02. Sumpah serapah dan fakta.

769 Words
Demi bubur kacang ijonya Mbok Marni, sudah beberapa kali sumpah serapah yang keluar secara asal dari mulut penuh dusta itu nyatanya terbukti.  Saat dia bilang 'Gue sumpahin lo nyusruk di depan gebetan' Dan... Anay benar-benar jatuh tersungkur dengan kondisi mengenaskan karena ujung hak sepatunya tersangkut kabel. Itu hanya sebagian kecil pengalamannya yang di anggap paling ternista untuk sekedar di share. Sedangkan Yaya, pernah punya gebetan yang tampangnya oke. Orangnya asik di ajak ngobrol, pembawaannya juga cocoklah kalau di ajak ke KUA. Yaa, kurang lebih sudah mendekati kriteria calon Imam masa depan Yaya. Setidaknya itu berlaku sampai pada titik dimana pandangan Yaya terkunci pada isi tas gebetan otewe calon Imam yang saat itu sedikit terbuka, menampakan dengan jelas bentuk benda keramat itu. Seketika roh Yaya mendadak terbang meninggalkan raganya yang saat ini dalam kondisi syok dan nyaris terbujur kaku. Apa yang anda pikirkan tentang Kal-pa-nax? Yes! this is really Kalpanax, I am shocked! Obat anti jamur yang biasa di gunakan untuk mengatasi infeksi seperti panu, kutu air dan kurap. ew! Tidak ada yang salah dengan itu, tapi lain cerita kalau sudah menyangkut calon Imam. Ingatannya berputar keras pada kejadian beberapa hari lalu, dimana sumpah serapah itu Tian ucapkan tanpa beban 'Tampang oke tapi panuan kutuan dan lain-lain sebagainya' walaupun sumpah serapahnya tidak di kabulkan di hari yang sama. Anay dan Yaya tetap percaya, Surga bisa saja ada di bawah telapak kaki Tian. "Assalamu'alaikum Kanjeng Ratu, Juragan kos-kosannya ada?" seru Tian saat memasuki rumah mewah milik Dirgantara Group itu. Namanya Sri Ratu Ajeng, tapi di pelesetin sama Cecunguk Squad jadi Kanjeng Ratu. Kanjeng Ratu sendiri adalah adik kandung dari Dirgantara, Papi Anay. Tiga kata untuk menggambarkan sosok Kanjeng Ratu : Beautiful, smart and elegant.  Kanjeng Ratu itu mirip sama Marsha Timothy. Istrinya Vino G.bastian, tahu kan? Tampilannya jauh lebih muda di usianya yang sudah berkepala empat. Kanjeng Ratu ini single-able. Lebih memilih mengabdikan dirinya untuk merawat Anay di bandingkan mencari pendamping hidup. Entah apa yang membuat Kanjeng Ratu enggan menikah. Semenjak Irina Andayu, Mami-nya Anay meninggal, Dirgantara seperti kehilangan arah. Ayah satu anak itu berubah menjadi sosok yang gila kerja dan melupakan kenyataan bahwa bukan hanya dia yang kehilangan seorang pendamping hidup. Dirgantara lupa bahwa, Anay juga telah kehilangan sosok Ibu yang menjadi sandaran hidupnya selama ini. Nyatanya waktu berlalu begitu cepat, penyesalan tinggalah penyesalan. Hubungan ayah dan anak itu sudah terlanjur jauh berjarak. Kanjeng Ratu terkekeh pelan, "Waalaikumsalam. Kamu tuh bisa aja, cantik-cantik gitu di katain juragan." Ujarnya sambil sibuk melepas roll rambutnya, sebelum melangkah pergi dia kembali menoleh ke arah Tian, "Oh ya, masih inget kan kulkasnya dimana? Kalau mau minum ambil sendiri ya? Bi Surti lagi belanja, Tante tinggal ya!"  Tian terkekeh geli, "Kanjeng Ratu kayak sama siapa aja." Anay yang baru turun dari kamarnya, langsung menatap heran ke arah Tian. "Lo ngapain disini?" tanyanya penuh selidik. Tian memutar bola matanya malas, "Ngepet! Ya, menurut lo?" "Justru itu, lo nggak mungkin cuma numpang minum sepagi ini kalo nggak ada maksud lain." "Ketahuan ya?" Tian nyengir dengan tampang tak berdosanya. "Di luar maksud terselubung gue, ada temen gue yang minta tolong nyari kamar kos yang deket UNJ. Ada yang kosong nggak?" tanyanya lagi. Fyi, setelah lulus SMA, berbekal tabungan yang di tinggalkan Almarhumah Mami-nya. Anay di bantu oleh Kanjeng Ratu memulai bisnis kos-kosan dengan menargetkan anak rantau yang kuliah di jakarta. Saat ini sudah ada lima cabang kos-kosannya yang tersebar di sekitaran kampus di jakarta. Anay tampak berpikir sebentar, "Nanti gue kabarin deh! Tanya Yaya dulu, dia yang mantau disana. Butuh berapa kamar?" Selain bekerja sebagai konsultan bisnis di Dirgantara Group, Yaya juga membantu Anay untuk mengelola bisnis kos-kosan. "Tiga---Eh! Tapi kos-kosan lo yang disana ada berapa kamar sih? Cewek-cowok gabung ya?" tanyanya lagi. "Dua puluh. Ada kelas minus sama plus. Lantai satu khusus cowok, lantai duanya cewek. Ada yang jaga 24 jam disana, kemungkinan untuk berbuat dosa, kecil." jelas Anay panjang lebar. Tian menganga tak percaya, "Bedanya minus sama plus apa?" Anay meneguk s**u coklatnya hingga ke tetes terakhir. "Yang minus, pendingin ruangannya kurang cetar alias kipas angin, kasurnya juga lebih minimalis. Kalo yang plus, kasurnya lebih gede sama pake AC." Tian mengangguk paham. "Oke deh! Entar kabarin gue kalo ada yang kosong." Tian bangkit dari duduknya. Melihat Tian yang berjalan ke arah kulkas, Anay pura-pura bertanya, "Mau ngapain?" Langkahnya terhenti, Tian berbalik melihat Anay dengan senyum pepsodent-nya. "Menjalankan niat terselubung gue yang tadi." Ujarnya santai lalu kembali melanjutkan misi numpang makannya. Septian Pramudya, pengacara sekaligus anak dari pemilik PT. Pramudya Bakti Tbk. Sejak memiliki Kartu Tanda Penduduk, Septiyan telah resmi tercatat sebagai pemilik dari dua puluh persen saham di PT. Pramudya Bakti Tbk. Nyatanya, fakta tersebut tidak lantas menaikan derajat Tian. Ya! Septiyan Pramudya si tajir melintir itu masih sering numpang makan di rumah Anay, bahkan sering numpang tidur di Apartemen Yaya. Dengan alibi 'Orang kaya lagi merakyat'.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD