Cinta termenung di atas ranjang, cerita tentang persahabatan Kean dan abangnya masih membuat Cinta bingung
bagaimana tidak, ia sama sekali tidak mengetahui jika ferlan sudah bersahabat sejak lama dengan Kean
Cinta melangkah gontai masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh
pagi ini ia ada jadwal kuliah pagi dan siang nanti akan bertemu Kean lagi dalam artian belajar
selesai dengan mandi dan mengenakan pakaian, ia melanjutkan sedikit merias wajahnya memakai hijab berwarna merah marun senada dengan gamisnya, ia juga memoleskan bedak dan juga liptint agar tidak terlalu pucat
" pagi, umi! Abi! Abang!"
" pagi juga"
Cinta duduk disamping ferlan, membalikkan piringnya lalu memasukkan nasi dan beberapa lauk pelengkap
suasana sarapan pagi hening hanya terdengar suara dentingan sendok
setelah selesai, Cinta meminum air putihnya kemudian beranjak dilanjutkan berpamitan dengan mencium punggung tangan umi dan abinya
" Cinta berangkat dulu, assalamualaikum"
" waalaikumsalam, hati hati Cinta" sahut umi
Cinta melangkah keluar menghampiri abangnya yang berada di teras
" Abang, Cinta berangkat dulu"
" bareng Abang aja, ta...Abang sekalian mau ketemu sama dosen ganteng"
Cinta mengerutkan dahinya bingung
" siapa?"
" pak Keanu"
Cinta berdecak lidah pelan, raut wajahnya seketika berubah
" ganteng dari mananya, nyebelin iya...jutek banget lagi..." Cinta berkomentar
' tapi emang ganteng sih' lanjutnya dalam hati
" Abang bilangin Kean baru tau ntar nilai kamu dikasih jelek"
" kok Abang sama nyebelinnya sih?!"
ferlan terkekeh kecil, mengusap kepala Cinta yang tertutup hijab dengan lembut
" becanda ta, udah yuk berangkat...telat nanti kamu"
***
" assalamualaikum ukhti Cinta!" sapaan ramah disertai salam membuat perhatian Cinta teralihkan, menatap Vina dengan senyum tipis
" waalaikumsalam " Cinta menjawab sambil memindahkan tasnya ke atas meja memberi tempat untuk Vina agar duduk di sampingnya
" sekarang ucap salam ya, biasanya gak..."
" ngucap salam salah...gak ngucap salam lebih salah" Vina memberengut kesal
" bukan gitu maksud aku, tumben banget ngucap salam...biasanya kan langsung duduk trus ngoceh gak jelas"
" ini juga gue lagi membiasakan,ta...doain semoga Istiqomah "
" aamiin, kita belajar menjadi yang lebih baik bareng bareng, oke!"
" oke"
Cinta kembali fokus pada bukunya mengenai dasar desain, sebenarnya ia sudah paham mengenai materi ini...hanya mengulang saja
hobinya terhadap menjahit dan mendesain baju membuatnya bersemangat untuk meraih cita citanya
membuka butik sendiri adalah impian Cinta yang pertama, dengan hasil desain dan jahitan sendiri
membayangkannya saja sudah membuatnya sangat bahagia apalagi sungguhan
suara notifikasi pesan pada ponselnya berdering, Cinta segera mengambil ponselnya dari dalam tas dan membuka layar utamanya kemudian menggeser aplikasi pesan
bang ferlan;
ta, ke ruangan dosen gantengmu, Abang mau ketemu sebentar
anda;
iya bang
Cinta mendengus pelan ketika membaca kalimat ' dosen gantengmu '
ia lantas membereskan bukunya lalu memasukkannya ke dalam tas
" Vin, aku mau ke ruang pak Kean dulu"
sontak mata Vina membulat sempurna
" ih ngapain?" tanya Vina dengan dahi berkerut
" bang ferlan ada disitu sekarang, lagi ketemuan sama pak Kean...trus sekarang mau ketemu aku"
" loh kok? bukannya Abang lo di Korea? kok bisa ketemu pak Kean?"
" baru kemaren sampe, ntar aja aku ceritain... assalamualaikum"
" oke deh, waalaikumsalam"
Cinta menyampirkan tasnya di bahu dan menenteng totebag, melangkahkan kaki menuju ruang Keanu
dalam hati ia berdoa semoga saja pak Kean tidak mengadukan masalah ia sengaja tidur dikelas saat mata kuliahnya pada sang Abang
Cinta mengetuk pintu ruangan Kean, tak lama pintu terbuka menampakkan sosok Kean yang masih menggunakan peci, mungkin baru selesai shalat
Cinta terpaksa beberapa saat menatap Kean
' sungguh calon imam yang di impikannya... astaughfirullahalazim...zina mata' batin Cinta berkata kemudian mengerjapkan mata
Cinta segera menundukkan kepalanya, melirik ke dalam ruangan Kean lewat pintu yang sedikit terbuka
" bisa tolong panggilin bang ferlan?"
Kean mengangguk singkat, lalu masuk lebih dalam ke ruangan untuk memanggil ferlan yang sedang duduk santai disofa panjang
" fer, adek lo!"
" udah di depan?" ferlan beranjak dari duduknya setelah Kean berdehem sebagai jawaban iya dari pertanyaannya
ferlan tersenyum hangat, mengusap lembut kepala Cinta
" abis ini jam siapa, dek?"
" matkul pak Kean"
" yah...Abang kira udah mau pulang, padahal mau ajak kamu beli pizza
mendengar kata pizza, mata Cinta seketika berbinar , ia menatap ferlan dengan raut sumringah
" beli pizza?!"
ferlan menganggukkan kepala
" yuk bang, Cinta ikut Abang aja beli pizza" ucap cinta antusias
ferlan terkekeh kecil
" Abang aja deh yang beli...nanti dosen gantengmu ngamuk"
" biarin aja bang, lagian Cinta kalo pelajaran pak Kean suka ngantuk...malah dari pertama mulai Cinta udah nguap nguap" tuturnya dengan tampang polos, membuat Kean yang sedari tadi memperhatikan mereka menahan kesal karena pernyataan Cinta
" kamu mau saya kasih nilai D?!" tanya Kean yang tiba tiba menyahut dengan nada datar dan tatapan dingin
seketika Cinta menoleh karena terkejut, sejak kapan laki laki itu berdiri di belakang abangnya?
matanya mengerjap beberapa kali, baru menyadari jika ada Kean yang memperhatikan dirinya dan ferlan
gawat!
" eh...eh, jangan dong pak...saya gak jadi ikut deh" tukasnya cepat
ferlan tergelak melihat Cinta yang begitu panik
" kejam banget lo,Kean!"
" gak peduli mau dia adek lo, kek...pokoknya gue kasih D kalo cabut mapel gue" sahutnya tegas
" menyebalkan!" cibir Cinta pelan
" apa kamu bilang?!"
Cinta menggelengkan kepalanya cepat menyadari Kean masih berdiri di belakang ferlan yang tentu saja mendengar cibirannya
" gak ada, pak...saya permisi dulu mau ke kelas... assalamualaikum"
Cinta segera melangkah cepat setengah berlari meninggalkan ferlan dan Kean yang masih berdiri di ambang pintu ruangan Kean
" waalaikumsalam, belajar yang rajin, taaa...!" teriak ferlan sambil melambaikan tangan
Cinta berbalik setengah badan lalu mengacungkan jempol
Kean menatap tajam pada ferlan yang sedang menunjukkan cengiran padanya
" tatapan matamu ngeri sekali..." ucap ferlan mendendangkan lagu lirikan matamu, sambil bergidik ngeri
" bukan begitu lagu nya!"
" trus gimana dong, Kean?" ferlan menggoda Kean
" au ah!"
" jangan coba coba ngajarin adek lo bolos" ucap Kean sambil berbalik kembali masuk ke dalam ruangannya
" siapa juga yang mau ngajarin Cinta bolos"
***
Cinta menghembuskan napas lega setelah mendapatkan bangku paling pojok, berusaha menghindar dari jangkauan Keanu
rasa sukanya pada Kean kini berubah dengan rasa sebal yang bertambah setiap harinya
sosok yang ia bayangkan ramah dan murah senyum malah sebaliknya, sedikit menyesal karena telah menyukai Kean
sekian lama mengagumi pria itu Cinta memang tidak pernah berinteraksi secara langsung sehingga tidak tau bagaimana karakter Kean yang sebenarnya
walaupun begitu, tetap saja Cinta suka...hahaha...!
