bc

Strawberry Short Girl

book_age18+
1.0K
FOLLOW
8.7K
READ
friends to lovers
brave
CEO
drama
comedy
sweet
bxg
humorous
mystery
city
like
intro-logo
Blurb

"Bukan salahku kalau aku dilahirkan pendek begini. Seperti kata pepatah, kecil-kecil cabe rawit. Itulah diriku. " - Clara Evans

"Jadi orang tinggi itu serba susah. Kalo mau masuk pintu, harus nunduk. Mau melihat orang yang lebih pendek dari kita, dikira ngejek. Duduk selonjor, orang kesandung. Ckckck. " - Sebastian Julien

chap-preview
Free preview
Strawberry 1
    Suara nyaring seorang gadis terdengar hingga keluar kafe SweetTime di komplek pertokoan kota itu. Nampaknya si gadis sedang dalam keadaan bad mood hingga suara amarahnya membuat para pejalan kaki menoleh ke arah kafe. Si pemilik kafe pun hanya bisa menghela napas panjang. “Pelankan suaramu, Clara. Pengunjungku bisa kabur semua mendengar suaramu.” tegur seorang wanita berambut ekor kuda dengan kemeja putih dan celemek hitam di pinggangnya. “Kau tidak mengerti kekesalanku, Sam ! Siapa yang gak kesal kalau diputusin hanya karena pendek ??!” gadis yang dipanggil Clara tidak berusaha memelankan suaranya. Ia mendelik pada Samantha, sang pemilik kafe.     Ya, Clara Evans adalah seorang gadis berukuran mungil untuk usianya yang sudah 27 tahun. Tingginya hanya 145 cm. Rambutnya cokelat pendek sebahu dengan pita merah menjepit salah satu sisinya, persis seperti seorang anak kecil berumur 5 tahun. Wajahnya pun imut dan tidak seperti orang dewasa sehingga banyak orang yang salah paham dan mengiranya anak kecil. “Kukira dia sering mengajakku keluar karena tertarik padaku ! Tapi, kenyataannya dia malah bilang seperti bawa adiknya jalan-jalan !!! Apa salahnya kalau kakiku pendek ??? Memangnya orang pendek gak boleh pacaran ??!!” ia memberengut sebal sambil menggigit sapu tangan yang dipegangnya. “Boleh kok. Cuma pitamu itu loh. Bisa gak kau ganti ? Karena penampilanmu itu kayak anak-anak makanya kau sering dibilang gitu. Sekali-sekali pakailah baju yang agak dewasa. Jangan baju monyet itu yang kau pakai ! Nanti kau gak laku-laku !” Sam berkomentar sambil berkacak pinggang. Clara memanyunkan bibirnya. “Aku suka pita ini ! Terserah kalo mereka mau bilang apa. Baju ini pun nyaman dipakai. Kenapa aku harus repot-repot memalsukan diriku sendiri ???” Clara menyeruput minumannya dengan kesal. “Kalau begitu jangan salahkan mereka jika mereka memanggilmu anak kecil. Kau sendiri yang tak mau berubah.” Sam berbalik meninggalkan Clara sambil menghela napas panjang.     Clara sudah cukup sebal dengan banyaknya orang yang terus mengatainya pendek atau cebol. Karena faktor inilah ia pun susah mendapatkan pacar. Banyak pria yang mendekatinya karena ia imut tapi lama kelamaan para pria akan menjauhinya jika merasa gadis itu sudah mulai bertindak layaknya seorang wanita. Dan rata-rata pria-pria yang mendekatinya pun adalah tipe pria lolicon*. “Tidak adakah pria baik-baik yang suka pada orang pendek ???” Clara mengeluh sambil menyandarkan kepalanya ke meja. Ia menatap iri pada orang-orang yang sedang berjalan di pertokoan sekitar sana melalui jendela kafe. “Berhenti mengeluh dan makan ini saja.” suara Samantha mengagetkan gadis itu hingga ia menengadah kembali. Samantha membawakannya sepiring stroberi segar.     