Gadis Pencuri

375 Words
Dentuman musik keras juga kerlap-kerlip lampu disko turut meramaikan lautan manusia yang tampak bergoyang mengikuti irama musik itu. Sementara di suatu sisi dari tempat tersebut, sosok Pria juga Wanita tampak duduk bersama dengan satu Pria lainnya lagi yang ikut bergabung.  "Tidak perlu, Anne. Aku sedang tidak ingin mabuk," ujar Pria itu lagi, masih berusaha lembut meski setelah beberapa kian kalinya melontarkan penolakan.  Wanita dengan baju kurang bahan yang kini bergelayut di lengannya itu pun langsung memasang wajah kesal. "Ayolah, Johan ...."  "Tidak, Anne. Maafkan aku untuk kali ini. Aku sedang tidak ingin."  "Kalau begitu kita ke kamar saja, ya? Aku benar-benar membutuhkanmu, Johan. Kumo-"  "Hey, Jalang! Johan ..., dia sudah menolakmu, jadi enyahlah dari sini. Suaramu itu benar-benar membuatku ingin muntah!"  Sontak, keduanya menoleh ke arah suara hingga mendapati Alan yang sudah tampak mabuk gara-gara terlalu banyak minum. Pria itu tak lagi duduk dengan baik, menampakkan jelas bahwa ia akan kehilangan kesadarannya sebentar lagi.  "Diam kau! Aku sedang tak bicara de-"  "Pergilah, Anne! Tak ada yang membutuhkan jasamu di sini. Kau sudah terlalu sering dipakai." Itu suara Reyhan, salah satu sahabat dekat Johan yang terkenal dengan kegemarannya melontarkan sarkasme.  Anne sudah beranjak dari duduknya kemudian berlalu pergi dari sana. Demi apa pun, ia benar-benar membenci manusia sialan bernama Reyhan itu. Ucapannya selalu saja pedas, tak pernah tak menyayat hati.  "Kau tidak seharusnya mengatakan itu, Rey!" ujar Johan setelah ia menyaksikan punggung Anne menghilang dari pandangannya.  "Aku hanya mengatakan fakta," balas Reyhan santai sembari segelas minuman di tangannya yang langsung ia teguk habis.  "Tapi jangan sebegitunya juga. Dia itu wanita, hatinya lemah dan mudah menangis."  "Ck! Beris-"  Drrrttt ....  Drrrttt ....  Johan merogoh saku celananya cepat kemudian mengeluarkan sebuah ponsel dari sana. "Ya? Bagaimana?"  "Aku sudah mencari tahu. Ayahnya adalah seorang konglomerat."  "Baiklah. Kututup teleponnya."  Tettt.  "Siapa?" tanya Reyhan langsung  "Orang-ku. Aku menyuruhnya mencari tahu tentang seorang gadis yang telah lancang mencuri."  "Mencuri? Mencuri apa?" tanya Reyhan lagi.  "Mencuri hatiku. Namanya Hale, Halsey. Gadis dingin yang penuh pesona." Johan menatap ke atas, seolah berusaha menggambarkan wajah gadis itu di benaknya.  Bruushhhh!  "Sialan?! APA YANG KAULAKUKAN?!" teriak Alan penuh amarah. Wajahnya kini sudah basah oleh minuman yang disemburkan Reyhan dari mulutnya tadi.  "Johan katanya sedang jatuh cinta! Hahhahahhaha!"  Alan mengusap wajahnya kasar kemudian langsung berpindah menatap Johan tak percaya. Pulih dari mabuk, rupanya.  "Itu benar, Johan?" Johan hanya membalas santai sembari tubuhnya yang perlahan beranjak berdiri.  "Benar, jadi aku harus segera pergi. Selamat menikmati, Sayang-sayang-ku!"   ❀❀❀
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD