Angel To Fly

PROLOG

     Gadis berambut chestnut yang diwarnai ungu gelap saat ini memejamkan mata. Entah sudah berapa lama ia berada di tempat pengap, gelap dan berlumut ini. Sepekan mungkin. Ia tidak menyadari apa saja yang telah dialami selama itu. Hal-hal mengerikan yang telah dialaminya mungkin tidak seberapa jika dibandingkan dengan hal yang akan ia lalui. Sebentar lagi. Tenang masih banyak waktu sebelum ia tidak merasakan sakit apapun.

    Gadis itu memakai liontin bertuliskan Amy. Wajahnya lugu khas gadis remaja yang tidak mengenal cinta. Terpancar aura kecantikan alami. Seandainya ia tetap menjadi anak baik-baik. Mungkin saat ini, ia tidak berada di tempat mengerikan seperti ini. Mungkin masih bercanda di telepon bersama temannya. Anggaplah ia telah berpacaran dengan cowok tampan sekolahnya, mungkin saat ini dihabiskannya dengan bersenang-senang dengan pacarnya. Makan popcorn berdua mungkin sembari menonton film berdekatan. Kedengaran sangat romantis untuk anak yang masih duduk di SMA.

    Berwajah renaissance khas zaman peralihan antara abad pertengahan dan zaman modern. Kecantikan sejati. Kecantikan khusus yang dimiliki para dewi. Tubuhnya merekah sempurna seharum bunga yang baru saja dipetik. Sungguh sangat istimewa. Pergelangan tangan mulusnya terdapat tali yang mengikat dengan kencang. Sempurna. Ia siap bermain.

    Kelopak mata Amy bergerak. Masih tertutup namun bergerak. Semakin lama semakin cepat. Berulang-ulang. Kelopak matanya saat ini sedikit terbuka. Terbuka sempurna. Ia mengedip-ngedipkan matanya sampai dapat melihat dengan jelas di depannya saat ini seseorang memegang sebuah alat. Alat itu berbentuk mirip alat pemotong cangkang kepiting yang biasanya disediakan di restoran seafood. Berukuran kecil yang bulatannya pas di salah satu jari tangan. Alat itu siap bersarang di jari manisnya. Seperti gunting tajam yang sanggup memotong tulang dan kulit dalam tempo singkat. Seketika ia bersiap menjerit namun terlambat. Di mulutnya kini terdapat sumpalan kain.