Mata Clara langsung berbinar-binar dan ia menerima piring itu dengan senang hati. Tanpa berkata apa-apa, gadis itu langsung memasukkan sebuah stroberi ke mulutnya dengan gembira. Clara memang sangat menyukai stroberi hingga semakin membuatnya seperti anak-anak. “Kau ini memang paling gampang dibujuk. Cukup menyumpal mulutmu dengan stroberi, kau pasti diam.” Samantha melipat kedua tangannya di d**a sambil menggeleng-geleng melihat Clara menikmati stroberinya. “Kau memang paling mengerti aku, Sam.” kata Clara dengan mulut penuh stroberi. Samantha hanya tersenyum melihatnya dan duduk di depan gadis itu. “Nah, kalau kau sudah siap makan, waktunya kau membantuku.” Samantha memandang piring Clara yang cepat kosong. Clara menengadah ke sahabatnya itu dengan pandangan bertanya. “Antarkan pesanan strawberry shortcake ke alamat ini.” lanjut Sam sambil menyerahkan selembar kertas pada Clara. Gadis itu mengernyit memandang kertas yang disorongkan padanya. “Aku tidak pernah ke sini. Dimana ini ?” tanyanya. “Kau naik taksi saja. Pasti langsung sampai tujuan. Aku juga tak tau ini dimana.” jawab Sam langsung. “Ow, kenapa kau harus membuka delivery service sih kalo kau tak tau daerahnya ??? Merepotkanku saja.” gerutu Clara. “Kalau begitu, kembalikan stroberiku tadi.” Sam menatap tajam pada Clara yang mendelik padanya. “Tidak ada yang gratis di dunia ini nak. Anggap saja stroberi yang kau makan tadi biaya untuk mengantar pesanan ini.” Samantha menyeringai ke arahnya. “Dasar pelit ! Kuburanmu pasti bakalan sempit !” Clara bangkit dari kursinya masih sambil menggerutu dan mengambil kotak pesanan di depannya. Walau menggerutu, ia tetap mengantarkan pesanan juga. Tiba-tiba, Clara berhenti lagi dan memandang Samantha yang menoleh heran padanya. “Apa sebaiknya cake ini untukku saja ?” mata Clara kembali berbinar-binar penuh harap. Sam langsung mengerutkan keningnya dengan sebal, “Kalau kau makan cake ini, kusuruh kau mencuci semua piring di kafe seharian.” “Cihh, kau memang pelit.” lagi-lagi Clara memanyunkan bibirnya dan berbalik pergi.     Gadis itu keluar dari kafe dan mencari taksi yang lewat. Karena masih banyak orang yang berbelanja siang itu, taksi-taksi penuh dengan penumpang sementara taksi kosong lainnya pun tidak mau berhenti untuknya. Clara sudah hampir meledak lagi. Mungkin mereka pikir aku anak kecil yang mau naik gratis ! maki Clara dalam hati.     Ia pun naik bus kota setelah bertanya pada beberapa orang dimana alamat itu berada. Setelah sampai di tempat tujuannya, Clara memandang bingung kemana lagi ia harus pergi dari terminal itu. Tidak ada taksi yang lewat dan daerah itu cukup sepi. Bahkan hanya dia yang turun di terminal tadi.     Dengan menggunakan instingnya, Clara menebak-nebak jalan yang harus diambilnya. Matanya mengamati beberapa pertokoan yang tutup di lokasi itu. Clara mengambil ponselnya dan berniat menelepon Samantha. Nampaknya aku tersesat. Tidak mungkin ada yang pesan kue di tempat sesepi ini 'kan ? Clara mulai mencari nomor Samantha dan saat ia meletakkan ponsel itu di telinganya, ada sekelebat bayangan cepat yang langsung menabraknya. BRUK ! “Ahh !!!” pekik Clara terkejut dan ia terjatuh. Ponselnya pun terlempar entah kemana. Dengan meringis dipandangnya siapa yang menabraknya tadi. Clara dapat melihat punggung seorang pria berjaket hitam dengan topi yang berlari menjauhinya. Pria itu memegang sesuatu berwarna krem di tangan kanannya.     Mata Clara langsung membelalak. Itu tas miliknya ! Dengan cepat, gadis itu bangkit kembali dan berlari mengejar si penjambret. “Tolong !!! Jambret !!! Ada jambret !!!” teriak Clara. Tapi, sayangnya tidak ada orang di sana.     Dengan kakinya yang pendek, Clara terus mengejar si penjambret. Ia tertinggal cukup jauh dan napasnya mulai tersengal-sengal. Ia tidak sadar kemana ia pergi mengejar si penjambret. Matanya terus terpaku pada punggung si penjambret. Tiba-tiba, pria itu langsung naik ke salah satu truk yang membawa beberapa sapi pergi. Clara sudah tak sanggup mengejarnya lagi hingga ia memegang lututnya dan berusaha mencari udara segar. Keringat menetes-netes dari keningnya hingga membasahi separuh bajunya.                  *    Terobsesi pada anak kecil atau anak di bawah umurnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook