. Tak ada cahaya. Tak ada satupun penerangan di ruangan ini. Coba saja kalian cari. Tak akan ada yang namanya terang. Karena kegelapan sudah menjadi temanku selama ini. Aku menyibakan jaket abuku dari atas tubuh. Mencoba bangun dari tikar tipis ini. Aku mengusap bahu kiriku yang sedikit membengkak akibat kejadian kemarin. Juga luka di kedua kakiku. Luka memar di keduanya. Aku yakin tak akan sembuh dengan cepat. Kepala bagian belakangku pun sama. Ada benjolan di sana dengan beberapa helai rambut terlepas dari kulit kepala. Tapi anehnya, aku tidak merasakan sakit sama sekali. Setelahnya, aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. ~~~ Tatapan itu lagi. Aku sedikit terganggu dengan tatapan mereka. Seakan mereka membenciku. Padahal mereka sama sekali tak mengenalku. Pasalnya, hari ini adalah hari pertamaku memasuki sekolah menengah atas di kota ini. Aku memaklumi mereka yang mungkin merasa aneh denganku. Karena para pengawal berpakaian serba hitam ini yang berjumlah tiga orang selalu mengikutiku. Mereka pasti beranggapan, bahwa aku ini seorang putri raja, yang harus dilindungi, di jaga, dan tak boleh tersakiti sedikitpun. Padahal nyatanya, berbanding terbalik dengan apa yang ada dipikiran mereka. Mulai memasuki gerbang megah dihadapanku, aku berbicara dengan mataku. Mengisyaratkan kepada mereka yang berpakaian hitam itu untuk pergi meninggalkanku. Karena aku akan memasuki kelasku. Mereka menurut, dan pergi dengan mobilnya. Tatapan itu selalu mengantarkan rasa risih untukku. Merekapun tak ragu untuk menggunjing di hadapanku. Bahkan ada yang meludah tepat di hadapanku. Seakan berkata, bahwa aku mahkluk paling rendah di sini. Aku menulikan pendengaran dan mulai mencari kelasku. ~~~
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD