BAB 2

811 Words
                Setelah mendengar perkataan Rani tadi, tante Hera segera minta maaf lagi. Dan setelah itu mereka semua pergi dari sana menggunakan mobil Alphard dan mobil itu perlahan menghilang dari pandangan Rani. Setelahnya,Rani jatuh terduduk sambil menangis sejadi-jadinya mendengar penghinaan Michael terhadap dirinya dan keluarganya. Bu Ratih-ibu dari Rani-yang sedari tadi mendengar semua percapakan mereka dari arah belakang hanya bisa memandang prihatin terhadap nasib anaknya. Kemudian bu Ratih segera datang menghampiri Rani dan memeluknya. “Sabar ya nduk, ini semua hanya ujian dari Tuhan,kamu harus ikhlas menerimanya. Kamu harus kuat demi anakmu”, bu Ratih berusaha menenangkan Rani.               “Bu,tapi mereka sudah merendahkan keluarga kita. Aku baru saja kehilangan suamiku,trus sekarang aku mendapatkan penghinaan seperti itu!?Rasanya nggak adil bu”, adu Rani yang masih sesenggukan. “Rani, nduk kamu harus ingat semua ini sudah digariskan oleh Tuhan, jadi apapun itu harus kamu lalui dengan ikhlas. Sudah ya jangan berlarut-larut sedihnya”, hibur bu Ratih. “Dan tentang tamu tadi, ibu rasa mereka orang baik dan mereka tulus punya niat baik. Mungkin tadi hanya syok saja sehingga dia ngomong kayak gitu. Itu hanya kesalahan satu orang,jadi jangan kamu katakan itu kesalahan semua orang. Jangan membenci mereka ya nduk. Maafkan mereka ya, jangan nyimpan dendam,nggak baik nduk”, kata ibunya menasehati.              “Iya bu, aku akan berusaha untuk ikhlas menjalani ini semua walaupun berat demi anakku. Dan aku juga akan berusaha untuk memaafkan mereka bu”, kata Rani sambil mengurai pelukannya dengan ibunya. Dan bu Ratih mengulurkan tangannya untuk menghapus airmata anaknya. Lalu mereka berdiri dan segera masuk ke dalam kamar Rani untuk menemui anaknya yang tertidur pulas setelah pulang dari pemakaman tadi. Saking pulasnya sehingga dia tidak terpengaruh oleh suara berisik dari arah ruang tamu tadi.               Ketika sampai di kamar Rani,bu Ratih tersenyum melihat Clara,anak Rani yang masih tertidur pulas. Bocah cantik,kulit putih,pipi gempul,badan berisi yang tampak mengemaskan itu terlihat menggeliat ketika Rani menciumi pipinya yang gembul itu. Kemudian bocah itu tampak membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan penglihatannya terhadap cahaya lampu. Bocah itu tampak begitu menggemaskan ketika matanya sudah membuka secara sempurna karena akan terlihat mata cokelatnya yang bulat sesuai dengan bentuk wajahnya yang bulat juga. Clara langsung bangun dari posisi tidurnya dan langsung memeluk Rani,bundanya. “Unda(bunda),jangan nangis lagi,aku cayang unda”, kata Clara sambil menghapus airmata Rani. “Maafkan bunda sayang,bunda nangis bahagia kok sayang karena bunda punya kamu”,Rani berusaha tersenyum di depan anaknya,walaupun hanya samar. Bu Ratih sudah meninggalkan mereka sejak tadi karena dipanggil oleh kerabatnya.              Sedang di tempat lain, kembali terjadi perdebatan antara orangtua dan anak. “Apa-apaan sih kamu Michael,kamu benar-benar sudah mempermalukan keluarga kita”, akhirnya bu Hera bicara juga setelah diam cukup lama. “Ma,mama itu yang apa-apaan,seenaknya aja ngomong kayak gitu,dengan ide gila mama itu. Emangnya aku ini apaan,barang apa. Enak aja dijodoh-jodohin sembarangan,sedangkan aku masih bersama dengan Lisa,pacarku”, Michael juga nggak mau kalah sama mamanya dengan emosi.              “Sudah cukup Michael”, si papa akhirnya ngomong juga.”Ok, papa akan turuti maumu,kamu boleh bersama pacarmu itu, tapi....” belum sempat melanjutkan kata-katanya sudah disela sama mamanya,”Pa,papa ini apa-apaan sich”,protes bu Hera. “Sebentar ma,jangan potong omongan papa,dengerin dulu kata-kata papa,ok ma”, lanjut pak Ardi. “Kamu harus bisa ngeyakinin pacarmu itu untuk bisa nikah sama kamu, papa akan beri waktu kamu 3 bulan. Tapi kalau dalam jangka waktu 3 bulan, kamu belum bisa juga, mau nggak mau, suka nggak suka, kamu harus nikah sama Maharani. Gimana?”, tantang pak Ardi. “Ok, kalau papa maunya kayak gitu, akan aku lakuin, aku pasti bisa ngeyakinin Lisa untuk nikah sama aku. Ok, deal pa”, Michael menyambut tangan pak Ardi, lalu mereka berjabat tangan, tanda tantangan telah diterima.              ‘Coba saja Michael kalau kamu bisa, karena papamu ini sudah tahu sebenarnya Lisa itu seperti apa’, batin pak Ardi seraya menyeringai. Sedangkan Michael merasa sangat yakin kalau dia bisa meyakinkan Lisa untuk segera menikah karena mereka sudah pacaran selama 3 tahun, apalagi mereka saling mencintai. Apalagi mengingat kalau umurnya sudah tidak muda lagi, 35 tahun, usia yang sangat matang bagi pria untuk menikah.              Perdebatan mereka hanya dilihat saja oleh Heru, asistennya Michael dari belakang kemudi. Karena dia merasa ini hanya masalah keluarga, jadi dia nggak berhak untuk ikut campur. Sebenarnya Heru sudah tahu seperti apa pacar Michael ketika dibelakangnya. Karena dia sebenarnya ditugaskan oleh pak Ardi untuk menyelidiki pacar Michael, Lisa. Dan pak Ardi berpesan jangan sampai Michael tahu dulu sebelum waktunya. Sebenarnya Heru nggak tega kalau Michael terus-terusan dibohongi, tapi ini adalah permintaan pak Ardi, sang bos besar, jadi dia harus ikut aturan.              Akhirnya sampailah mereka di rumah mewah bergaya eropa. Mereka semua segera turun dan masuk rumah dan masing-masing anggota keluarga masuk kedalam kamar mereka. Kecuali Michael, dia menelepon Lisa, pacarnya untuk bertemu dan membicarakan rencananya. Dia minta Heru untuk menyetir, karena dia lagi nggak mood untuk nyetir.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD