Hana dan teman-teman nya berlanjut masih di cafe favorit ia dan teman-temannya, Hana yang sedang makan dengan lahap sekali-kali mata Hana mencari mangsa.
tuh cowok yang tadi nabrak gue batin Hana.
Hana langsung merapihkan tata rambutnya "Vin.. liat gue"ucap Hana terburu-buru mengoyangkan tangan Vina yang sedang menikmati makanan.
"apaan sih"sewot Vina yang di recoki oleh Hana.
Hana cengengesan dan menunjukan tangannya kepada cowok yang tadi menabraknya "liat...liat tuh cowok yang nabrak gue, mantepkan kalo di jadikan sugar daddy gue?"ucap Hana
Vina menengok dan melihat cowok yang di tunjuk Hana"emang dia mau sama loh" ujar Vina lugu.
"njir ha.. lu mah koh gitu, seharusnya Luh dukung gue"ucap Hana melas
"lah emang bener kan?"
"tau ah"kata Hana lemas.
Hana berdiri merapikan pakaian nya.
"eh.. mau kemana?"tanya Iqbal memang masih ada di samping Hana.
"bentar.. gue mau nyamperin calon Sugar Daddy gue dulu"jawab Hana lalu pergi menghampiri cowok yang menabrak dirinya.
"permisi..."ucap Hana dan duduk disamping cowok matang itu.
"om bukannya yang menabrak saya seharusnya minta maaf sama saya, om kan nabarak saya" ujar Hana
"maaf! jangan bertele-tele saya tahu tujuan anda"
"maksud om?" tanya Hana tidak tahu apa yang pria ini pikirkan sungguh dia hanya inggin membicarakan baik-baik kepada pria ini.
"saya hanya minta om minta maaf sama saya karena om udah nab___
"mau minta berapa?"
Hana mengerutkan dahinya "maksud om?"
"Anda minta uang bukan?"
Hana tak habis pikir dengan pria ini sudah hilang sudah bahwa Hana menganggumi pria ini. pria yang baru saja bertabrakan dengan ia.
yah pria berjas itu adalah Johan Alexander ia di cafe ini inggin menikmati kopi yang di buat oleh barista, ia sangat menyukai jenis kopi apapun itu, yang terpenting adalah bahan utama nya adalah kopi ia akan meminumnya.
Dan ia juga sedang menikmati bebas dari berkas-berkas pekerjaannya.
Johan diam apa yang wanita ingginkan, wanita ini tak tahu malu menawarkan dirinya kepada nya. eh wanita ini di lihat-lihat bahkan masih 19 tahun bukan.
what he'll wanita ini sebegitu prustasi bukan menawarkan diri dengan p****************g seperti saya eh tapi saya tidak mempunyai hidung belang Bahakan saya mempunyai hidung mancung seperti perosotan kanak-kanak. tapi penawaran itu sangat mengiurkan bukan ini sangat menguntungkan bagi saya. toh saya hanya memberikan apa yang wanita ini ingginkan bukan.
wanita ini bisa saya manfaatkan contohnya berpura-pura menjadi kekasih saya bukan dan memperkenalkan kepada mama saya supaya mama saya tidak bertanya-tanya lagi tentang wanita.
dan setelah itu saya kasih dia uang.toh jaman sekarang kan uang adalah segalanya bukan, eh bukan bukan seperti itu tapi segalanya butuh uang.
"oh atau anda menawarkan diri anda kepada saya"remeh johan, wanita jaman sekarang memang tidak punya urat malu sekali.
"eh.. bukan bukan seperti itu om, tapi saya hanya bertanya saja" ucap Hana mehanan malu, pria ini gila kali yah siapa juga yang menawarkan dirinya kepada p****************g tapi ada baiknya juga buat kelangsungan hidupnya.
johan mencondongkan badannya agar lebih dekat dengan wanita ini "lalu... Anda menanyakan pertanyaan itu bukanya anda menawarkan diri anda kepada saya" Johan geleng-geleng kepala pelan dengan senyum smriknya.
Hana tak habis pikir dengan jalan pikrian pria ini bertanya dan menawarkan diri bukanya hal yang berbeda.
Hana lalu bergegas pergi dari hadapan pria ini sungguh harga dirinya di rendahakan.
"gila dia pikir dia siapa? mentang-mentang ia mempunyai banyak uang ia bisa meremehkan seseorang" ucap Hana pelan sambil berjalan ke tempat temannya kumpul, Hana lalu menghapus air matanya yang inggin jatuh
Hana lalu bergegas duduk di samping Vina" Giman Han dah dapet nomor pria itu?" ucap Vina sambil memainkan handphone nya sesekali ia melirik Hana yang termenung.
Hana mengela nafas "boro-boro minta nomor telponnya, suruh dia minta maaf aja dikira gue nawarin harga diri"
Vina kaget tak lama Vina mentertawakan nasib Hana" nasib nasib Han"
"Taulah gue badmood, gue mau pualng bay"
"lah si Hana ngapa?" tanya Iqbal bingung ia habis membayar semua makanan temen-temanya.
Vina hanya membalas mengedipkan bahunya.