Cerita Oleh Naura Zyezah
author-avatar

Naura Zyezah

bc
Bukan Inginku
Diperbarui pada Nov 6, 2022, 05:27
Aku_bukan_untukmu Ali, nama yang mungkin hampir tersemat dalam hati, jika saja kami bertemu pada waktu dan tempat yang tepat. Hahaha.... Sayangnya, hubungan kami hanya sebatas teman. Sedikit lebih sih, karena seringnya aku merepotkan dirinya. Hampir seolah abang dan adik, ketemu gede kata orang. Lucu memang, namun inilah kenyataannya. Atau memang aku ini gadis yang sudah berpasangan, namun kesepian. Karena saking sibuknya masing-masing dari kami. Sehingga merasa Ali adalah manusia yang paling tepat dan selalu ada. Miris memang kisah cintaku ini. Sedikit... rumit sepertinya. Atau memang sengaja tercipta serumit ini. ****** Al, masihkah kau belum menikah? Baikkah kabarmu disana? Masihkah seragam tukang service printer itu melekat ditubuhmu kini? Apa yang sedang kau lakukan hari ini, Al? Sedang bersama siapa kini kau? Apakah kau akan selalu bahagia, meski sehari tak mengganggu hariku? Ya, kau berjanji begitu di hari terakhir kita bertemu. Setelah semua persiapan pertunangan ku dirasa sudah cukup. Bahkan kau menonjok pelan bahu orang yang sebentar lagi akan menikahiku. Kau ancam dia, akan beri pelajaran jika menyakitiku. Lalu kalian terkekeh, seolah itu lelucon. Meski detik berikutnya kulihat kau bersedih. Bahkan, hujan hari itu. Kau bilang, kalau dia mengerti jika kau bersedih. Masa seorang Mala tidak mengerti. "Aku ini sedang cemburu padamu, Mala. Kau tak lihat itu? Hujan saja tahu dan mengerti jika hatiku menangis. Masa seorang Mala tidak mengerti?" "Jangan mulai, Al." Aku terbahak mendengar ucapannya. ******** Klunting Sebuah pesan masuk dari Mas Ari ketika aku sedang menunggu jemputannya. Ya, dulu itu Al selalu menemani apapun aktifitasku. Sekalipun itu, sedang menunggu Mas Ari. Lalu tiba-tiba hari ini aku merindukannya. [Maaf, Mala. Kamu bisa pulang naik ojek nggak? Tiba-tiba motor ku ngadat karena jalanan sebagian banjir diguyur hujan.] Aku hanya menatap pesan itu dengan perasaan yang tak bisa tergambar. Kecewa. Aku sangat kecewa. Karena bahkan saat mau mengambil foto berdua dan juga mencoba gaun saja, dia tak juga bisa. Sekuat hati aku mencoba kembali menetralkan sakit hati ini. Menghela napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Pikiranku kembal
like