Boom!

830 Words
Disini lah sekarang the six team berada disebuah taman sedang bersembunyi entah lah mengapa Salsha membawa mereka semua menuju taman ini dan bersembunyi, mereka semua kebingungan apa maksud Salsha sebenarnya sampai salah satu dari mereka membuka suara. "Sha kita ngapain disini pake ngumpet segala lagi," ujar Sandra sambil membenahi rambutnya yang sedikit berantakan. "Ssttt diem dulu kita liat aja," bisik Salsha geram. "Farel, Tian mau kemana?" teriak Steffi, Salsha langsung menutup mulut Steffi dengan tangannya dan menoleh melihat Farel dan Tian berjalan santai menuju penjual es krim. "Farel, Tian cepet balik kesini," ujar Salsha panik. "Sha emang kita mau ngapain kesini?" tanya Rizky. "Disini ad...." DUARRR Ucapan Salsha terpotong dengan suara ledakan dan teriakan yang begitu kencang Salsha seketika langsung berlari menuju Farel dan Tian yang masih sangat terkejut melihat ledakan yang sangat kencang di depan matanya langsung dan melihat orang-orang yang berdarah-darah terkena ledakan itu bahkan sampai ada yang meninggal ditempat, sungguh beruntung nya Farel dan Tian tidak apa-apa walaupun ledakan cukup dekat dengan mereka. Lalu yang lainnya membantu orang-orang yang terluka akibat ledakan dan segara menelfon ambulance dan polisi serta FBI. "Farel, Tian lu gak kenapa-kenapa kan?" tanya Salsha kepada mereka berdua yang masih terkejut, Salsha mengguncangkan pundak mereka berdua seraya menepuk-nepuk pipi mereka berdua. Dan bodohnya Steffi bukannya membantu yang lain ia malah sibuk mengambil es krim di tukang es krim yang penjual nya lari karena ketakutan. "Steffi bantu yang lain," teriak Rizky. "Iya tunggu," ujar Steffi setengah berlari. "TIAANNN FAREELL," teriak Salsha menyadarkan mereka berdua lalu mereka berdua berteriak kencang dan menjadi pusat perhatian yang lain. "Telat teriaknya, nih makan." Salsha menyumpal mulut Farel dan Tian dengan es krim yang dipegangnya tadi lalu setengah berlari menuju Rizky yang sedang menelfon seseorang. "Gimana ambulance udah dateng?" tanya Salsha, Rizky mengangguk. "FBI sama polisi?" Rizky menggeleng. "Gua telat dasar bodoh bodoh bodoh." Salsha memukuli kepalanya. "Ssttt Sha Sha tenang." Rizky mencoba untuk memenangkan Salsha. "Ini salah gue harusnya tadi gue bisa mencegah kekacauan ini bukannya sembunyi dan cuma ngeliatin ini semua terjadi di depan mata gue," ujar Salsha lemas. "Kita kan gak tau kalo ini bakal terjadi sha," ucap Rizky. "Tapi gue tau, makanya gue ajak kalian kesini buat nangkep pelakunya." "Tau dari mana?" tanya Rizky bingung. "Surat ini." Salsha menunjukkan surat itu kepada Rizky, membuat Rizky kebingungan tidak mengerti. "Lah ken....." "Salsha," teriak Tian berlari diikuti Farel di belakangnya. "Itu itu itu." "Apa sih?" Geram Salsha. "Itu tadi gua liat orang lari sebelum ada ledakan dia pake jaket hitam celana hitam pake masker sama kacamata hitam, hitam semua dah pokoknya," jelas Farel karena dari tadi Tian hanya berbicara 'itu itu' saja. "Dia lari kemana?" tanya Salsha. "Gak tau gua gak begitu liatin dia soalnya ledakan tadi itu besar banget," ucap Farel. "The six team," teriak paman Sam, mereka menoleh kerah paman Sam, lalu the six team datang menghampiri paman sam. "Loh kok paman sam kesini juga?" tanya Steffi paman sam mengangguk. "Kok kalian kebetulan bisa ada disini?" Mereka semua menggeleng lalu menunjuk kearah Salsha. "Salsha yang bawa kita semua kesini," ucap Rizky. "Iya yah aku yang bawa mereka semua kesini buat nangkep pelakunya tapi Salsha terlambat," ujar Salsha lemas karena merasa bersalah. "Kamu tau dari mana?" tanya paman Sam. "Surat ini." Salsha menunjukan surat yang diberikan oleh paman Sam tadi pagi. "Ayo cepat kita ke markas." Paman Sam memerintah mereka untuk segera bergegas. "Maaf," ucap Salsha merasa sangat bersalah seraya melihat kekacauan yang terjadi. Rizky datang menghampiri Salsha yang terbengong melihat kekacauan ini segera merangkul Salsha dan membawa Salsha ke mobil. Selama perjalanan Salsha hanya terdiam dengan mata berkaca-kaca, Rizky selalu mencoba untuk menenangkan nya. Setelah mereka sampai di markas mereka semua menuju ruangan the six team. "Jadi Salsha gimana cerita kamu tau kalau disana bakal ada kekacauan?" Tanya paman Sam Salsha membuka surat itu dan membacanya lagi. "Aneh nya dimana Sha?" tanya Tian. "Coba baca ulang, liat huruf pertama di setiap titik terus jadiin satu kata-katanya jadi TAMAN kan ?" Mereka semua mengangguk-angguk. T atapan matamu membuatku terpana. A ngin begitu kencang sampai menerbangkan rambut indah mu. M atamu indah bagaikan bulan. A ku tidak tau lagi aku harus apa. N amun aku menyukai ini. sicarios "Dan sicarios itu bahasa latin yang artinya pembunuhan, berarti akan ada pembunuhan di taman bukan dan semua itu terbukti," lanjut Salsha. "Wow Salsha emang bener-bener secret agent yang hebat ya," puji Steffi. "Iya setiap ada teka-teki code dari penjahat pasti dia bisa mecahin nya, " ujar Rizky. "Hebat, ajarin gua dong Sha," sahut Farel dan Sandra serempak. Salsha hanya tersenyum mengangguk. "Udah Sha gak usah dipikirin ini juga bukan sepenuhnya salah lo," ujar Rizky. "Ya sudah sebaiknya kalian istirahat aja dulu paman masih banyak urusan." Paman Sam keluar ruangan. "Salsha jangan lupa nanti malem," ucap paman Sam kepada Salsha sebelum meninggalkan ruangan, Salsha hanya mengangguk. "Mau kemana nanti malem?" tanya Tian penasaran. "Makan malem," jawab Salsha singkat. "Tumben Sha," sahut Sandra. "Ikut dong lumayan makan gratis," ujar Steffi. "Gue mau makan malem di rumah Aldi," ucapan Salsha mengejutkan mereka semua.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD