Part 2

1961 Words
Part 2   Paris, 15 Januari 2020. Seorang laki-laki tampan yang memakai setelan jas yang berwarna abu-abu sedang melangkahkan kaki keluar dari sebuah perusahaan bersama dengan rekan bisnisnya. Dia terlihat sangat fasih berbicara Bahasa Inggris, bahasa umum. Dan rekan bisnisnya terlihat tersenyum dan senang melihat kecerdasan dari laki-laki tampan itu. Mobil mewah Lamborghini berwarna putih berada di hadapan pintu masuk, laki-laki itu pamit kepada rekan bisnisnya. "Good, Sir. Thank you for your cooperation. I'll go first."Katanya. Dia memasuki mobilnya, lalu mobil Lamborghini berwarna putih itu dijalankan oleh asistennya. Sepanjang perjalanan dia melihat ke arah jalanan yang sangat indah, ciptaan dari Allah SWT yang sangat nikmat memberikan kecerdasan manusia untuk membuat jalanan yang sangat indah ini. Beberapa bulan sudah ia berada di negara Perancis ini untuk mengurusi cabang perusahaan bisnisnya di sini. Dia sangat terlihat sukses, wajahnya sangat tampan, dan gagah. Bisnis yang ia buat beberapa tahun silam, membuat banyak perusahaan lain tertarik untuk kerjasamanya. Selain itu, ia juga mempunyai yayasan untuk anak yatim piatu, dan yayasan sekolah agama Islam di berbagai negara yang tingkat agama Muslim yang minioritas. Dia melihat cincin putih perak di jari manisnya, cincin tunangan dengan seorang gadis yang sangat ia cintai. Namun kandas, gadis itu menghilang akibat kecelakaan pesawat dari Indonesia menuju Yaman. Dimana ia ingin menghadiri acara wisudanya. Sudah lama juga ia sendiri, mencari jejak tunangannya itu yang hilang. Hingga di usianya yang ke 25 tahun ini, ia memilih membuka cabang di sebuah negara yang sangat di sukai oleh tunangannya. Tiba-tiba suara ponselnya berbunyi, dia mengangkat sambungannya tersebut. "Assalamualaikum, Hasan. "Suara orang yang menelfonnya terdengar. "Wa'alaikumsalam, Bu."Jawabnya "Apa kabar, Nak?" "Alhamdulillah baik, Bu. Ibu bagaimana?" "Alhamdulillah juga, Ibu baik. Tetapi Bapak Kiyai sedang sakit. Menunggu kabarmu untuk ke sini, Nak."Calon Ibu mertuanya sangat baik sekali kepadanya. "Iya, Bu. Sampaikan kepada Bapak Kiyai, Hasan InsyaAllah akan ke sana setelah mengurusi cabang perusahaan di Paris."Katanya Hening sejenak... "Nak, Ibu akan menyampaikan suatu berita." "Ada apa, Bu?"Tanyanya "Amira telah ditemukan." Deg!  Jantungnya berdegup kencang. "Dia berada di Yaman di sebuah yayasan di sana." Hatinya merasa senang, Humaira-nya masih hidup! Setelah sekian lamanya, ia tak mendapatkan kabar dari Humaira-nya. "Pihak kepolisian baru saja memberi informasi tadi pagi kepada kami. Ibu perlu bantuanmu, Nak." Hasan mendengarkan percakapan Ibu dengan baik. "Ibu sedang mengurusi Bapak Kiyai yang sedang sakit sudah lama. Dan Ayah yang memimpin pesantren saat ini. Jadi Ibu harap kamu bisa membantu Ibu." Bapak Kiyai memang hanya memiliki anak satu-satunya, yaitu Bu Maryam. "Baik, Bu. Bagaimanapun juga Amira adalah tunangan Hasan. Hasan akan ke Yaman menyusul Amira."Katanya Humaira-nya telah kembali! Dia harus menjemputnya. "Yasudah, Ibu tutup telfonnya. Assalamualaikum." "Waalaikumsalam, Bu." ***   Tokyo, 2 Februari 2019. Wanita yang memakai dress sepanjang selutut berwarna putih itu sedang membagikan sebuah brosur di pinggir jalanan Kota Tokyo. Rambutnya yang berwarna cokelat ia biarkan tergerai sepanjang sebahu. Menambah kesan cantik untuknya. "Arigatou Gozaimasu."Katanya setelah memberikan brosur kepada orang-orang. Wanita berusia 24 tahun itu sangat ceria sekali, ia bernama Han Sakura. Biasa di panggil Sakura. Hobinya adalah melukis dan memotret. Melalui brosur ini ia mempromosikan hasil karyanya agar banyak yang ingin di lukiskan dan difoto olehnya. Ketika hari sudah semakin siang, ia beristirahat di sebuah cafe coffee. Dia memoto segala keunikan dan keindahan yang berada di cafe tersebut. Di sudut kanan cafe, ia melihat seorang laki-laki yang sedang membuka sebuah kitab sucinya dan membacanya dengan mata tertutup. Wah, keren!! Pikirnya. Dia memotret laki-laki itu banyak sekali yang diambil gambarnya. Untung saja ia pandai mengambil posisi memotret. Bisa-bisa ia mengganggu laki-laki itu. Setelah merasa puas, ia pandangi gambar-gambar tersebut. "Kawaii desu."Sakura tersenyum melihatnya. Pesananya pun tiba, ia meminum coffee tersebut dengan melihat ke arah sudut kanan ruangan cafe. Tak lama, seorang laki-laki dengan setelan jas rapih datang dan berbicara dengan seseorang yang ia ambil gambarnya. Sepertinya mereka sedang membicarakan tentang bisnis. Sakura mempunyai sikap berani dan pantang menyerah, ia pura-pura pindah duduk yang jaraknya tak jauh dari mereka. Sakura mendengarkan dengan baik percakapan berbahasa Inggris yang mereka ucapkan. Untung saja, Sakura menguasai Bahasa Inggris dengan baik. "Thank you, Mr. Hasan. I'll visit to Al-Khalish group company next time."Kata rekan bisnisnya kepada laki-laki itu. Dengan cepat Sakura mengetahui nama laki-laki itu dan nama perusahaannya. Hingga akhirnya mereka keluar dari cafe tersebut. Sakura merasa kehilangan, entah mengapa ia sangat senang melihat sosok laki-laki yang bernama Hasan itu. *** Pagi hari yang cerah ini, Hasan berjalan kaki menyusuri jalanan sepanjang Tokyo, ia melihat seorang wanita yang sedang membagikan sebuah brosur dengan ceria. Wanita itu melihat juga ke arah Hasan. Lantas Hasan langsung menundukan kepalanya, menjaga pandangan. Wanita itu memang sangat manis dan menarik. Hasan melanjutkan perjalanannya, hari ini hari terakhir di Jepang karena Hasan sudah menyelesaikan bisnisnya. Ia sengaja mengambil seharian ini untuk melihat indahnya kota Tokyo. "Mr. Hasan."Teriakan seseorang dari arah belakang membuat langkahnya terhenti. Wanita yang tadi membagikan brosur. "Hello, my name is Sakura."Katanya sambil mengulurkan tangan. Hasan tersenyum dan membalasnya dengan kedua telapak tangannya disatukan di depan d**a khas seorang muslim jika salam dengan lawan jenisnya. "Hai." Sakura malu dengan sikapnya, ia terpana melihat senyuman Hasan. "Where are you come from?"Tanya Sakura Hasan menjawab dengan sesekali melihat ke arah lain tempat. "I'm from Indonesian."Jawab Hasan. "Sorry, i'll the first."Kata Hasan pamit dan berjalan lagi. Sakura mengejar langkah Hasan dan berjalan di samping Hasan. Hasan menjaga jarak dari Sakura. "Agamamu Islam?"Tanya Sakura. Hasan menatap lurus ke depan. Dia tidak memandang ke arah Sakura. Dan menanggukan kepala sebagai jawaban. "Apakah aku terlihat menjijikan di hadapanmu?"Tanya Sakura lagi. Hasan melihat sekilas ke arah Sakura. "No, aku hanya menjaga pandangan. Seperti ajaran di agamaku."Balas Hasan. "Aku tertarik, bisakah kau mengajarkanku tentang agama Islam?"Tanya Sakura Hasan berhenti melangkahkan kakinya, ia melihat ke arah Sakura. Apakah ini pertanda dari Allah agar Hasan mengajarkan tentang Islam untuk masyarakat yang ingin mengetahui dan memasuki agama Islam? Sejak Sakura melihat Hasan ia tertarik, ia mengstalk semua apapun kabar dari Hasan. Ia juga setiap hari selalu tahu bahwa Hasan selalu membaca kitab sucinya dengan menutup mata di sebuah cafe coffee yang sangat sepi dan tenang di sebuah sudut kanan cafe itu. Ia juga mempunyai semangat untuk mengetahui tentang agama yang Hasan anut. "Of course."Hasan menjawabnya. *** Mereka sedang berada di sebuah taman yang di depannya ada sebuah tempat ibadah Hasan. Hasan membawa kitab suci agamanya, yang ia ambil dari masjid miliknya. "This is Al-Qur'an. Kitab suci agama Islam."Katanya menunjukan Al-Qur’an kepada Sakura. Sakura menganggukan kepala, Hasan menjelaskan tentang agama Islam kepada Sakura. Hasan sangat cerdas menyampaikannya, hingga tepat jam 10 pagi. Dia izin sebentar melaksanakan shalat sunnah dhuha di Masjid. "Tunggu sebentar ya, aku mau sholat sunnah dahulu."Kata Hasan lalu melangkah menuju masjid. Sudah waktunya sholat dhuha, Hasan memang tidak pernah melewatkan ibadah sunnahnya, seperti sholat dhuha, tahajud, witir, dan sebagiannya. Hasan adalah seorang muslim yang taat kepada ajaran agama Islam. *** Sakura melihat dari arah taman yang masih terlihat ketika Hasan sedang melakukan ibadahnya. Sebenarnya ia ingin mendekati masjid bahkan memasukinya. Tetapi ia sadar, ia bukan beragama Islam. Hatinya merasa teduh dan tenang melihat walapun dari jauh Hasan seusai sholat membaca Al-Qur'an. Memang sejak kecil ia tidak pernah tahu apa agama yang di anutnya. Bahkan ia tak tahu tentang siapa Tuhannya. Di negeranya pun memang banyak sekali yang tidak mempunyai agama,bahkan jauh sekali dari pengetahuan tentang Tuhannya. Ia merasa agama Islam adalah agama yang membuat hatinya tenang dan teduh. Walaupun awalnya ia hanga melihat Hasan yang sedang menghafalkan Al-Qur'an. Tak terasa ia meneteskan air mata. Sakura melihat langit di atas sana, Tuhan apakah kau di sana? Tanyanya dalam hati. Apakah kau akan memaafkan semua dosaku yang sangat banyak? Tanyanya lagi. Ia merasa malu kepada Hasan karena memang selama ini apa yang dia sembah adalah salah, ia menyembah patung yang diciptakan oleh Allah. Tetapi patung itu tidak pernah membuat hatinya tenang dan gembira. Karena di dalam patung itu adalah cara yang salah untuk ia sembah. Hanya Allah yang patut ia sembah. Seusai sholat dhuha Hasan kembali lagi memberitahu tentang Agama Islam kepada Sakura. Sakura sangat memperhatikan Hasan berbicara. Dia sangat kagum sekali dengan Islam termasuk Hasan. "Tetapi apakah Tuhanmu akan memaafkan aku yang mempunyai banyak dosa?"Tanya Sakura pelan. Hasan melihat ke atas langit, "Allah itu maha pemaaf kasih sayangnya setiap hambaNya yang bertaubat pasti akan dimaafkan. Lagi pula kau adalah seorang yang belum pernah memasuki ke dalam agama kami. Lantas, jika kau memasukinya kau seperti bayi yang baru lahir dari rahim ibunya. Sedangkan aku yang sejak lahir beragama Islam, pasti saja aku mempunyai dosa entah itu dosa besar ataupun dosa kecil. Tetapi ingatlah, jika ada yang murtad (keluar dari agama Islam) itu jauh lebih dosa dan sangat disayangkan."Balas Hasan. Sakura menganggukkan kepalanya. "Bagaimana kalau seseorang yahudi akan memasuki agama yang kau anut? Apakah melakukan bayaran yang sangat mahal?"Tanya Sakura lagi. Hasan tersenyum mendengarkannya. "Jika ada yang ingin memasuki agama kami, hanya berkata kalimat syahadat. Dan hendaknya, ia berpegang teguh dan istiqomah. Tidak perlu melakukan transaksi pembayaran."Balas Hasan tegas dan bijaksana. Sakura mendengarkan apa yang dijawabkan Hasan, ternyata agama Islam adalah agama yang paling baik. Ia melihat ke arah langit, "Apakah Tuhan berada di atas langit sana?" "Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(Q. S. Al Hadid-4)." Hasan berdiri dari duduknya, "Karena sudah waktunya sholat Dzuhur aku rasa sudah cukup aku memberi tahu tentang agamaku. Siang ini aku akan pergi ke suatu tempat."Kata Hasan memandang lurus ke depan. Sakura juga berdiri dari duduknya, "Bolehkah aku ikut?"Tanya Sakura. Hasan menggelengkan kepala. Bukannya sombong atau apa. Dia hanya menjaga larangan dalam agamanya, untuk menjaga jarak dengan lawan jenisnya. Karena Hasan dengan Amira saja belum pernah berbicara dengan secara langsung, bertatapan dari jarak jauh saja bisa di hitung beberapa kali. "Saya pamit terlebih dahulu."Hasan berjalan menuju masjid dengan membawa Al-Qur'an. Sakura menatap punggung Hasan. Dia merasa ada yang menghilang dari hatinya. Ia menundukkan kepalanya. Selama hidupnya, ia belum pernah merasakan getaran aneh di hatinya. Dan berpikir jauh tentang siapa Tuhannya, dan agama-nya. Mungkin ini jalan dari Allah memberikan Taufiq dan hidayah untuk Sakura, agar ia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. *** Keesokan harinya... Hasan telah berada di dalam pesawat yang sebentar lagi akan take off menuju Indonesia negara tanah kelahirannya. Ia menatap kaca pesawatnya, seandainya Amira masih berada di sini dan tidak mengalami kecelakaan. Pasti Hasan dan Amira sudah menikah dan hidup bahagia. Ah, tidak.. Ini sudah menjadi jalan cinta yang Allah berikan untuknya, ia tidak boleh berburuk sangka kepada Allah. Dia menggelengkan kepalanya, Amira belum meninggal ia sangat yakin. Amira hanya menghilang untuk beberapa waktu saja. Hasan mengusap wajahnya. "Humaira-ku aku merindukanmu."Kata Hasan dalam hati. Sebenarnya banyak sekali wanita yang mendekati Hasan, termasuk Sakura. Tetapi Hasan selalu saja menjauhinya. Dia masih menjaga jarak dan belum bisa melupakan Amira. Dia melihat sebuah lukisan gambar wajahnya yang sedang mengulang Al-Qur'an di sudut kanan cafe yang sepi dan tenang. Flashback... Saat tiba di bandara Haneda-Tokyo, Hasan berjalan dengan membawa koper berwarna hitamnya. Tetapi langkahnya terhenti karena Sakura menghalangi jalannya. “Hasan, wait for me.” “What for, Sakura?” "This is for you."Kata Sakura memberikan sebuah lukisan yang ditutupi oleh kertas amplop berwarna cokelat. Hasan menerimanya, "Thank you." Sakura tersenyum melihat Hasan menerimanya. Hari ini dia memakai baju yang sopan dan tertutup. Dan menutup rambutnya dengan syal berwarna biru muda. Hasan berjalan ke arah lain, "I'll the first. Bye, Sakura." Sakura mengikuti Hasan dari belakang. "Can I meet u again?"Kata Sakura. Hasan melihat sekilas ke arah Sakura yang sudah berada di sampingnya dan Sakura menjaga jaraknya. "Yes, insyaallah."Hasan menjawab dengan gugup. Sakura memberhentikan langkahnya dan membiarkan Hasan berjalan. Dia melambaikan tangannya, "Bye, Hasan. We will meet again next time."Kata Sakura. Hasan melihat ke arah Sakura dan tersenyum. Flashback Off.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD