Dua sahabat yang saling menyayangi. Tapi, persahabatan mereka menjadi renggang, karena salah satu dari mereka ngeyel nikah dengan lelaki yang sangat tidak idaman. Apa ada alasan mengapa Ngeyel Nikah? Hingga mempertaruhkan hangatnya rasa cinta persahabatan. Apakah pernikahan itu bisa bertahan lama?

Aku hanya ingin seperti air putih, tak terlihat mewah, tapi sangat dibutuhkan semua orang. Melihat dia seperti itu, rasanya aku ingin menjadi racun untuk membunuhnya sekarang juga.

Lebaran yang harusnya menjadi hari yang penuh haru, haru kebahagiaan, tapi tidak denganku. Lebaran kali ini, lebaran yang menjadi lebaran terpahit dalam hidupku. Ya, Lebaran kali ini, mentalku dirusak lagi.

Rumah bersebalahan dengan kakak ipar yang bar-bar. Seorang kakak yang harusnya ngemong adiknya, tapi ini justru sebaliknya. Rumah bersebelahan dengan kakak ipar yang maunya ingin terlihat kaya, itu cukup melatih kesabaran. Bagaimana cara menanggapinya? Baca Kisah ini sampai tamat.

Rumah tanggaku sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Kami sedang mengalami ujian yang sangat luar biasa. Terlilit hutang. Kata yang cukup mengerikan. Saat hutang melilit badan, suamiku memintaku, membujuk orang tuaku agar mau menjual rumahnya. Demi melunasi hutang. Emak, Maafkan Aku! Aku memang salah memilih suami. Tapi semua sudah terlanjur, aku juga sedang berbadan dua. Kupejamkan mata ini, air mata bergulir begitu saja. Sungguh sakit sekali. Semoga aku kuat. Tapi kalau tak kuat? Entahlah!

Kisah ini diawali dengan perselingkuhan dengan tetangga. Dipergoki salah satu anak dari mereka namanya Nabilla. Nabilla melaporkan kepada Sang Ayah yang bernama Tamam. Tentu saja Tamam langsung memeriksa apakah laporan anaknya itu benar atau salah. Ternyata laporan Nabilla benar adanya. Tentu saja Tamam murka. Tanpa mikir panjang lagi, Tamam menyeret istrinya yang belum sempurna memakai busana, di saksikan oleh banyak mata tetangga yang penasaran dengan keributan. Dari awal kisah perselingkuhan ini, banyak dendam yang harus diselesaikan, hingga dendam itu, berlarut panjang hingga ke anak masing-masing.

Kesabaranku memang benar-benar diuji, saat bertemu dengan orang yang kurang waras atau bisa dibilang beras ketan, kadang waras kadang edan. Bagaimana cara menghadapinya?

Hari lebaran yang harus penuh dengan rasa syukur dan bahagia, tapi tidak denganku. Gara-gara uang THR membuat rumah tanggaku berantakan. Gara-gara uang THR, cukup membuatku malu di hari lebaran. Apakah akan seperti ini terus setiap lebaran datang?

Abah ... kenangan hidup bersamamu sangatlah indah. Jika kita akan terlahir kembali, aku tetap menginginkan Abah menjadi ayahku.  Terimakasih telah mengajariku semuanya. Mencariku tentang cinta dan kehidupan.  Melanjutkan hidup tanpa didampingi cinta pertamaku

"Halaah ... protes mulu bisanya! Bersyukur bisa nggak sih? Masih banyak orang di luar sana yang kelaparan! Nggak megang duit sepeserpun! Bersyukur! Jangan ngeluh terus!" sungut suamiku. seperti itu lah jika aku meminta tambah sedikit saja uang belanja. Jika sudah seperti itu, hilang nafsu makanku. Menetes lagi air mata ini dan segera aku menyekanya. Sesaknya di dalam sini luar biasa. Ya Allah aku lelah! Berdosakah jika aku memilih mundur? Tak ada bayangan masa depan yang cerah jika aku bertahan dengan lelaki seperti itu. Pada saat ini, aku berada pada titik lelah.

Rumah tanggaku bagaikan mendung. Ya, terlihat menghitam tapi tak kunjung hujan. Setiap hari bertengkar, tapi tak kunjung cerai. Bertahan kah?

Sabar Fitri! Sabar! Dengan air mata bergulir, aku meraih keresek hitam itu. Saat ini, hanya beras sisa rejeki kami. Tapi percayalah, Allah tak akan menguji hamba-Nya, di luar batas mampunya.

Aku bisa menahan semuanya. Tapi, jika sudah bersangkutan dengan ibuku, sungguh aku tak terima. Aku bisa menahan, jika gaji suami harus dibagi juga sama Mama Mertua. Ibuku tak di bagi, aku tak masalah. Tapi, jika niat baik ibuku dikatakan modus, aku sungguh tak terima. Bertahan? Atau lepaskan?

Ahsan terus menangis. Yang kata orang dia terkena sawan. Sawan bawaan lahir. Benarkah? Rasa cemas semakin memenuhi rongga dada. Bukan aku saja, tapi nampaknya, suamiku, Mas Topa juga. Terlihat dari raut wajahnya yang juga terlihat cemas. Ya Allah ... Ada apa dengan anak bungsuku?

Seperti inilah hidupku. Seperti inilah rumah tanggaku. Pahit seperti rasa oseng-oseng kembang kates.

Jika suami yang lemah syahwat, apakah aku yang disalahkan? Lalu aku harus bagaimana?

Ucapannya Manis, semanis gula. Iya, nyatanya orang pada menyukai manisnya gula, padahal lama-lama bisa membuat diabetes jika sering mengkonsumsinya. Mungkin aku sudah terkena diabetes gara-gara ucapan manis Mbak Rasti. Hingga aku lengah saat dia mengintaiku. Hingga membuat rencanaku berhasil dia gagalkan. Hancur berantakkan. Tunggu pembalasan pahit dariku, Mbak Rasti. Sepahit kopi tanpa campuran gula.

Tak adil rasanya jika sama-sama menantu tapi di beda-bedakan. Itu yang Rasti rasakan selama menjadi menantu dikeluarga ini. Ada dua menantu di sini. Rasti dan Lika. Rasti menantu dari keluarga yang 'kere' kata ibu mertuanya, Rasti diperlakukan sesuka hatinya. Memang ibu mertua sangat menampakkan ketidak sukaannya didepan Rasti. Tapi tidak didepan anak lanangnya. Karena anaknya sangat mencintai Rasti apa adanya. Berbeda dengan Lika, Lika anak dari keluarga berada. Dia juga mempunyai gelar dan bekerja sebagai Bidan di puskesmas setempat. Ibu mertua selalu manyanjungnya. Tidak pernah menyuruhnya dan selalu membanggakan manantu kesayangannya di depan teman-temannya. Ibarat secangkir kopi, Rasti ini menjadi gula. Selalu kopinya yang dipuji enak. Tanpa ada yang memikirkan keberadaan gula yang membuat rasa kopi itu menjadi nikmat.

Apakah dengan sikap diam yang aku pilih ini, akan merubah egonya? Atau malah dia keenakan dengan sikap diamku ini? Entahlah! Diam adalah caraku untuk melawan.

Sebelas tahun pengorbananku, nampaknya tak ia pikirkan lagi. Ya Allah … jika tak ada janin yang berkembang di rahimku, itu semua kuasaMu. BUKAN INGINKU.

Aku pikir ada saudara numpang di sini, pekerjaan rumah akan sedikit ringan, karena ada yang bantuin. Nyatanya, dia malah mengandalkan aku. Dengan alasan anaknya rewel.

Reza, seorang suami yang terlalu nurut dengan ibu dan adiknya. Tapi, Vita, istrinya Reza tak tinggal diam. Dia tak mau suaminya hanya diperalat oleh saudaranya sendiri. Lalu, bagaimana cara Vita untuk membuat suaminya sadar? Ikuti kisah ini!