suara derap langkah kaki kemudian suara decitan pintu yang terbuka membuat kelas hening seketika
aura dingin mengalahkan suhu AC dalam ruangan kelas
" assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh "
" waalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh " jawab para mahasiswa dan mahasiswi serempak kemudian mereka langsung mengeluarkan bukunya masing masing
Kean mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas, memindainya dengan teliti hingga pandangan matanya berhenti pada Cinta yang sedang menunduk terlihat seperti menghindari tatapannya
" Cinta Afifah Maulida, silahkan pindah duduk dibarisan depan!" titah sang dosen tampan, ia tidak akan membiarkan gadis ini tidur lagi pada saat mata kuliahnya berlangsung
Cinta menghembuskan napas panjang dengan malas beranjak dari bangkunya
ia melangkah kesal sambil mendekap buku dan menenteng tas juga totebag nya menuju barisan depan
' menyebalkan!' batinnya
***
perjodohan
" umi, Cinta ga mau dijodohin, lagian umi ini tuh taun 2023 gitu...masih aja ada perjodohan, udah gak jaman mi" entah sudah berapa kali Cinta merengek pada sang umi agar tidak di jodohkan
yang benar saja, ia masih duduk di bangku kuliah dan masih ingin menggapai cita citanya
azkia menghembuskan napas
" Cinta, dengerin umi sama Abi mau yang terbaik untuk kamu, yang bisa membimbing dan mengarahkan kamu menuju Jannah nya Allah"
" kamu anak perempuan umi dan Abi satu satunya, ta...umi sama Abi gak mau kamu termakan rayuan gombal dari laki laki yang cuma punya niat main main sama perasaan, umi sama Abi juga udah nemuin calon yang luar biasa buat kamu... insyaallah bisa membimbing dan mengajari kamu" sambung azkia memberi pengertian kepada anak gadis satu satunya
Cinta menundukkan kepalanya, mencerna apa yang dikatakan uminya adalah benar
tapi ia belum siap untuk membina sebuah rumah tangga
" tapi, umi... Cinta belum siap"
" umi tau" azkia menangkup kedua pipi Cinta menatapnya lekat dengan senyum hangat
" ini demi kebaikan kamu juga sayang"
" emang gak apa apa ya, Cinta ngelangkahin Abang?" tanyanya polos
azkia terkekeh pelan, lalu mengusap kepala Cinta lembut
" gak apa apa, Abang kamu justru pengennya Cinta yang duluan nikah...lagi pula juga Abang kamu kan sedang mempersiapkan pernikahan nanti"
" hah?! Abang juga mau nikah? sama siapa? kok Cinta gak tau" Cinta memberengutkan wajahnya
" umi lupa bilang" sahut azkia santai sambil terkekeh
" sekarang kamu ke kamar, trus mandi...umi udah beliin baju baru sama hijabnya juga"
" mau kemana?"
" ya ketemu sama calon suami kamu "
Cinta sontak membelalakkan matanya terkejut
" kok dadakan banget, gak bilang bilang dari kemaren?!"
" emang dadakan, sengaja biar cepet...umi udah gak kuat nampung kamu dirumah" azkia menyahut sambil menahan tawa
" astaghfirullah, umi kebangetan! tega ih!"
" becanda, ta...udah sana mandi" seru azkia sembali membalikkan tubuh Cinta dan mendorongnya pelan
" eh, Cinta mau tanya satu lagi, umi!"
umi azkia berdecak kesal,
" apa lagi, taaa...udah sana mandi dulu nanti aja nanya nya..."
Cinta menggaruk pelipisnya yang sedikit gatal
" satu aja umi...calon Cinta gak tua, kan?"
" aki aki juragan tanah" sahut umi asal
" astaughfirullah"
" tadi katanya gak mau...tapi banyak tanya..." umi azkia menyahut
" ih, umiii"
Cinta berbalik melangkah menaiki tangga dengan gontai menuju kamar
tentang perjodohan ini Cinta baru mengetahuinya pagi tadi ketika sarapan bersama, ferlan dengan tampang tidak bersalahnya membeberkan masalah ini
Cinta menghembuskan napas pelan,
" bismillah, ta..." batin Cinta berseru
***
Cinta menggenggam tangan ferlan erat, ia benar benar gugup saat ini
mereka mengikuti langkah umi dan abinya menuju salah satu meja di sebuah restoran
" tangan kamu dingin banget, ta...kenapa sih?" tanya ferlan yang merasakan telapak tangan Cinta berkeringat dingin dalam genggamannya
" ish, Cinta gugup tau!"
Cinta duduk bersebelahan dengan ferlan sementara azkia dan Adam tepat di seberangnya
Cinta tak berani mengangkat wajahnya karena kedua calon mertuanya sudah berada di sini sejak tadi
apa? calon mertua? terdengar cukup menggelikan
" anak kamu cantik, dam" pernyataan itu terlontar dari seorang pria paruh baya yang ia yakini adalah ayah dari si calon suaminya
" Alhamdulillah mirip uminya" sahut Adam terkekeh pelan
" ta, salam dulu" titah Adam dan Cinta mengangguk
" assalamualaikum, om...Tante, aku Cinta" ucap Cinta kemudian mencium punggung tangan kedua calon mertuanya
" panggil bunda Tiara sama ayah Indra aja ya, nak" Tiara menyebutkan sekaligus memberitau panggilannya
Cinta tersenyum canggung
" iya"
" Kean telat dateng, om?"
cinta sontak menoleh ke arah abangnya, menatap dengan raut bertanya tanya
Kean?
dosennya itu?
gak mungkin!
tatapan Cinta beralih pada kedua orang tuanya
azkia tampak berdecak pelan, manatap tajam penuh peringatan pada ferlan
" maaf, mi...keceplosan!" spontan ferlan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya
" Kean masih ada urusan di kampus katanya, mungkin sebentar lagi datang" Indra menyahut santai
" kamu baru pulang dari Korea kan, lan?" tanya Indra
" benar om, Alhamdulillah pekerjaan disana udah selesai" ferlan menyahut
" assalamualaikum " sapa salam itu membuat perhatian mereka teralih
Cinta membulatkan matanya tak percaya menatap seorang laki laki yang tentu saja sangat ia kenali
jadi, bener pak Keanu? ya Allah...
" waalaikumsalam" jawab mereka bersamaan
" udah selesai urusan kampusnya, Kean?" tanya Indra dan Kean mengangguk menanggapi
Kean duduk di kursi yang berada di sebelah ferlan, berhadapan dengan Cinta yang asik menunduk, namun matanya melirik sekilas dengan sorot mata sinis ke arah ferlan yang sedang menahan tawa
" Alhamdulillah, akhirnya doa gue di ijabah sama Allah, jadiin lo adek ipar gue" ferlan berucap sambil menengadahkan kedua tangannya kemudian mengusapkannya ke wajah sambil tetap menahan tawa
Kean mendengus pelan, enggan menanggapi ferlan
" baiklah, langsung saja...maksud dan tujuan kita berkumpul disini selain untuk bersilaturahmi juga untuk membahas tentang perjodohan putra dan putri kita yaitu Keanu dan Cinta, kalian sudah tau kan?" Indra menatap Kean dan Cinta secara bergantian dan mereka mengangguk
" kami para orang tua bermaksud mempererat hubungan kekeluargaan dengan menjodohkan kalian, hari ini kalian hanya perkenalan saja, untuk hubungan selanjutnya keputusan ada di tangan kalian, kami orang tua...tidak akan memaksa" sambung Indra
" kalian udah kenal?" azkia bertanya, Cinta dan Kean mengangguk
" udah saling kenal? dosen kamu, ta?" Tiara ikut bertanya, Cinta mengangguk pelan
" ya, bagus donk...jadi ada yang ngawasin kamu di kampus" azkia berseru
" Kean galak, umi... Cinta mana mau" celetuk ferlan yang langsung menutup mulutnya menahan tawa karena mendapati Kean tengah menatapnya tajam
" emang iya, ta?" tanya ayah Indra
" i-iya...eh, ng-gak" sahut Cinta terbata
mereka semua tergelak tawa mendengar jawaban Cinta membuat Kean semakin memasang tampang datar dan dingin
Kean menghembuskan napas pelan, merasa harga dirinya seketika turun dimata mahasiswi nya
' kurang ajar lo, lan!' maki Kean yang hanya terucap dalam hati
ferlan nyengir lebar dengan dua jari terangkat membentuk huruf v mengajak Kean berdamai
mereka melanjutkan pembicaraan yang hanya didominasi para orang tua, ferlan yang ceplas ceplos sesekali ikut menimpali
sementara kedua calon pasangan hanya diam menyimak pembicaraan
dering ponsel Kean berbunyi, segera ia beranjak dari duduknya setelah mendapatkan izin untuk menerima panggilan telepon tersebut
tak berapa lama Kean kembali,
" kenapa Kean?" tanya sang bunda
" Kean lupa ada meeting sama klien di kantor, Kean langsung ya, Bun... udah ditunggu" Kean menyahut dengan terburu buru mencium punggung tangan kedua orang tuanya dan kedua calon mertuanya
" kebiasaan banget sih, Kean...masa meeting sampe lupa" Indra berucap setengah mengomel
" nanti kita bicarakan lagi, kalo Cinta ragu...kamu bisa sholat istikharah, kami tunggu jawabannya...dan kami berharap Cinta menerima lamaran kami" Indra berucap dengan senyum hangatnya
kemudian Cinta mendapat pelukan juga kecupan di pipi kanan dan kiri dari calon bunda mertuanya setelah mereka berpamitan.