Johan mengedihkan bahunya dan lanjut menikmati secangkir kopi yang tertunda tadi.
***
Hana keluar dari cafe menunggu gojek yang sudah ia pesan melalui gendjetnya.
"Dengan ibu Hana"
"Ibu ibu masih mudah gini di bilang ibu-ibu, dikira gue ibu Luh kali yah?"sewot Hana mengambil helm yang diberi oleh tukang gojek dengan paksa lalu memakianya dan duduk di belakang motor. "Jalan pak" titak Hana.
Hana medumel di perjalanan "apes banget hari ini"
Setelah sampai di depan rumah minimalis yang di berikan oleh ayahnya sewaktu ia berulang tahun yang ke tujuh belas tahun, ia sudah di bebaskan oleh orang tuanya sebenarnya itu di tentang keras oleh ayahnya tapi ia memohon dan berjanji akan menjaga dirinya sebaik mungkin dan berat hati ayahnya memperoleh kan ia mandiri. Di umur sekarng ini sembilan belas tahun.
"Nih pak" Hana menodorkan uang lima puluh ribu membayar tukang gojek .
Hana langsung masuk kerumah menuju kamar nya.
"Ha..."Hana langsung merebahkan tubuh nya di kasur empuk miliknya. Ia malas untuk sekedar membersihkan tubuhnya, ia mencari posisi nyaman dan tak lama ia sudah tidur.
***
" Aahh!"
Johan menghentakan miliknya lebih dalam lagi, Johan mendengar jeritan lebih keras ini. Jeritan kepuasan.
"Faster... Please..."
Dengan senang hati Johan mengabulkan permintaan wanita ini.
Johan langsung mencium dengan ganas dan menghujaninya dengan kasar.
Menghujamnya dengan kasar adalah gaya berc*nta yang di sukai oleh Johan. Walau ia tahu wanita yang ada di bawahnya ini meringgis tapi lama kelamaan juga ia menikmatinya bukan.
Tersenyum miring, lalu berahli menjilat lehernya dan menggigit belakang telinga nya__ sampai akhirnya wanita ini menjerit kencang karena orgasmenya datang.
Sedangkan Johan masih mencari kepuasaan. Ia menunduk menghisap put*ng wanita ini sambil menghentakan diriku lebih dalam dan keras lagi.
Ketika ngelombang itu hampir datang, Johan mengeluarkan kejantananku dan mengurutnya sebentar, samapai ca*ran put*h itu keluar dan melumuri payu*ara serta sedikit mengenai di wajah wanita ini. Ia lupa mengenakan pengaman ia juga sebenarnya lebih suka tanpa pengaman, meskipun wanita ini sudah meminum pil pencegah kehamilan, lebih baik ia berjaga-jaga dari pada besok atau lusa ada yang mengaku-ngaku sudah mengandung anaknya.
Johan lalu bergegas membersihkan tubuhnya dan keluar ia melihat wanita itu masih mengatur nafasnya "mandilah Clara"
Ia tersenyum mengoda "mau bergabung denganku?" Tanya nya sambil meliukkan tubuhnya kepadaku.
Johan mengeleng "aku sudah mandi"
Clara menghentakan kakinya lalu pergi kekamar mandi.
Lalu Johan mengambil leptop di tas kerjanya dan mengecek takut ada email masuk dari sekertaris nya.
Ceklek
Clara keluar dari kamar mandi dia sudah mengenakan baju seksinya dan menghampiri Johan yang sibuk dengan leptopnya lalu ia menyenderkan kepalanya di bahu Johan sekali-kai ia melirik apa yang di kerjakan oleh Johan.
"Jo..." Ucap Clara dengan manja tak lupa ia mengusap-usap d**a bidang Johan, Johan memang jika inggin tidur tidak pernah memakai pakaian apapun itu hanya saja ia memakai boker itupun untuk menutupi kejantanannya saja.
Johan berdeham"hm"
"Kamu..Taukan hubung__
Sebelum Clara menyelesaikan katanya Johan langsung menyela "Clara hubungan kita hanya partner se*s saja tak ada melibatkan cinta-cinta jika kamu mau tahu itu"ucap Johan dengan tegas tak lupa dengan muka dinginnya.
"Lebih baik kamu keluar dari apartemen saya"usir Johan kepada clara.
"Tapi Jo.."lirik Clara. ia mencintai Johan Bahakan ia rela memberikan keperawanannya kepada Johan. Katakan saja ia bod*h, ya memang Clara itu bodoh, namanya juga cinta, cinta itu kan memebuat kita bodoh.
"Saya sudah pernah peringatkan kamu, untuk tidak melibatkan perasaan ke dalam hubungan partner se*s ini" bentak Johan. Dari pertama ia kenal dengan Clara sampai punya hubungan sesama menguntungkan ini dia tidak pernah melibatkan perasaanya kepada siapapun itu. Dengan Clara ataupun wanita lainnya.
"Kamu Taukan pintu keluar ada dimana"lanjut Johan dan meneruskan pekerjaannya yang tertunda oleh wanita nya. Well wanitanya Johan tertawa dalam hati dia hanya partner sek*s saja, partner saling menguntungkan wanita itu mendapatkan uang setiap bulannya dan saya Hanaya mendapatkan kepuasaan darinya.
Clara langsung pergi ia berjanji pada dirinya sendiri, ia akan mendapatkan Johan bagiamana pun caranya. Meski ia akan menggunakan cara kotor.
Setelah kepergian Clara yang menyitakan tenaga nya, ia melirik jam sudah jam sebelas malam. Lama juga ia dan Clara bergulat mencari kepuasaan.
Lebih baik ia tidur toh kerjaan ini sudah selesai ia hanya melihat-lihat dan besok adalah jadwal ia menandatangani berkasnya.
Johan berjalan menghampiri tempat tidur dan tak lama ia sudah di alam mimpi.
***
derttt derttt
Johan yang sedang tidur pulas pun terganggu dengan nada dering ponselnya.
Johan membuka kelopak mata ia lalu mengerjap mata dan ia duduk, dia lalu mengambil ponselnya yang ada di bawah bantal lalu melihatnya ada pesan masuk dari Clara.
Clara
selamat pagi Johanku ?
ia hanya melihat saja, dia tidak membalasnya, Clara tidak penting bagi saya ujarku dalam hati. ia menaruh lagi ponselnya di kasur, ia lalu minum air putih yang berada di atas meja laci. ia meminumnya hinga tandas.
lalu ia pergi kekamar mandi hanya mencuci muka dan menyikat gigi.
setelah itu ia pergi menuju dapur membuat sarapan omlet mungkin.
ia hanya bisa membuat yang mudah-mudah saya yang instan.
ia duduk di kursi dapur dan menikmati sarapannya. selesai sarapan ia menuju ruang tv menonton televisi berita yang sedang viral-viralnya.
membosankan lebih baik saya pergi berkerja saja.
lalu ia menuju kamarnya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
setelah selesai semua ia lalu menuju garasi tempat mobil-mobil sport nya.
dan menuju perusahaannya.